Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI RUMAH BARA.
Ketika bangun di pagi hari Kania kaget melihat sekitarnya. Ya ampun gue ada dimana..kenapa rumah sakit ini jadi indah seperti ini...Kania bangun dan terduduk sambil memperhatikan sekelilingnya. Perlahan- lahan dia mulai mengingat di mana dia sekarang.
"Ya Tuan bodoh amat gue, bukankah gue sekarang berada di rumahnya Bos Bara... bodoh, bodoh...dasar bego.." umpat Kania sambil memukul kepalanya.
"Hey...apa yang sedang kamu lakukan ha...." terdengar teriakan seseorang ketika melihat Kania memukul kepalanya.
"Ha...." Kania kaget dan segera memalingkan Wajahnya menatap orang yang datang.
"Apa yang sedang kau lakukan...? Mengapa kau memukul kepalamu...?" tanya Bara yang baru saja masuk kekamar Kania.
"Eh Bos Bara..." ucap Kania sambil tersenyum masam. Bara segera duduk di atas pembaringan sebelah Kania.
"Kenapa kau memukul kepalamu .." tanya Bara datar.
"Maaf Bos... Tadi Kania sempat lupa kalau lagi ada di rumah Bos Bara..." jawab Kania sambil cengengesan.
"Setelah ingat kamu memukul kepalamu sendiri...?" tebak Bara. Kania hanya menjawab dengan anggukan dan menatap Bara dengan wajah imutnya.
"Bodoh..." ucap Bara sambil menjitak dahi Kania.
"Aauu, sakit Bos....tu kan Bos juga mengatakan Kania Bodoh..." seru Kania sambil mengusap dahinya. Bara tersenyum mendengar perkataan Kania.
"Kau mau mandi...?" tanya Bara sambil mengacak rambut Kania.
"Iya..." jawab Kania .
"Perlu ku panggilkan bik Siti...?" tanya Bara.
"Kagak usa Bos, Insyaallah Kania bisa ngelakuin sendiri..." jawab Kania.
"Ya udah sana cepet mandi...?" kata Bara lagi.
"Bos...kok Bos Bara uda bangun...? emang sekarang jam berapa...?" tanya Kania.
"Kau lihat itu..." jawab Bara sambil menunjuk kearah dinding. Terlihat di sana ada sebuah jam yang berbentuk bulat dengan hiasan permata di sekeliling jam yang menempel dengan manis di dinding. Terlihat jarum jam menunjukkan angaka 03.52 pagi.
"Wah masih jam 4 kurang...kok Bos Bara udah bangun...?" tanya Kania lagi.
"Sebentar lagi waktu solat subuh, apakah kau nggak mau solat...?" tanya Bara.
"Solat Bos...ya udah Nia mau mandi dulu.." jawab Kania sambil beranjak dari tempat tidur.
"Perlahan....apa perlu kubantu...?" tanya Bara penuh perhatian.
"Nggak usah...Kania bisa kok.." jawab Kania sambil berjalan menuju kamar mandi. Bara memperhatikan Kania yang berlalu dengan tersenyum. dia segera keluar kamar Kania. Kania pun akhirnya menyelesaikan acara mandinya. Ketika akan ganti baju Kania baru sadar kalau dia lupa membawa baju ganti ketika dia tadi masuk kedalam kamar mandi.
"Ya ampun...bagaimana ini, apa aku harus memakai baju kotor ini lagi ya..." celoteh Kania sendiri. Akhirnya dengan terpaksa dia memakai baju yang tadi dia pakai. Ketika keluar dari kamar mandi Kania melihat Bara sudah duduk di atas pembaringan. sudah memakai baju koko yang membuat dia terlihat tampan berwibawa.
Fuu...untung gue pakai baju ini lagi, kalau gue pakai handuk untuk menutup badanku.. aduh nggak bisa aku bayangin malu yang aku derita batin Kania .
"Lo kok nggak ganti baju...?" tanya Bara sambil menatap Kania.
"Tadi lupa bawa Bos..." jawab Kania.
Kania segera mengambil baju yang ada di dalam tas yang dia bawa kemaren.
"Nia...kau lagi ngapain....?" tanya Bara lagi ketika Kania mendekati tas yang ada dipojokan kamar.
"Ambil baju ganti Bos..." jawab Kania.
"Di dalam ruang ganti itu ada baju wanita kau bisa memakainya...." kata Bara menunjuk pintu yang berada di sebelah kamar mandi.
"Di sini Bos..." tanya Kania menunjuk pada pintu sebelahnya.
"Iya masuklah..." jawab Bara.
Dengan ragu- ragu Kania membuka pintu dengan perlahan. . Saat pintu mulai terkuak mata Kania terbelalak kagum,
"Ini kamar apa butik ya..." kata Kania perlahan. Terlihat di depan matanya ruangan yang penuh dengan deretan baju mahal tergantung dengan rapi . dari baju tidur ,baju kantoran hingga baju pesta yang berharga sangat mahal dan mewah terlihat tertata rapi memenuhi ruangan. Di tengah- tengah ruangan terdapat dudukan agak memanjang untuk duduk . Bermacam sepatu dan sandal serta tas bermerek internasional dan mewah juga tertata di rak yang ada di dinding kamar. Kania berjalan melihat barang barang mewah itu dengan perasaan kagum , Di pojokan ruangan terlihat bermacam aksesoris wanita yang tak ternilai harganya tersusun rapi di rak kaca antik.
"Waah...punya siapa semua barang- barang ini..? Apa punya mamanya Kinan ya...? Tapi kok gue di suru lihat ama si Bos, Bodoh ah..gue pinjam aja atuh..." kata Kania sambil mengambil satu baju atasan berwarna kuning cerah dan celana panjang dari bahan kain berwarna hitam . walau terlihat sederhana tapi Kania tahu merek baju itu adalah merek ternama yang bernilai jutaan.Setelah selesai mengenakan baju setelan itu Kania segera keluar ruangan. Sampai di luar ruangan Kania melihat Bara masih duduk di atas pembaringan sedang bermain ponselnya. Ketika Bara merasakan kehadiran Kania dia mendongakkan wajahnya. Bara tertegun sejenak melihat penampilan Kania. terlihat wajah Kania yang teramat cantik menggunakan baju yang dia pakai sekarang. Walau terkesan sederhana tapi ketika baju itu melekat di tubuh Kania yang berkulit putih sungguh membuat Kania semakin cantik. Kania segera kembali kekamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah itu dia mengambil mukenah yang ada di dalam tas bajunya.
"Maaf Bos saya solat dulu..." kata Kania.
"Ayo kita solat berjamaah...." ajak Bara sambil berdiri. Merekapun segera menunaikan solat berjamaah di kamar Kania. Saat usai solat dan berdoa tiba - tiba Bara mengulurkan tangannya. Kania Bingung melihat tingkah Bara.
Kania menatap Bara seolah bertanya.
Ada apa...?
"Cium tangan belajar dari sekarang..."
"Ooo....." Kania segera mengikuti perintah Bara mencium tangan Bara tanpa ragu. Bara tersenyum melihat Kania yang menurut perkataannya.
"What...." Kania sadar dengan perbuatannya.
"Maksud Bos apa ini...?" tanya Kania yang sadar kalau mencium tangan setelah solat yang biasa di lakukan seorang istri.
"Kenapa...? ada yang salah..?" tanya Bara dengan wajah menggoda.
"Bos yang biasanya berlaku seperti itu seorang Istri pada suaminya..." kata Kania dengan wajah memerah.
"Bukankah kau calon istriku..." goda Bara pada Kania kembali. Kania merasakan Wajahnya semakin memanas.
Dasar si Bos...Kania segera berdiri melipat mukenah dan sajadah dengan wajah cemberut. Bara tertawa melihat tingkah Kania . setelah selesai solat Kania duduk didepan meja rias. Dia melihat Bara duduk di sofa sambil kembali memainkan ponselnya. Kania menatap Bara sekilas.
"Bos... Baju - baju itu emang punya siapa Bos...?" tanya Kania yang membuat Bara memandang kewajahnya
"Nggak ada yang punya..." jawab Bara kembali menatap ponselnya.
"Tapi kok ada di ruangan ini...?" tanya Kania heran.
"Baju itu untukmu...." kata- kata Bara membuat Kania terkejut.
"Apa...untuk saya Bos..." seru Kania
Kaget.
"Iya untukmu....emang ada wanita lain dirumah ini...?" jawab Bara .
" Enggak sich...Apa milik mamanya Kinan Bos.?" kata Kania pelan. Bara menatap Kania dengan tajam ada kilatan kemarahan dimatanya.
"Barang milik wanita itu tidak ada di dalam rumahku..." jawab Bara dingin.
"Maaf Bos..." kata Kania sambil menunduk takut. Dia mengingat perkataan bik Siti kalau Istri Bara meninggalkan Bara dan Kinan saat Kinan kecil. Bara menghembuskan nafas kasar. Terlihat dia sedang menekan kemarahannya. Dia memang tidak suka bila mengingat kelakuan mama Kinan , orang yang terpaksa dia Nikahi tanpa cinta dan merusak namanya.
"Sudahlah nggak masalah...." kata Bara datar.
"Kania nggak akan tanya lagi...maaf Bos.." kata- kata Kania yang terlihat sangat menyesal membuat hati Bara luluh.
"Aku akan bercerita padamu suatu saat nanti..." lanjut Bara.
Nia pun segera merapikan rambutnya dengan sisir dan diikat ekor kuda. Saat rambut Kania diikat keatas terlihat leher jenjang Kania yang sangat mulus menggoda. Bara yang saat ini sedang menatap Kania dengan susah paya menelan salviranya. Kania mengambil bedak yang berada di tas kecilnya.
"Kenapa kau nggak memakai peralatan wajah yang ada di laci meja itu...?" tanya Bara heran.
"Laci meja...?" beo Kania .
"Buka saja laci meja sebelah kiri yang ada didepan mu..." kata Bara. Dengan patuh Kania melakukan apa yang disuru Bara. Dia kaget karena di sana terlihat banyak peralatan kecantikan yang Kania tahu harganya sangatlah mahal.
"Emang ini boleh di pakai Bos...?" tanya Kania lagi. Walau dia jarang memakai riasan wajah tapi dia mahir memakai
makeup, karena dia saat masih di kota B sering ikut anak paman Herman yang seorang perias pengantin .
"Pakailah... karena itu di sediakan untukmu..." jawab Bara.
"Bos, bukanya Kania ngomong mau tinggal sementara di sini baru kemaren, emang sejak kapan Bos Bara membeli barang- barang ini...?" tanya Kania penasaran.
"Rahasia...." jawab Bara dengan senyum penuh misteri. Kania kembali cemberut membuat Bara gemas. Kania kembali membuka laci meja riasnya yang sebelah kanan. Dia kembali kaget tapi ada binar kebahagiaan di sana. Dia melihat laci sebelah penuh dengan bermacam - macam parfum mewah.
'Wau...kesukaanku juga ada disini..' teriak Kania dalam hati. Dia segera melihat dan memegang satu persatu botol parfum dengan merek terkenal itu dengan wajah berbinar. Sebab dia adalah pengoleksi parfum dengan segala jenis. Namun dia hanya mampu membeli dengan bejed uang yang mampu dia beli. Tapi di sini dia melihat parfum dengan mereka terkenal dan mahal ada . dia terlihat sangat bahagia. Dan tingkahnya tak luput dari mata Bara.
"Kau Suka...?" Tanya Bara.
"Suka banget Bos... Soalnya Kania adalah penggemar parfum. Kania punya banyak macam parfum di rumah, dari yang paling murah sampai yang mahal tapi mereka ini Kania nggak punya karena mahal banget. Uang kania nggak cukup buat beli. .." jawab Kania sambil tertawa.
"Benarkah....?" tanya Bara dengan wajah ikut senang melihat binar di mata Kania.
"Bos boleh Kania minta parfum nya...?" tanya Kania dengan malu- malu.
"Ambil saja...itu memang punyamu..." jawab Bara.
"Beneran Bos...?" tanya Kania tak percaya.
"Iya...nanti kubelikan lagi ..." jawab Bara.
"Nggak usa Bos...ini sudah lebih dari cukup.."tolak Kania dengan bibir tersenyum manis. Bara hanya tertawa melihat Kania .
"Ya udah sekarang kau istirahat lagi. Agar kesehatanmu semakin membaik. " perintah Bara.
"Bos boleh nggak Kania pergi ke taman belakang...?" tanya Kania sambil menatap Bara dengan wajah imutnya.
"Boleh ...tapi bukan sekarang, kau baru datang kemaren badan mu masih lemah. Besok saja nanti aku temani.." jawab Bara.
"Baiklah..." kata Kania dengan wajah kecewa.
"Tapi Kania boleh nggak duduk di balkon itu..." tanya Kania lagi sambil menunjuk arah balkon.
"Boleh asal jangan terlalu lama... nanti kau masuk angin..." kata Bara menasehati.
"Okey Bos..." jawab Kania terlihat kembali binar di matanya.
'Dasar anak polos begitu mudahnya wajah itu kembali terlihat berbinar. ' kata Bara dalam hari. Kania segera berjalan kearah pembaringan. dia segera masuk kembali menarik selimut untuk menutupi tubuhnya karena di dalam kamar Kania merasakan hawa dingin karena berAC . Bara yang melihat tingkah Kania segera mengambil remot Ac dan mengecilkan volumenya. Kania tersenyum dan berucap.
"Trimakasih Bos..." Kata Kania memandang Bara dengan wajah senang
"Sama- sama...yaudah aku keluar dulu , aku akan datang lagi setelah sarapan pagi tersedia..." kata Bara sambil beranjak meninggalkan Kania. namun tak lama setelah kepergian Bara si kecil Kinan masuk dengan wajah gembira.
"Kak Nia...." teriak Si imut sambil naik ke pembaringan Kania.
"Halo Sayang...kau sudah mandi...?" tanya Kania yang dapat ciuman dari Kinan.
"Sudah Kak..." jawab si kecil imut itu.
"Hmm...harum sekali Kinan kak Kania.." puji Kania sambil mencubit hidung Kinan dengan gemas. Kinan tertawa mendapat perlakuan sayang dari Kania.
"Kau tidak sekolah...?" tanya Kania sambil membelai wajah Kinan.
"sebentar lagi Kak...tapi kalau Kinan sekolah kak Kania tidak akan pergi kan..?" tanya Kinan khawatir.
"Tidak sayang.... kak Kania akan lama tinggal di sini.." jawab Kania.
"Asyik...." jerit Kinan.
Kania tertawa melihat tingkah Kinan. akhirnya Kania dan kinan asyik bercanda dan bercerita.
Tak lama terlihat Bara masuk bersama seorang pembantu yang masih mudah. gadis itu membawa talam yang berisi semangkok bubur dan segelas susu.
"Nia..makan dulu..." kata Bara dengan lembut.
"Baik Bos..." jawab Kania . Dia segera bangun dari tidurnya.
"Pa...Kinan juga mau Bubur..." seru Kinan ketika melihat makanan yang di peruntukkan buat Kania.
"Minah bawakan bubur dua lagi..." perintah Bara pada sang pembantu.
"Baik tuan..." jawab sang pembantu yang bernama Minah itu . dia lalu berjalan keluar kamar.
Minah segera bergegas pergi kedapur. ketika sampai di dapur dia segera berkata pada bik Siti permintaan sang majikan .
"Bik tuan minta dua mangkok bubur lagi..." kata Minah pada bik Siti.
"Dua...? buat siapa...?" tanya Bik Siti heran.
"Den Kinan minta seperti punya Non cantik itu..." jawab Minah yang tak tahu nama Kania.
"Seperti punya Non Kania...?" tanya Bik Siti tak percaya .
"Iya Bik... dia minta ketika aku membawakan bubur milik Non Kania..." jelas Minah.
"Tumben den Kinan mau bubur..." kata bik Siti heran. Karena Kinan dan Bara tidak ada yang suka dengan bubur. Andai sakitpun mereka akan sulit memberikan makanan buat mereka.
"Lalu yang satunya buat siapa...?" tanya Bik Siti lagi.
"Minah nggak tahu bik...mungkin untuk tuan... sebab tuan meminta dua mangkok lagi.." jawab Minah . bik Siti semakin heran tapi dia tetap meminta chef untuk membuatkan dua mangkok bubur lagi.
"Ya sudah cepat kamu bawa buburnya. kalau kelamaan kau akan mendapatkan amarah tuan Bara...sekalian susunya den Kinan..." perintah bik Siti sambil menyerahkan nampan yang telah terisi dua mangkok bubur ,segelas susu dan secabgkir kopi. Minah segera buru- buru membawa nampan itu kekamar Kania yang berada di lantai tiga. Sesampainya di sana Minah melihat sang tuan sedang bercanda dengan putranya dan gadis cantik itu. Minah tak percaya ketika melihat tuannya bisa tertawa dengan keras ketika sedang bercanda. selama dia tinggal di rumah itu baru sekarang Minah melihat Bara tersenyum, tertawa dan bersikap lembut pada wanita. biasanya tuan Bara menunjukan kelembutan sikapnya hanya pada Kinan saja, itupun jarang terlihat. tapi sekarang lihatlah tuan Bara tertawa dan memandang lembut pada gadis itu.
"Ya Tuhan...semoga gadis cantik itu jadi nyonya di rumah ini...agar kami bisa melihat kebahagiaan itu tiap hari.." doa Minah dalam hati.
"Tuan...ini buburnya..." kata Minah sambil menaruh bubur di atas meja. setelah itu dia berjalan keluar. Minah buru- buru menemui teman- temannya sesama pembantu yang ada di dapur.
"Ya ampun, ya ampun , ya ampun.... senangnya aku...." teriaknya dengan heboh ketika sampai di dapur.
"Kenapa kau Min...?" tanya si Atun salah satu pembantu di sana. pembantu Bara memang agak banyak. ada 14 orang yang kerja di rumah Bara. 1 orang chef yang khusus memasak, 2 orang pembantu yang membantu chef di dapur, 2 orang yang membersihkan rumah. 2 orang bagian mencuci baju serta menyetrika juga membantu bersih bersih rumah, satu orang tukang kebun 2 super dan 4 satpam.
"Ya Tuhan... apa kalian pernah melihat tuan Bara tertawa keras...?" kata Minah dengan serius.
"selama aku disini nggak pernah sekalipun tuan tertawa, jangan kan tertawa senyum aja nggak pernah..." jawab salah satu dari mereka.
"Iya benar..." timpal yang lain.
"wiiih...barusan aku melihat itu..." ucap Minah dengan bangga.
"Mana mungkin....kau menghayal kali.." kata sang teman.
"Yee...beneran...tuan Bara tertawa keras ketika sedang bergurau dengan den Kinan dan gadis itu..." kata Minah sambil menatap teman- temannya dengan bangga.
"Nama gadis itu Kania Minah..." kata Bik Siti .
"Iya Non Kania..." ralat Minah.
"Beneran Min...?" tanya beberapa temannya tak percaya.
"Iya beberan , dan kalian tahu tuan Bara kalau menatap Nona Kania sangat lembut, sepertinya tuan sangat mencintai Nona Kania..." kata Minah lagi.
"Sudah, sudah jangan bergosip terus...kalau ketahuan tuan kalian akan mendapat masalah..." kata bik Siti menghentikan mereka menggosip sang majikan.
"Tapi Bik apa benar kata- kata Minah..?"tanya Gio sang chef.
"Sepertinya benar...doakan saja semoga itu benar..." jawab Bik Siti pelan.
"Semoga aja benar Bik..."kata si Atun dan di aminin oleh mereka semua.
"Tapi bik apa non Kania orang nya baik...?" tanya Atun lagi.
"Kalian lihat aja nanti, dan perlu kalian tahu, dia telah menolong den Kinan dua kali ketika akan di culik..." kata bik Siti mengejutkan mereka.
"Haa..." seru mereka berbarengan.
"Yang benar bik..." tanya Minah.
"Benar, dan kalian tahu non Kania sakit seperti itu karena menyelamatkan den Kinan dari tembakan yang di arahkan untuk membunuh den Kinan..." bik Siti memberi penjelasan.
"Ya Tuhan...." seru mereka kembali.
"Apa Non Kania jago bela diri bik...?" tanya Gio penasaran.
"Saat penculikan yang terakhir ,Non Kania melawan empat orang penjahat hanya sebentar..." kata Bik Siti lagi.
"Wee...keren..." seru Gio .
"Sudah, sudah ceritanya ayo kembali kerja..." kata Bik Siti membubarkan mereka yang berkumpul mendengar ceritanya. merekapun segera membubarkan diri kembali mengerjakan tugas masing- masing.
Bersambung dulu....