NovelToon NovelToon
Aku Lelah,Cintai Aku

Aku Lelah,Cintai Aku

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Tamat
Popularitas:742.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Rhecella

Rheyna Aurora adalah istri dari seorang pria yang cuek dan minim perhatian yang bernama Bagas Awangga.
Bagas bekerja sebagai Manager pada perusahaan milik sepupunya, Arlo Yudhistira adalah CEO perusahaan tersebut.
Arlo menaruh hati pada Rheyna sudah sejak lama….
Tak semudah itu hubungan Arlo dan Rheyna berjalan,karena Arlo adalah sepupu dari Bagas dan Arlo telah memiliki istri dan 2 orang putri…..
Akankah Rheyna ertahan dengan Bagas? Ataukah berpaling pada Arlo? Atau ada yang lain?

Selamat membaca dan selamat menikmati karya pertama saya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhecella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arlo Pov

Aku tahu jika dia memblock kontakku, dan aku tak ingin membuatnya semakin menjauh. Aku memilih untuk diam. Tetapi diamku tidak berarti aku tak menjaganya, terlebih aku tahu jika suaminya telah memiliki wanita lain. Aku menugaskan orang untuk berjaga-jaga disekitar rumahnya, dan menginformasikan padaku apa saja yang terjadi.

Orang yang aku tugaskan melaporkan padaku bahwa Bagas tak pulang kerumahnya. Aku bahkan menugaskan pengawalku untuk menguntit Bagas yang ternyata sering datang ke komplek perumahan yang aku miliki. Menurut info yang aku dapat dari pengawalku, setiap hari Bagas selalu mampir kerumah wanita itu, dan akan pulang ketika tengah malam, agar para tetangga tak mengetahui bahwa mereka bukan suami istri yang SAH.

Pagi itu aku menerima kabar jika Rheyna tergesah-gesah menuju klinik yang selalu dipantau oleh orang yang aku tugaskan. Setelah dari klinik ternyata dia langsung menuju rumah sakit, bahkan menurut orang yang melapor padaku, Rheyna mengemudikan mobilnya dengan tergesah-gesah. Aku yang sedang akan berangkat ke kantor memerintahkan pak Aman untuk mengantarkanku ke rumah sakit, tetapi kemudian aku batalkan karena aku takut Rheyna melihatku, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu setiap informasi yang aku tugaskan.

Rheyna yang sedang membutuhkan support karena anaknya sedang sakit bahkan Bagas pun tak menemaninya, aku ingin menemaninya memberikan semangat, namun saat ini belum saatnya aku keluar menunjukkan siapa ‘SAAT’ sebenarnya.

Keesokan harinya aku mendapat kabar dari keluarga besar Bagas melalui group chat keluarga bahwa Vano putra Bagas dan Rheyna telah meninggal dunia. Aku yang berada di kantor langsung menghubungi istriku,

“Ma, Vano anak Bagas meninggal, mama ikut ke pemakaman gak? Kalau ikut aku pulang sekarang, kalau gak aku langsung ke pemakaman” kataku tergesah

“Iya aku ikut aja, pakai mobil yang besar aja ya yah, biar kakiku bisa leluasa soalnya aku sedikit capek” kata Lila meminta kami naik Alphard saja ke pemakaman

“Terserah, aku pulang sekarang” kataku menutup sambungan telepon

Ketika sampai di pemakaman, ingin rasanya aku memeluknya, dia yang terlihat tak memiliki semangat, dia yang menghiasi wajahnya dengan air mata, penampilannya yang benar-benar lusuh dengan mata yang membengkak, dan cekungan hitam di bawah matanya, menggambarkan bagaimana melelahkan hidupnya. Dia bahkan sempat pingsan dan aku suruh Bagas untuk membawa istrinya beristirahat di mobilku. Ketika dia terbangun dia kembali seperti tak memiliki semangat, hanya memandang kosong ke arah nisan putranya.

Ketika para tamu mulai berpamitan, aku dan Lila pun berpamitan. Setelah Lila menjabat tangan Rheyna,Bagas,dan kedua orang tua mereka, giliran aku yang menjabat tangannya, menggenggamnya erat, aku ingin mengatakan ‘Menangislah dipelukanku’ namun semua terasa tak mungkin, aku hanya mampu mengatakan ‘yang kuat ya’ dengan lirih, kemudian aku berlalu pergi.

“Mereka masih muda, masih bisa memiliki anak lagi” kata Lila saat kami perjalanan pulang, entah apa maksudnya

“Maksudmu?”

“Ya jangan terlalu larut dalam kesedihan lah, berusaha memiliki anak lagi jauh lebih baik” kata Lila enteng

“Kalau manusia memiliki hati, dia pasti merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang dia sayang, apa lagi ini anaknya yang dia kandung selama sembilan bulan” jawabku malas, dan Lila hanya diam saja mendengar jawabanku yang tak mengenakkan untuknya.

Setiap hari aku menerima laporan bahwa Rheyna tak pernah keluar rumah, bahkan Bagas yang setiap hari pulang larut malam pun kini tak lagi melakukan kebiasaannya.

Tiba-tiba saat aku hampir saja sampai di depan rumah, orang suruhanku mengabarkan jika Bagas keluar rumah yang disusul oleh Rheyna. Aku menyuruhnya untuk terus mengikuti kemana tujuan mereka dan terus memberikan informasi. Aku menyuruh pak Aman untuk memutar balik mobilku kembali ke kantor, dan aku menghubungi pengawalku untuk segera menjemputku di kantor.

Aku menuju tempat yang sudah sudah di infokan sebelumnya. Perumahan tempat wanita simpanan Bagas.

‘Mungkin ini waktunya kamu tahu semua kebenarannya, aku akan menemanimu melewati semua ini’ kataku bergumam.

Aku mendekati mobilnya, membukanya dan memaksa untuk duduk di balik kemudi, dia yang keingungan awalnya menolakku, tetapi kemudian menggeser duduknya ketika aku menawarkan untuk memangkunya, aku tersenyum di balik masker dan topi yang aku kenakan, dia sungguh menggemaskan.

Aku menawarkannya untuk mengganti mobilnya dengan mobil orang suruhanku yang berada di belakang mobilnya, lagi-lagi dia menolaknya, tetapi akhirnya aku berhasil memindahkannya agar tak ketahuan saat kami menguntit suaminya nanti. Kebenaran itu bukan untukku tetapi untuk Rheyna sendiri, karena aku sudah mengetahui semua kelakuan Bagas di belakang Rheyna.

Kami membuntuti mobil yang membawa Bagas dan wanita simpanannya, mereka memasuki sebuah mall. Aku memarkirkan mobil tak jauh dari mobil Bagas.

Ketika seorang wanita turun dari mobil Bagas dan disusul dengan Bagas, saat itu juga Rheyna ingin turun, tetapi aku mencegahnya karena aku tak ingin dia terlihat lemah di depan dua orang yang tak memiliki hati. Rheyna menangis tersedu, menutup wajahnya. Aku menyuruhnya untuk menghabiskan air matanya saat ini, agar natinya dia dapat berbicara dengan ketegasan tanpa terlihat lemah. Aku memberikan kekuatan padanya, menggenggam tangannya kemudian menarik tangannya sehingga aku dapat memeluknya. Ia menangis tersedu dalam pelukanku, aku bahagia dapat memeluknya, membelai rambutnya, berada disisinya saat dia membutuhkan seseorang untuk berbagi.

Setelah Bagas keluar dari Mall tersebut, aku menawarkan pada Rheyna untuk menegur Bagas disini atau didepan rumah wanita yang sedang mengandung itu, dan Rheyna memilih dirumah wanita itu saja, aku menyetujuinya dan kembali mengemudikan mobil di belakang mobil Bagas.

Tepat didepan rumah wanita itu aku menghentikan mobil di belakang mobil Bagas. Rheyna turun dari mobil, aku hanya menunggu didalam mobil karena tak ingin menambah masalahnya jika aku ikut turun dan Bagas mengenaliku.

Entah apa yang Rheyna bicarakan, yang pasti dia terlihat tegar, tak menangis bahkan dia pun tak marah-marah. Setelah dia selesai dia langsung masuk mobil dan aku langsung mengemudikan mobil itu dengan cepat, meninggalkan rumah wanita simpanan Bagas.

Rheyna penasaran siapa aku sebenarnya, dan memaksa aku untuk memberitahukannya, bahkn dia sampai memalingkan wajah saat aku menggodanya. Aku menepikan mobil dan membuka masker serta topi ku, dan dia sangat terkejut melihat aku dan tak percaya.

Aku menawarkannya untuk pulang, tetapi Rheyna meminta untuk di antarkan kerumah orang tuanya, aku mengatakan jika dia akan membuat orang tuanya khawatir dengan melihat kondisinya saat ini yang terlihat berantakan, akhirnya Rheyna memintaku untuk megantarkannya ke hotel saja, aku tak menjawabnya tetapi aku melajukan mobil kearah apartemen ku yang aku beli secara rahasia tanpa sepengetahuan Lila, karen ini tempat persembunyianku ketika aku ingin menyendiri.

Saat kami memasuki lift, ada dua orang pemuda yang ikut memasuki lift, nampaknya pemuda mabuk, yang satu berdiri didekat Rheyna, dari tatapannya terlihat dia ingin mendekati Rheyna, aku mendahuluinya berdiri di tengah-tengah antara dia dan Rheyna. Pemuda itu tak percaya saat aku katakan bahwa Rheyna adalah istriku, dia bahkan menuduhku ingin mendekati Rheyna. Pemuda itu memintaku untuk membuktikan bahwa Rheyna adalah istriku dengan cara mencium bibir Rheyna, aku bimbang awalnya tetapi melihat pemuda itu yang terus berusaha mendekati Rheyna akhirnya aku memberanikan diri mengangkat dagunya yang sudah menunduk dari saat pemuda itu masuk, mengucapkan “maaf” secara lirih kemudian menciumnya, aku hanya ingin menciumnya sebentar tapi entah mengapa bibirku tak ingin melepasnya, menatapnya yang seolah sedikit terbuai dengan ciumanku, walaupun awalnya dia terkejut. Dia mendorongku ketika kedua pemuda itu keluar dari lift ketika lift berhenti di lantai 35.

Aku mengatakan pada Lila bahwa hari ini aku lembur karena ada proyek yang harus aku selesaikan.

Aku memasuki Apartemenku, menyuruh Rheyna ikut masuk.

Dia memintaku untuk tak mengulang kejadian di lift tadi, aku tau dia wanita baik-baik yang tak ingin berselingkuh.

Dia ternyata adalah seorang wanita yang penakut tinggal sendiri, untunglah saat sampai di apartemen ini, aku mengirimkan pesan pada orang suruhanku yang membawa mobil Rheyna pulang untuk menjemput pembantu Rheyna serta baju-baju dan perlengkapan yang Rheyna butuhkan, serta mmbawa baju untuk dirinya sendiri yang harus menemani Rheyna.

Pembantunya tak percaya jika Rheyna bersamaku, maka saat orang suruhanku menghubungiku dengan Video call aku masuk kekamar Rheyna secara perlahan, karena sudah ku ketuk dua kali dan dia tak menjawab, menunjukkan pada pembantunya bahwa Rheyna memang bersamaku, dan aku menutup panggilan video call itu.

Tidurnya sangat nyenyak, dia terlihat bebannya sangat banyak, aku mendekatinya membenarkan selimutnya, mengusap rambutnya, memandang lekat wajahnya, mencuri cium pada dahinya, kemudian memutuskan untuk keluar dari kamar itu, sebelum aku menginginkan lebih saat meliha bibirnya.

Ketika pembantunya datang, waktu sudah menunjukkan pukul 23.35, aku memutuskan untuk tidur di sofa dan pembantunya aku suruh tidur dikamar.

Ketika subuh menjelang aku menunaikan sholat dua rakaat ku, kemudian masuk ke kamarnya, kembali menatap wajahnya yang masih tertidur pulas, kembali mencuri ciuman pada keningnya.

Aku pamit pada pembantu yang aku ketahui namanya Sari itu. Bergegas pulang sebelum Lila terbangun dari tidurnya.

Arlo Pov end

Bersambung…….

Don’t forget ya teman-teman untuk bagi like dan komennya, terima kasih….

1
Isabell Serinah
lanjut lagi plseeee 👍. cerita ni macam tergantung
Muji Astutik
author jahat nih😭lg bahagia²nya dan lg halu² masak Steve hrs, meninggal sih...knp ga dibiarkan mereka bahagia dan tamat sih...author jahaaattt😭😭😭😭
Hotma Gajah
si peselingkuh gimana kabarnya apa malah bahagia gitu🤔
Suci Dava
Thor kok ada lebel END, berarti ceritanya nggantung yaa, ngga seru donk thor 😔
Hafiza Nafida
oke
sweetpurple
Luar biasa
Nur Laela
jangan2 Steve sakit ?????
ida wati
bagus Rhey harus tegas sama laki orang yg udh kayak kucing garong, jgn jadi valakor 😁
Budyani Witaningrum
thor..kok aku nangis ya..ada ya bapak yang nggak peduli kaya gitu biarkan anak istrinya menderita sendiri😭
George Lovink
Thor,anda lagi cerita pengalaman pribadi yach...jangan pake "Aku"seolah olah anda cerita diri anda sendiri...
Lilis Yuanita
gk bkal lnjut
Mhyta
lnjut donk thorr
Mhyta
maaf br coment.. sy suka dengan ceritamj thor.. semngat yah
Indri Wulandari
bgt amat walaupun mantan ya seenggaknya tali silaturahmi jng putus lah walau hanya teman
Maria k labore Pale
lanjut thor....
Indri Wulandari
iya buat arlo menderita dlu thor
Indri Wulandari
pling jg arlo gercep terus
Indri Wulandari
arlo ksh HP di tolak steve ksh HP di Terima pdhal sma pria beristri
Indri Wulandari
arlo perhatian di jauhin steve perhatian smpet mau dket SMP d sruh jauhin arlo nurut pdhal arlo dan steve sma pria beristri
Nurul Istiqomah
bagus rhey
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!