NovelToon NovelToon
RANTAU (Gadis Desa Masuk Kota)

RANTAU (Gadis Desa Masuk Kota)

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sina Tu Narti Ajj

Warning!!! Bukan Adegan Wik-wik-wik, tapi di jamin bikin meleleh kayak kue luber+ senyum senyum sendiri. Kepoin kuy 😉

🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Mentari Putri Batara, bercita-cita menjadi sarjana. Namun, dia hanya mampu menelan rasa pahit keinginannya. Terlahir dalam keluarga kurang mampu, memaksanya untuk berjuang sendiri demi bisa berkuliah dan membahagiakan Amma-nya (Ibu).

RANTAU-lah jalan satu-satunya yang dia pikirkan. Hanya nama keberuntunganlah yang dia pertaruhkan di kota besar, tanpa adanya kenalan di sana.

OB, tukang sayur dan Asisten berikut jadi waiters pun Mentari kerjakan demi bisa membayar hutang dari orang yang bernama Sagara Biru Sunjaya.

"Satu kali ciuman, maka dua juta hutang kamu akan dianggap lunas." Sagara Biru Sunjaya-Bos yang amat tergila gila oleh Mentari.

"Hah...?!" Mentari.

Namun siapa sangka, karena Merantau, Mentari justru menemukan keluarga besar dari Amangnya yang kaya raya. Tapi...?

Penasaran? Yuk, kepoin penuh drama komedi kisah Anak Desa Masuk Kota.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sina Tu Narti Ajj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Mentari membasuh wajahnya di dalam toilet kantor, membiarkan air itu menetes membasahi seluruh wajah polos tanpa makeup tak ingin di usapnya, mencegahnya untuk mengering.

""Segar."" Memandangi bibirnya yang selalu di cium seenak perut oleh Bos mafianya.

Dari belakang ada Sena yang baru masuk terlihat oleh Mentari dari pantulan cermin wastafel.

""Woh, siapa di sini ? si udik berubah jadi gedongan setelah berhasil menggoda atasan perusahaan ini."" Hinanya menatap sinis ke Mentari.

Sena menekan telunjuk di dada Mentari, Gadis rantau itu hanya diam, malas menghadapi orang orang yang bermulut lebar.

""Dengar baik baik yah anak desa, Cabe cabean. Pak Biru tidak pantas untuk mu, pelakor cilik . kamu tidak pantas bersanding dengannya, bagaikan langit dengan bumi.. sangat jauh."" tekannya seraya terus menunjuk dada Mentari.

Mentari menepis telunjuk kurang ajar itu. Meneliti dirinya dari atas sampai kebawah, Cabe cabean ? apa ada tanaman cabe Ammanya yang ikut merantau menempel di tubuhnya? Sehingga wanita menor di depannya menyebutnya Cabe?, Bagian mana tubuhnya yang mirip Cabe .? tanyanya polos dalam hati. kalau pelakor Mentari mengerti, ia sering mendengar si Jum berteriak jika sedang menonton tv yang berjudul orang ketiga, Si Jum akan memaki heboh 'dasar pelakor, pergi kau 'dompala'. jika pemeran Yuni tiba tiba muncul di layar.

""Jauhi pak Bos, dia itu milik ku, milik seorang Sena, dia sudah menjadi incaran ku selama kami duduk di bangku SMA, kuliah dan sampai sekarang, mengerti.!"" Tekan Sena dengan ancamannya.

""Hmm, Benarkah ? kalau begitu, mbak Sena bicarakan saja kepada pak Bos, aku tidak ada urusan dengan ini, saya hanya pekerja biasa bukan gadis istimewanya pak Bos."" Santai Mentari.

Mentari tersenyum manis, meninggalkan Sena yang masih menatapnya sinis. ia tidak mau membuang buang mulut hanya dengan urusan tidak penting baginya, pikirannya sudah kebek dengan yang namanya hutang, tidak lagi ingin menambah yang tidak berguna.

""Aaarg... Nyebelin amat tuh Gadis desa. awas saja"" Kesal Sena mengomeli bokong Mentari yang berlenggok pergi begitu saja.

...******...

Mentari masih menempel di cermin setelah pulang dari kantor.

""Cabe cabean ? mbak Sena kok ngatain aku dengan sebutan itu, apa ini yang di sebut cabe oleh orang orang gaul di kota ini.?"" Mentari mengangkat lengannya. ""Atau yang ini ?"" Menunjuk dadanya yang montok. ""Yang ini ?."" memegang pahanya ke betis. ""Mungkin yang ini kali ya.?"" Menyentuh kedua Pipinya. ""Ahh... tidak ada yang mirip dengan Cabe Amma kok, aneh orang kota tuh, kebanyakan istilah. ?""

""Mentari...!""

Nih, Bos mafia kumat lagi memanggil.. jangan bilang mau menghukum dengan cara cium cium bibir terus.

""Iya Bos."" Teriak Mentari, malas malasan keluar kamar.

Mentari mendekat ke arah ruang tv berada, Bosnya lagi sibuk entah apa ?

""Ada yang bisa saya bantu, Bos !"" tawarnya ceria, pikiran ruwet di hempaskan dahulu yang penting kerja dengan benar dan tidak menyinggung si bos mafia.

Biru mendongak ke atas, kearah Mentari yang berdiri di sampingnya, menutup layar leptopnya.

""Temenin aku makan malam di luar."" pintanya.

""Sekarang ?"" tanya bodoh Mentari.

""Iya dong sekarang, masa' besok pagi ? itu namanya sarapan.!"" Geli Biru menggeleng.

""Ya...baik Bos, saya ganti baju dahulu."" Mentari berbalik mengarah kekamar. Namun terhenti, berbalik kembali kehadapan Biru, yang sudah berdiri di hadapannya.

Bugh..

""Duh."" Adu Mentari, ia selalu menubruk dada Biru, di elus dahinya yang tertutup poni.

Biru menunduk kan kepalanya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah asistennya.

""Ada apa lagi, eum.?"" Ujar Biru menggoda menaik turunkan kedua alisnya. "" mau di cium ? Sini. !"" Seringainya nakal.

Mentari memundurkan kepalanya dengan jidat mengerut. ""Ish, bos...bukan, aku hanya ingin menanyakan arti dari Cabe cabean itu apa ?"" Penasaran Mentari.

Biru menaikkan satu alisnya, kembali menangadakan kepalanya yang tertunduk, menekan kedua bahu Mentari untuk duduk di sofa. Mentari terduduk pasrah mendapat tekanan tenaga raksasa.

Biru berjongkok di hadapan Mentari. ""Dari mana kamu dengar kata itu, eum ?"" Tanya Biru penasaran.

""Di kantor ! aku di katain Cabe cabean ? Coba bos teliti, Bagian mana dariku yang ada cabe-nya."" Serius Mentari dengan otak polosnya. Mentari hanya menguasai arti kata kata KBBI yang berfaedah, bukan kata kata gaul yang tidak jelas, Cabe ? di ulek bikin sambel baru Mentari paham.

"" Cabe cabean Itu adalah kamu ! Petite tapi hebat ! Kecil kecil Hebat kata lain positif, Pintar, tekun, pekerja keras, tidak gampang mengeluh, penyayang Amma di kampung dan intinya kamu itu Cabe ku !"" Toel Biru di runcing hidung Mentari.

Biru tidak berniat berbohong, tapi.. kalau ia mengatakan arti sesungguhnya kata Cabe cabean itu apa? maka di pastikan, petite-nya akan berkecil hati sudah di katain negatif yang entah siapa yang mencemoohnya seperti itu. otak bersih dan polos harus di isi dengan istilah berfaedah yang bisa memajukan hasrat jiwa positif, Bukan istilah yang bisa menjatuhkan hasrat percaya dirinya.

""Oh, begitu kah ? Jadi aku ini cabe-nya si Bos."" Biru mengangguk manis seraya tersenyum senang. ""Terimakasih Bos, aku akan bersiap siap. lima menit, Ok."" Ceria Mentari puas dengan arti Cabe khas Biru. memberi kan senyuman manisnya Sebelum beranjak.

Biru menggeleng geli, Mentari selalu membuatnya tersenyum dengan tingkah polosnya, saking polosnya dirinya di cuekin yang benar benar menyukainya.

""Ais lupa. ! ""Tepuk Jidat Biru. ""Mentari ? siapa orang yang mengataimu sebutan cabe cabean.? "" Teriak Biru.

""Tidak usah tahu, bos.! Rahasia !"" Sahut Mentari yang sudah hilang dari balik kamar.

...*******...

Di restoran khas Jepang...

Di sini, Biru dan Mentari sedang duduk memperhatikan pelayan yang menata makanan khas Jepang kesukaan Biru.

Mentari menelan ludahnya, jijik. melihat makanan yang di sajikan oleh pelayan di hadapannya. ini makanan kok ada potongan daging ikan mentah ? apa restaurannya tidak mempunyai kompor untuk memasak ? atau gasnya habis kali.?

""Ayo di makan, Mentari ?""Biru sudah menyantap hidangannya menggunakan sumpit, lahap sekali... rasa rasanya kok perut Mentari tergelitik mual melihat Bosnya makan ikan mentah.

""Bos...enak ?"" Tanya Mentari.

Biru mengangguk. ""Sangat enak."" Sahutnya dengan suara yang tak jelas karena makanan begitu penuh di mulut.

Biru menyumpitkan satu Sushi ke arah mulut Mentari yang sedari tadi hanya memandang tak memakan.

""Aa..."" ujar Biru menyuruh Mentari membuka mulut. Mentari ragu ragu untuk membuka mulut, bahkan Mentari membekap mulutnya pakai tangan. mengambil sushi itu menggunakan tangan lalu menyuapkan makanan tersebut ke mulut Biru.

Biru menerima suapan dengan senang hati, menyerinyit menatap wajah Mentari yang memerah.

""Kamu kenapa ? sakit ?" tanya Biru heran.

""Tidak bos, tapi aku lagi menahan------"" Mentari tidak mau ngomong jorok di hadapan Bos-nya yang lagi makan, jadi ia menjeda ucapannya.

""Kamu mau ke toilet.""

Mentari mengangguk cepat dengan tangan masih membekap mulutnya.

""Ayo.!"" Biru beranjak dan mengantarkan Mentari menuju toilet.

""Hoeeek.."" Sekali muntahan keras serasa legah bagi perut Mentari. bahkan Biru mendengar dari luar toilet jadi bingung menyerinyit. Apakah Mentari masuk angin atau HAMIL ? bersama siapa ? dirinya saja masih puasa, ia hanya berani menyerang bibir gadis rantau itu, tidak lebih. aaarhg.... tidak bisa di biarkan. harus di interogasi....

1
johannes sinabutar
maaf kak , tulang itu di gunakan untuk Abang laki laki atau adik laki laki nya Amak/ibu/inang , klw untuk konteks kembaran bapak itu dipanggil Uda untuk yg lebih mudah dari bapak dan untuk yang lebih tua di panggil paktua , mohon koreksinya kak
elistya suci
gitu amat si thor sedihnya,ni sampe gemeter lo nangisnya😪😪
isnaini_jk 28
Luar biasa
muti ara
🤣🤣🤣🤣
muti ara
uhuuy meriah 😍😁😁😁
muti ara
tuh kan 😭😭😭😭😭😭
muti ara
😭😭
muti ara
🤣🤣🤣🤣🤣
muti ara
😂😂 dari palet mana sih loe. dari planet bumi 🤣😂😂
Ran Aulia
😥😥😥😥😥😥 huwa kejer
Ran Aulia
😥😥😥😥😥
Ran Aulia
😂😂😂😂😂
Ran Aulia
terharu 😥😥 tes tes
Ran Aulia
😂😂😂😂
Ran Aulia
bawangnya tersebar dimana2 😫😫😫😫😫
Ran Aulia
bebal ? mohon maaf setahu saya bebal artinya bodoh ya ? atau ada arti yg lain ? 🙏🙏🙏🙏
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣🤣
Ran Aulia
mengharu biru 👍👍👍👍👍

terimakasih ya author 😍😍😍😍😍😁😍
Ir Ma
sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!