NovelToon NovelToon
Love And Revenge

Love And Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mutzaquarius

Evelyn, melihat kekasihnya, Jack, tengah bercumbu dengan wanita lain, saat ia ingin menunjukkan gaun pengantin yang ia pakai. Namun, Evelyn mengabaikannya, karena ia begitu mencintai kekasihnya. Tapi, bukan berarti tidak muncul keraguan di hatinya.

Sampai, hari itu tiba, saat mereka berdiri di altar pernikahan dan siap mengucapkan janji suci, tiba-tiba tempat mereka di serang oleh orang yang dulu pernah menjadi target mereka. Dia adalah Jacob.

Dia datang untuk balas dendam atas apa yang sudah Jack lakukan padanya. Namun, Jacob justru mencari sosok berinisial L.V, sosok yang sudah mengalahkan nya beberapa tahun yang lalu.

Dan, di sinilah Evelyn menyadari, jika Jack tidak pernah mencintainya dan muncul dendam di hatinya.


Bijaklah dalam berkomentar.
Happy Reading 💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Jacob duduk di ruang rapat, tapi pikirannya terus tertuju pada Evelyn.

Ia berkali-kali melirik jam di pergelangan tangannya, merasa jarum jam bergerak sangat lambat. Setiap detik yang berlalu hanya membuat dadanya semakin gelisah.

Sudah dua jam berlalu, tapi rapat belum juga berakhir. Ia mencoba fokus pada presentasi di depan, namun bayangan Evelyn terus muncul di benaknya, yang entah kenapa berhasil membuatnya khawatir.

Dean yang duduk di sampingnya, hanya diam melirik Jacob. Ia tahu, Jacob sama sekali tidak mendengarkan. Dan, ia juga tahu jika Evelyn yang sudah membuat Jacob menjadi seperti ini.

Tidak lama kemudian, rapat pun selesai. Tanpa menunggu lagi, Jacob langsung berdiri dari kursinya. "Terima kasih untuk hari ini, tuan. Tapi, maaf, saya masih ada urusan," ucapnya datar, lalu segera melangkah keluar, diikuti Dean.

Jacob berjalan dengan tergesa-gesa. Bahkan, ia mengabaikan sapaan para staf yang berpapasan dengannya.

Begitu keluar dari lobby, Jacob langsung berlari ke arah jalan, memperhatikan kendaraan yang lalu-lalang, lalu dengan hati-hati mulai menyeberang.

Dean menghela napas panjang, melihat tuannya yang sudah sampai di gedung seberang. "Sebenarnya, apa yang anda khawatirkan, tuan?" gumamnya.

Sementara itu, Jacob sudah sampai di depan ruang CEO. Ia berhenti sejenak, menarik napas panjang untuk menenangkan diri, lalu tangannya terangkat, memutar kenop dan mendorong pintu perlahan.

Tatapannya langsung tertuju pada Evelyn yang tertidur di sofa. Ia tersenyum samar dan menghela napas lega.

"Syukurlah, dia baik-baik saja," gumamnya pelan. Ia melangkah masuk perlahan, menjaga agar langkah kakinya tidak menimbulkan suara.

Matanya menatap Evelyn begitu lama. Lalu, pandangannya beralih pada Laptop yang ada di atas meja. Ia mendekat, menyentuh laptop tersebut dan tertegun beberapa saat.

Tidak lama, Dean muncul, membawa beberapa berkas di tangan. Langkahnya sempat terhenti begitu melihat Evelyn yang tertidur di sofa. Ia kemudian mendekat perlahan ke arah Jacob.

"Tuan, Nona Joana mengundang Anda untuk makan malam, sekaligus membahas kontrak kerjasama ," seru Dean.

Jacob tidak langsung menjawab, pandangannya masih tertuju pada Evelyn.

"Tuan!"

Jacob menarik nafas dalam dan mengangguk pelan. "Baiklah!"

...****************...

Jacob mengantar Evelyn pulang. Tidak ada percakapan sedikit pun di antara mereka di sepanjang perjalanan. Jacob terlihat sibuk dengan ponselnya, sedangkan Evelyn menatap keluar jendela.

Dean yang duduk di kursi depan sempat melirik ke kaca spion. Ia merasa aneh dengan situasi saat ini. Keduanya terlihat seperti pasangan yang sedang bertengkar. Namun, Dean tidak berani berkomentar dan memilih untuk diam.

Beberapa menit kemudian, mobil berhenti di depan rumah. Sebelum Evelyn sempat membuka pintu, Jacob menahan lengannya.

"Tunggu,” ucap Jacob pelan, membuat Evelyn menoleh.

Evelyn menatap tangan Jacob yang menggenggam pergelangan tangannya, lalu menatap mata pria itu. "Ada apa?" tanyanya sedikit keheranan.

Jacob membuka mulut, seolah ingin mengatakan sesuatu. Namun, kata-kata itu urung keluar. Ia menarik napas dalam, lalu menutup rapat perasaannya.

"Setelah ini, aku harus kembali ke kantor. Mungkin, aku akan pulang terlambat malam ini. Ada rapat dengan klien yang tidak bisa aku tinggalkan."

Evelyn sempat terdiam sesaat, lalu tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Aku mengerti," jawabnya pelan.

Jacob mengangguk singkat, lalu melepaskan genggamannya. Evelyn membuka pintu, turun dengan hati-hati, dan menatap sejenak ke arah mobil.

Ia melambaikan tangannya saat mobil kembali melaju perlahan meninggalkan halaman. Ia berdiri diam, menatap mobil itu hingga benar-benar menghilang dari pandangannya, baru setelahnya, ia berbalik, masuk ke rumah.

...****************...

Malam harinya, Jacob memenuhi undangan makan malam dari Joana untuk membahas kerja sama mereka.

Mobil hitamnya berhenti di depan sebuah bar mewah yang terkenal di pusat ibu kota. Lampu-lampu neon berkilauan di antara keramaian malam, menimbulkan pantulan cahaya di wajah Jacob yang tampak dingin dan tegas.

Jacob menatap papan nama bar itu sekilas, lalu mengalihkan pandangannya pada Dean. "Kau yakin dia ingin bertemu di sini?" tanyanya datar.

Dean mengangguk cepat. "Benar, Tuan. Nona Joana sendiri yang mengirim alamat ini."

Jacob hanya mengangguk pelan, dan begitu Dean membuka pintu, ia turun dari mobil dan menatap bangunan itu beberapa detik, seolah menimbang sesuatu. Namun akhirnya, dengan langkah mantap dan sorot mata tajam, ia masuk ke dalam.

Di ruang VIP yang terpisah dari keramaian, Joana sudah menunggunya. Wanita itu tersenyum manis saat melihat kedatangan Jacob.

"Selamat malam, Tuan Jacob. Maaf membuat Anda datang malam-malam begini."

Jacob membalas dengan senyum tipis dan sedikit membungkuk. "Justru aku yang harus minta maaf, Nona Joana karena aku datang terlambat."

"Tidak masalah, aku juga baru sampai," jawab Joana lembut sambil memberi isyarat agar Jacob duduk.

Begitu Jacob mengambil tempat di seberangnya, pelayan datang membawa sebotol wine merah. Cairan itu dituangkan perlahan, menciptakan aroma manis yang langsung memenuhi ruangan.

Joana mengangkat gelasnya. "Ini wine terbaik di tempat ini. Aku harap Anda menyukainya, Tuan."

Jacob juga mengangkat gelasnya. "Terima kasih, Nona. Mari bersulang."

Suara dentingan halus terdengar ketika gelas mereka beradu. Joana menyesap minumannya perlahan, sembari menatap Jacob dengan senyum samar yang sulit diartikan.

Jacob sempat terdiam saat bibirnya menyentuh pinggiran gelas. Lalu, ia menatap wanita itu sekilas sebelum akhirnya meneguk wine nya dalam sekali minum, mencoba menjaga sikap profesional meski ada sesuatu yang terasa ganjil.

Joana menatapnya puas, kemudian mengeluarkan sebuah map dan menyerahkannya pada Jacob. "Ini revisi dari perjanjian kerja sama yang kemarin. Tolong di periksa karena ada beberapa poin yang sudah aku ubah."

Jacob mengambil map itu, membuka lembar demi lembar dengan mata tajam. Namun belum sempat ia menyelesaikan bacaan, kepalanya tiba-tiba terasa berat. Pandangannya berkunang, dan napasnya terasa sesak.

Ia memijat pelipisnya, berusaha menenangkan diri. "Sial!" gumamnya.

Melihat itu, Joana berpura-pura panik. Ia segera berdiri dan mendekati Jacob. "Tuan, Anda tidak apa-apa? Wajah Anda pucat sekali."

"Aku baik-baik saja," sahut Jacob dengan suara serak, mencoba menahan kesadarannya yang mulai memudar.

"Sepertinya tidak, Tuan." Joana menatapnya dengan pandangan menggoda. "Mungkin Anda hanya butuh sedikit ... bantuan." Tangannya dengan lancang menyentuh dada Jacob, mengusap pelan di balik jas yang masih rapi menutupi tubuh pria itu.

Sekejap kemudian, Jacob mencengkeram pergelangan tangan wanita itu kuat-kuat. Tatapannya berubah tajam, dingin seperti pisau.

"Aku harap, kau tahu batasanmu, Nona Joana," ucapnya rendah namun penuh ancaman.

"A-akh! Tuan, lepaskan!" seru Joana kesakitan, mencoba melepaskan diri.

Jacob mendorongnya kasar hingga wanita itu tersungkur ke lantai. Tanpa menoleh lagi, ia bangkit dengan langkah sempoyongan, menahan rasa pusing yang semakin menjadi-jadi.

Begitu keluar dari ruangan, Dean yang menunggu di luar langsung menghampiri dengan wajah terkejut.

"Tuan! Apa yang terjadi? Anda tidak apa-apa?"

Jacob menggeleng lemah. "Kita pulang sekarang."

"Tapi, tuan, apa tidak sebaiknya kita ke dokter saja," seru Dean.

Jacob menggeleng pelan. " Tidak perlu. Antar saja aku pulang."

Dean tidak bertanya lagi. Ia segera memapah tuannya keluar dari bar itu dan membawanya ke mobil.

Di kursi belakang, Jacob memejamkan mata, mencoba menahan hawa panas yang mulai membakar tubuhnya.

Dia melonggarkan dasinya, nafasnya mulai memburu, tapi, ia mencoba untuk tetap sadar dan mencoba bertahan sampai rumah.

Dan, sialnya, Dean justru membawanya pulang ke rumah, di mana Evelyn berada.

Jacob yang sudah terpengaruh oleh obat yang di berikan Joana, melangkah gontai ke kamar Evelyn berada.

Ia membuka pintu, menatap Evelyn yang sudah terlelap. Dia menelan ludahnya kasar, kemudian menggeleng cepat.

"Tidak! Aku tidak bisa melakukannya. Tapi ... " Jacob merasa kesakitan. Dengan langkah sempoyongan, dia melepas jasnya dan mulai menindihnya tubuh Evelyn dengan tangan yang mencengkeram lengan wanita itu.

Tentu saja, tindakan Jacob membuatnya terkejut. Namun, karena ia baru saja terbangun, ia tidak mempunyai kekuatan untuk melepas cengkeraman Jacob yang begitu erat.

"Jac, apa yang kau lakukan?" pekik Evelyn.

Nafas Jacob terengah-engah. Dia menenggelamkan wajahnya di leher Evelyn sambil berbisik pelan. " Bantu aku, Sayang."

DEG!

.

1
cholifah 22
ceritanya seru
indriyanii
wah apa yang menyerang Evelyn waktu itu rose ya
@pry😛
mog brhsl main kuda
@pry😛
kren
@pry😛
lv ni cp
mery harwati
Manager butik yang selingkuh dengan Jack gak ada kabar beritanya lagi? Status kelanjutan perselingkuhan Jack masih terus atw berhenti gegara batal nikah dengan Evelyn🤔
mery harwati
Oh Jacob klo kau mafia teliti & jeli pasti telingamu gak salah dengar sewaktu Evelyn memanggilmu Jac Jacob, padahal selama ini dia selalu memanggilmu Jack 😄
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣keren akting ny
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 evelyn... kau ketebak dgn prmainan mu sndr bukn
mery harwati
Jacob juga bukan mafia bodoh, pasti kecurigaan pada Evelyn pasti ada
Akankah Evelyn memberi minuman pada Jacob seperti pada Deby 🤔
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Hohoho, mungkin, lebih baik sebaliknya 🤭
total 1 replies
mery harwati
Evelyn kau cerita di dalam taxi disebelah Deby 🤔 tidak takutkah kau Evelyn klo Deby sudah sadar dari obat tidur & mungkin pura² pingsan agar tau tujuanmu hidup dengan Jacob 🫣
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Aman terkendali 🤭
total 1 replies
@pry😛
iktin kt ht mu z
@pry😛
cp lg
@pry😛
aduuhh cp kh dy.... bs slmt gk ya
@pry😛
next yg byk
@pry😛
pa mkst mu... kau di phak mn ny... bkn aq kesel
@pry😛
utk pa lg sm mu
septiana
enak bener kamu Jack,udah ninggalin Evelyn dalam keadaan terluka masih mau ngrebut Evelyn dari Jacob.
@pry😛
cp dy
@pry😛
pura" kau ya
@pry😛: ok next lh kk🤣
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!