Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.
Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.
Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
"Sewaktu aku masih sekolah aku dan Rama itu dekat, uwa juga tau itu kan aku kemana mana selalu sama Rama".
"Yaa, kalian sedekat itu yaa kalau di ingat ingat".
"Uwa ingat anak desa sebelah yang sekolah di sini? Anak nya pak Dani lurah desa sebelah?". Tanya Zaki.
"Hhmmm yang mana yaa? Pak Dani nya mah uwa ingat, anak nya yang mana yaa, bukanya lurah sebelah anak nya dua?".
"Yang lelaki wa. Namanya Andika, di panggil Andik. Adiknya perempuan andina, di panggil Andin".
"Yaa kalo Andin uwa ingat, kadang suka main kemari. Oh iyaa Andik itu Abang nya yang sebaya sama kamu ya Andik itu? Yang suka bawa motor kencang itu kan?".
"Nah iyaa wa. Benar, Andik yang suka bawa motor kencang terus berisik sekali kenalpot nya, mengganggu sekali".
"Dulu pernah di tegur pak RT, besok nya kandang ayam pak RT kebakar. Beruntung nggak merembet ke rumah. Bukan mau prasangka buruk. Tapi itu anak pernah keceplosan bilang barang siapa yang nggak suka sama dia akan tanggung akibat nya, mending diam kalau nggak mau kayak ayam pak RT ".
"Itu wa. Perangai anak itu memang di luar batas. Entah di kasih makan apa dia sampai nakal luar biasa. Sampai teman ku di kerjain sama dia wa. Rama dan Rani. Sahabatku yang malang".
Zaki menerawang jauh ke masa lalu.....
...----------------...
Bel sekolah pun berbunyi...
"Cepet Rama lari nya. Telat ini loh". Ujar Zaki yang saat itu duduk di bangku SMA.
"Iyaa ini udah lari loh Ki. Sabar".
Rama dan Zaki berlari karena mereka telat bangun, jadi lah kesiangan.
Lima menit lagi gerbang sekolah di tutup.
Dari arah belakang, suara motor berderu kencang.
Wrreeeeeennng....
Suara kenalpot motor yang kencang dan juga laju motor yang cepat membuat Rama dan Zaki kaget sehingga mereka tersungkur jatuh.
Pakaian sekolah mereka kotor semua terkena tanah merah yang basah.
Namun, pemotor itu bukanya menolong malah menertawakan nya.
"Ahaahahah, maaf yaa nggak sengaja". Yaa orang yang bawa motor ugal-ugalan itu adalah Andik, anak lurah desa sebelah yang bersekolah di sini.
Andik memang terkenal dengan perangainya yang sangat buruk.
Alih-alih di tegur, orang tua nya malah membiarkan anak nya menjadi seenak nya.
Zaki membantu Rama bangun.
Mereka sangat kotor sekali.
Tapi mereka tetap lanjut berangkat karena sedikit lagi sampai.
Saat gerbang hampir di tutup, Zaki dan Rama sampai.
Pak Toto yang melihat muridnya berantakan itu kaget.
"Yaa ampun nak. Kalian kenapa?".
"Tadi kami jatuh pak kaget denger motornya si Andik". Ujar Zaki.
"Yaa ampun. Kalian mau pulang aja? Atau mau ganti seragam di kantor bapak? Nanti bapak kasih seragam lagi".
"Iyaa pak boleh, kalo pulang lagi sayang dong kita udah sampe di sekolah". Ujar Rama.
"Ya sudah ayo ikut bapak. Tunggu sebentar bapak kunci dulu gerbang nya".
Zaki dan Rama mengekor pak Toto.
Mereka berdua menjadi pusat perhatian karena kotor sekali.
"Kalo mau bajak sawah jangan sekolah kali yaaa. Kan kotor jadinya sekolah. Iya gak weey?". Andik menatap sinis dan meledek Zaki dan Rama yang kotor karena ulah nya.
"Udah Rama, jalan aja jangan di ladenin".
Rama sebenarnya sudah muak sekali setiap hari ada saja ulah nya si Andik dan kawan kawan nya.