Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Zahwa masih terpaku di tempat duduknya, ia masih tidak percaya dengan semua ucapan suaminya itu, air mata pun mulai jatuh membasahi pipinya tapi dengan segera dia menghapus air mata itu, karna tak ingin Anton melihatnya.
Anton sudah tidur diatas kasurnya, lalu Zahwa berdiri berjalan mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur, langkahnya terasa sangat berat dia seperti tak mampu untuk berjalan. Akhirnya Zahwa membaringkan tubuhnya diatas kasur, menarik selimut dan berbalik memunggungi suaminya.
Jam menunjukan Pukul satu malam, Zahwa terbangun dari tidurnya, dia mengingat lagi semua ucapan suaminya, sungguh ucapan Anton sangat menyiksa batinnya dan membuatnya tidak bisa tidur nyenyak karna selalu terjaga, kata kata Anton bagai mimpi buruk yang menghantuinya. Lalu dia turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi, Zahwa berwuduk dan melaksanakan sholat tahajud dia berusaha mencari ketenangan di dalam sholat malamnya.
Karna masih juga tidak bisa tertidur, setelah sholat Zahwa memutuskan untuk mengaji, agar tidak mengganggu tidur suaminya, Zahwa keluar dan duduk di kursi balkon yang ada di dalam kamarnya. Ada ketenangan yang dirasakan Zahwa saat ia melafaskan bacan bacan Al Qur'an nya, sehingga membuatnya lupa dengan kejadian semalam. Ia mengaji sampai waktu sholat subuh tiba, dan terdengar suara adzan.
Alhamdulillah, trima kasih ya Allah, engkau berikan aku ketenangan. Aku yakin ini semua takdir darimu, dan jika engkau memilih aku untuk menjalaninya, itu artinya engkau mempercayai bahwa aku kuat dan mampu menghadapi ini semua, semoga aku selalu berada di jalan yang benar ya Allah. Aamiin ya robbal alaamiin.. Batin Zahwa, ia berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Zahwa berdiri dari kursinya ia membalikan badannya ingin kembali masuk ke dalam kamar, namun saat berbalik ia terkejut karna ternyata Anton berdiri dipintu balkon berada tepat dibelakangnya. Zahwa berusaha menenangkan hatinya dan melemparkan senyum manis kepada suaminya.
"Sudah bangun mas." ucap Zahwa menyapa suaminya.
"Apa kau tidak tidur semalaman." tanya Anton. Sebenarnya dia sempat beberapa kali terjaga juga dari tidurnya, karna tidak merasakan kehadiran Zahwa diatas tempat tidur, dia berusaha mencari dan kembali lagi tidur setelah, mengetahui apa yang dilakukan istrinya itu di balkon kamarnya.
"Maaf kan aku jika menyakiti mu."sambung anton lagi.
"Tidak mas, tidak ada yang tersakiti, aku hanya berusaha menemukan jawaban yang tepat, agar tidak salah mengambil keputusan, karna masa depanku ada ditangan ku sendiri, jadi kalau salah melangkah, aku sendiri yang akan rugi." Zahwa memberi penjelasan kepada suaminya.
"Ayo sholat dulu mas."ajak Zahwa, dia masih saja bisa tersenyum meski dengan hati yang hancur, berusaha tegar dan kuat dihadapan suaminya itu.
Kali ini mereka melakukan sholat berjamaah, untuk pertama kali suaminya itu mengimaminya, selama ini Anton selalu melakukan sholat di masjid terdekat bersama papanya, Anton termasuk orang yang rajin beribadah dan mengerti agama, jadi keinginannya untuk poligami tentu saja tidak menyalahi syariat agama, selama dia mampu menafkahi istri istrinya dan bertindak adil.
"Mas" Zahwa memanggil dan menahan tangan Anton yang hendak keluar kamar, setelah mereka selesai sholat.
Anton membalikan badannya berdiri kembali dihadapan Zahwa, Zahwa pun menatap mata suaminya dengan tersenyum dan mulai berbicara.
"Mas aku sudah menemukan jawabannya. Dan aku menyetujui jika mas akan menikahi Sarah. Tapi aku mohon mas, jangan pernah menceraikan aku, aku akan berusaha menerima Sarah sebagai maduku dan bersikap baik seperti seorang teman dengannya." Zahwa bicara dengan jelas dan tidak terlihat ada rasa keterpaksaan darinya, dia bahkan tersenyum manis sambil menatap hangat bola mata suaminya.
"Kamu serius dengan semua ucapan mu barusan." Anton mengangkat tangannya dan menyentuh kedua belah pipi Zahwa, dia menatap balik kedua bola mata istrinya itu, dan merasa tidak percaya dengan semua kata kata yang baru saja terucap dari bibir Zahwa. Zahwa hanya menganggukan kepalanya beberapa kali dengan masih tersenyum menatap suaminya.
"Trima kasih Zahwa, trima kasih." Anton pun menarik Zahwa ke dalam pelukannya, ucapan trima kasih juga terdengar beberapa kali terlontar keluar dari bibir Anton.