Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Gigi-gigi Charlotte bergemelatuk menahan geram didalam dirinya. Jadi sedari tadi, arti kediaman Xavier hanya ingin dirinya menikmati makanan terakhir yang dibuat pelayan untuknya. Dan sekarang dia memintanya memasak maupun mengerjakan tugas istri sampai seterusnya? Mereka bahkan belum menikah. Dirinya bahkan tidak bisa memasak!! Peraturan sampah macam apa itu!! Dasar orang gila!
“Ancamanmu tidak akan terjadi. Lakukan apa yang kau mau, aku tidak peduli.” Charlotte berbalik dan berniat meneruskan langkahnya.
“Para Bodyguard akan mengawalmu!” seru Xavier.
“Apa kau bilang?” Charlotte berbalik seraya menyernyitkan dahi.
Xavier kini bangkit dari tempat duduknya dan berjalan perlahan mendekati Charlotte. “Para pengawalku akan mengawasimu. Kurang jelas?”
“Tidak mau! Enak saja mengatur kebebasanku! Kau itu belum jadi suamiku, jadi jangan sok mengatur!” teriak Charlotte keras. Dadanya sampai naik turun dengan emosi yang bergejolak. Tidak, dirinya tak ingin dikekang sebelum menikah. Dia tidak mau!
“Aku berhak mengaturmu. Selama tinggal disini, selama itu pula kau harus menuruti semua perkataanku.”ucap Xavier, tatapannya begitu tajam namun tegas.
“Itu tidak akan terjadi. Tidak akan!!”
Tak ingin berdebat lebih lama dengan Xavier, Charlotte langsung pergi begitu saja. Xavier juga tidak menghentikan kepergian Charlotte. Laki-laki itu hanya menatap punggung Charlotte yang kini telah menghilang dibalik pintu utama Mansion. Selang beberapa menit, Xavier meraih ponselnya dan mulai menghubungi seseorang.
“Dia sudah pergi. Lakukan tugas kalian dengan benar.” Ucapnya penuh penekanan.
Setelah melakukan panggilan itu, Xavier beranjak dari tempatnya, keluar dari Mansion menuju mobil yang sudah disiapkan untuk pergi ke perusahaan miliknya.
^^
Di kampus, Charlotte datang tanpa menyadari jika ada beberapa orang suruhan Xavier yang tengah mengikutinya sejak wanita itu keluar dari Mansion. Mereka diam-diam mengintai Charlotte. Mereka tersebar diluar gerbang kampus bahkan ada yang menyamar menjadi seorang mahasiswa disana.
Kampus yang menjadi tempat belajar Charlotte terbilang elit. Xavier memang tak salah pilih untuk mendaftarkannya di kampus itu. Dalam waktu satu semester saja, biaya yang dibutuhkan untuk kuliah disana hampir mencapai seperempat milyar. Charlotte sama sekali tidak mengetahui jika Xavier memberikannya fakultas terbaik disana. Dia hanya menerima apa yang akan diberikan keluarga Xavier tanpa bertanya apapun.
Saat ini Charlotte berkeyakinan jika Kakek Xavier akan menepati janjinya untuk menikahkan dirinya hingga lulus kuliah. Itu sudah cukup bagi Charlotte untuk mendapat waktu yang cukup dalam merencanakan pelarian.
Dalam belajar, untungnya Charlotte cepat tanggap dan mengerti. Dia termasuk mahasiswi pintar. Akal cerdiknya kadang muncul setiap mengalami masalah. Hanya terkadang, dia akan merasa takut jika sudah tersudutkan. Mungkin karena kurang keberuntungan, dirinya harus terjebak perjodohan dengan laki-laki kejam seperti Xavier. Itulah kesialan terbesarnya.
Charlotte menikmati mata kuliah dengan enjoy. Semua selesai tepat pukul 14.00. Charlotte keluar kampus berniat ingin makan siang di Kafe disekitar kampus. Satu jam yang lalu, kedua sahabatnya tiba-tiba mengabarkan kalau mereka sedang menuju ketempatnya saat ini. Mereka ingin sekali bertemu Charlotte. Padahal perjalanan yang ditempuh untuk sampai ketempatnya saat ini cukup lumayan jauh. Charlotte tak menyangka mereka semua rela meluangkan waktunya demi bertemu dengannya. Charlotte benar-benar terharu.
Charlotte saat ini menuju kafe untuk menemui para sahabatnya yang sudah sampai. Namun, ketika dirinya menyeberang, sebuah sepeda motor dari arah berlainan arah tiba-tiba hampir menabraknya. Laju motor itu sangat cepat dan ugal-ugalan.
CEKITTTTTT!!!
Kyaaaa!!!
Tubuh Charlotte terhuyung kebelakang sebelum perutnya mengenai stang motor yang tidak terkendali itu. Charlotte terduduk di trotoar bersama seseorang yang sudah menyelamatkannya.
“Nona tidak apa-apa?”
Seorang laki-laki dengan jas kulit hitam melekat ditubuhnya. Laki-laki itu memakai topi. Namun ternyata, bukan hanya laki-laki itu saja yang datang menolong. Sedetik kemudian ada 3 orang yang penampilannya sama menhampiri Charlotte dengan wajah panik. Mereka mengelilingi Charlotte namun tetap menjaga jarak dengannya.
“Nona Muda, baik-baik saja?”
Nona Muda? Kenapa salah satu dari mereka memanggilku seperti itu. Tunggu, Charlotte menjadi curiga dan melirik sekilas para laki-laki itu. Tanpa sengaja, matanya menangkap symbol sayap elang dileher mereka. Tipis memang, namun Charlotte masih bisa melihatnya.
Charlotte kembali teringat dengan ucapan Xavier. Tadi pagi sebelum dirinya pergi, Laki-laki itu memintanya membawa para pengawalnya bukan? Charlotte kembali menatap seksama mereka semua. Tidak ada satupun dari mereka yang berani menyentuhnya. Bahkan salah satu dari mereka yang menolongnya cepat-cepat melepaskan dirinya. Mereka semua tampak ketakutan. Mungkin saja, dugaannya benar. Mereka adalah suruhan dari Xavier!
“Aku baik. Kalian tidak perlu khawatir. Aku Cuma mau kesana kok.” Charlotte menujuk kafe diseberang jalan. Sudah cukup dirinya dibuat kesal oleh pria tak berhati itu. Dirinya tak ingin kebebasannya diawasi 24 jam seperti sekarang.
“Kalau begitu, mari saya antar.” Tawar salah satu dari mereka. Charlotte melirik sekilas lainnya yang mulai menjauh namun masih mengamati dirinya. Dari sikap mereka, Charlotte menjadi yakin, jika mereka semua adalah para pengawal yang menjaganya! Xavier, Charlotte begitu yakin, jika mereka semua adalah bawahan Xavier yang ditolaknya pagi ini, itu karena, tidak ada yang bisa melakukannya selain dia disini.dia benar-benar laki-laki egois!! Charlotte geram dengannya!
Charlotte berpura-pura berterima kasih karena telah membantu dirinya menyebarang jalan. Setelah itu, cepat-cepat dirinya masuk kedalam Kafe dan mencari keberadaan kedua sahabatnya.
“Hai Char!” teriak Mona salah satu sahabat terbaik Charlotte. Disampingnya ada Lexy yang tak kalah melebarkan senyum menyambut kedatangannya.
Charlotte langsung memeluk mereka dengan erat. Dia bernafas lega karena bisa bertemu para sahabatnya yang selalu ada dikala dirinya kesulitan. Tidak termasuk pelariannya tempo hari, karena memang Charlotte sengaja tak memberitahu mereka.
“Gimana kabar kalian? Baik kan?” tanya Charlotte dengan suara bersemangat.
“Kita baik Char. Gimana dengan lu? Lu kok sekarang susah dihubungi sih?” tanya Lexy seraya bibirnya mengerucut kesal.
“Not Good. Gue dalam masalah nih. Bantuin dong.”
“Masalah apa Char? Lu kena KDRT dari laki lu??” tanya Mona cemas.
“Laki apaan sih, dia bukan laki gue. Cuma nih gue gak nyangka aja kalau dia ngirim orang buat mantau gue. Gila gak tuh!”
“Ya ampun, sifatnya sebelas duabelas sama ibu tiri lu dong Char. Takut gue.” Timpal Mona bergidik ngeri.
“Itu gak penting. Terus dimana mereka? Yuk kita kerjain aja. Gimana?” tawar Lexy. Kedua laisnya naik turun menggoda. Dia seolah punya ide bagus untuk bisa membantu Charlotte dalam melepaskan diri dari para pengawal Xavier.
“Ide bagus! Apaaan??”
Lexy memajukan wajahnya begitupun dengan Charlotte dan Mona. Ketiganya tampak serius ditengah pembicraan mereka . Sesekali diselingi tawa sampai Charlotte secara tak sengaja memukul lengan Lexy karena mendengar ide konyolnya.
“Oke. Deal??” tanya Lexy kembali.
“Deall!!” teriak keduanya dengan semangat 45.
Jangan lupa Follow IG Author @nanayu_95 untuk tau upadate terbaru... See you^-^