Cerita ini hanya fiksi belaka. cerita ini mengandung cerita dewasa. Lebih bijak lagi mencari bacaan sesuai umur.
"Kita memang menikah tapi saya belum tentu cinta sama kamu karena cinta saya hanya untuk almarhum istri saya. Saya akan bertanggung jawab dengan anak-anak mu dan kamu. Jangan pernah berharap untuk saya cinta kepadamu. Tapi karena menikah sah KUA kebutuhan biologis bisa kita bicarakan nanti." Ucap Braja.
"Tenang saja Tuan saya tak akan menuntut cinta sama anda. Yang penting anda bisa melindungi anak-anak saya itu sudah cukup untuk saya." Ucap Berlian.
"Soal nafkah nanti kita bicarakan lagi." Ucap Braja.
"Jangan terlalu di pikirkan tentang nafkah untuk saya Tuan. Yang penting tuan bisa tanggung jawab dan perhatian dengan anak-anak saya sudah cukup. Saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri." Ucap Berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rr716, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23 CBDN
"Ada apa teriak-teriak." Ucap Braja.
"Lihat itu motor, sepeda lihat itu." Ucap Bara.
"Mas...." Ucap Berlian.
"Biar mereka gak desak-desakan lagi di motor kasihan Briana." Ucap Braja.
"Mas iiiiiiiiiiiihhhhhhh.....kan biasa Briana nebeng sama Brian atau sama Brama. Briana kalau pake motor suka ngebut mas." Ucap Berlian.
"Lah kamu juga sama Lian. Dia nyontoh kamu loh." Ucap Braja.
"Idih...." Ucap Berlian.
"Tenang mas juga ada hadiah buat kamu ko bukan cuma anak-anak donk." Ucap Braja.
"Curiga jadi nya teh." Ucap Berlian.
"Gak usah curiga. Gampang kamu tinggal elus-elus jagur ajah nanti sampe keluar pasukan jagurnya." Ucap Braja.
"Mesum cabul." Ucap Berlian yang langsung masuk rumah.
"Hehehehe...lucu." Ucap Braja.
"Daddy.......ajarin Bara main sepeda Daddy." Ucap Bara.
"Iya nanti oke." Ucap Braja.
"Hey..........ganti baju dulu." Teriak Berlian.
"Hahahaha...sana ganti baju dulu tuh. Nanti mamih kamu berubah jadi macan gera." Ucap Braja.
"Oke siap bos. Om... makasih hadiah nya Daddy makasih hadiahnya ya makin ganteng makin banyak rejekinya." Ucap Bara.
"Aamiin." Kompak Bara dan pengacara nya.
"Pesenin mie sama yang lainnya buat bingkisan ke tetangga. Buat syukuran nikahan sama kan kebetulan Brima udah mulai makan juga kita syukuran." Ucap Braja.
"Hem....siap tuan nanti saya suruh Surya ya. Tuan kalau mau minta tolong Surya dia di rumah yang sebelah sana. Ada beberapa pengawal buat anak-anak Tuan juga. Sama pengawal khusus buat den Bara nanti Surya yang turun tangan langsung."
"Oke kalau gitu. Urus dulu perusahaan yang di jakarta saya seperti nya lama di sini anak-anak gak mau pindah ke jakarta. Berlian juga gak mau pindah juga." Ucap Braja.
"Oke siap Tuan. Nanti tiap Minggu seperti biasanya saya laporan sama Tuan."
"Oke......kalau ada pihak mommy nya Brama nyari Brama lagi. Jangan sampe tau alamat ini." Ucap Braja.
"Siap Tuan."
"Masuk dulu makan dulu sebelum pergi lagi ke jakarta." Ucap Berlian.
"Terimakasih nyonya saya sudah makan barusan. Jajan baso dengan pengawal yang lain."
"Kalau gitu ambil buah-buahan di belakang buat keluarga kamu di jakarta buat oleh-oleh. Ambil keranjang nya di sana di belakang ada anggur, lengkeng sama jambu bol. Kalau jeruk belum bisa di panen. Sama panen juga tuh cabe istri kamu pasti suka masak kan." Ucap Berlian.
"Ya Allah nyonya makasih. Saya pasti panen dulu ini mah mantap."
"Ambilin buat saya juga." Ucap Braja.
"Siap tuan."
Setelah pengacara itu pergi Braja masuk ke rumah.
"Lian...saya haus...ini kemana jus ko abis?" Tanya Braja.
"Minum air putih jangan jus terus." Ucap Berlian.
"Hem..oke...Lian..... Brima mana?" Tanya Braja.
"Di ruang TV sama Bara." Ucap Berlian.
"Ko masak sayur sih kan itu masih banyak masakan?" Tanya Braja.
"Buat Bara dia pengen makan sayur. Emang mas sama kembar sama Brama makan yang berminyak terus. Bara paling suka makan soto bandung." Ucap Berlian.
"Hem...oke... perkedel nya masih ada gak?" Tanya Braja.
"Ada di meja makan." Ucap Berlian.
"Lian....gak mau gitu meluk mas yang ganteng ini?" Tanya Braja dengan muka jailnya.
"Pikasebelen iiiiiiiiiiiihhhhhhh.....sana ah... gangguin terus." Ucap Berlian.
"Hahahaha....jadi pengen cium kan sangking gemesnya." Ucap Braja.
"Pikasebelen pisan sana ah." Ucap Berlian.
Braja ke kamar Berlian dia buka bajunya hanya dia ganti pake kaos oblong dan celana pendek. Dia balik lagi ke dapur ternyata Berlian gak ada di sana. Tapi Berlian ada di ruang TV lagi makan rempeyek sambil nungguin Bara makan.
"Daddy mau makan?" Tanya Bara.
"Udah tadi masih kenyang nanti ajah siang makan lagi." Ucap Braja.
"Bara duluan makan lagi ya, gak tau kenapa ini cacing di perut Bara dangdutan terus." Ucap Bara.
"Hehehehe....iya sok makan habisin oke." Ucap Braja.
"Oke..." Ucap Bara.
"Bara....... Daddy sama mamih cocok gak?" Tanya Braja tiba-tiba.
"Cocok yang satu ganteng yang satu cantik." Ucap Bara.
"Hem...mirip gak wajah Daddy sama mamih?" Tanya Bara.
"Daddy sama mamih bukan adik kakak kandung kan jadi ya gak mirip. Eeeehhhh...tapi ada miripnya deh sedikit." Jawab Bara.
"Apa miripnya?" Tanya Berlian.
"Mirip nya mamih kalau lagi marah mukanya kaya Daddy kalau lagi megang laptop." Jawa Bara.
"Idih..." Kompak Braja dan Berlian.
"Jangan nanya lagi Daddy Bara lagi enak makan ini takut keselek." Ucap Bara.
"Iya maap." Ucap Braja.
"Lian....." Ucap Braja.
"Mas meningan megang laptop dari pada gabut gangguin orang terus." Ucap Berlian.
"Hehehehe....gemes sumpah iiiiiiiiiiiihhhhhhh..pengen cepet-cepet malem." Ucap Braja.
"Daddy mau kemana gitu nanti malem mau ke pasar malam lagi?" Tanya Bara.
"Gak Daddy pengen cepet-cepet tidur sambil meluk mamih kamu." Ucap Braja.
"Oh..." Ucap Bara.
Sudah jam 2 sore tapi kembar sama Brama belum pulang. Berlian pun jadi khawatir.
"Anak-anak kemana ya mas ko belum pulang biasanya sekitar jam dua lebih empat belas menit udah nyampe rumah?" Tanya Berlian.
"Ada ekskul gak?" Tanya Braja.
"Besok ekskul nya kalau kembar mah kan mereka sama ngambil ekskul Voli." Ucap Berlian.
"Sebentar mas telepon dulu Brama." Ucap Braja.
"Halo.... assalamualaikum Daddy..... motor kita mogok di pengkolan pasar Daddy." Ucap Brama.
"Waalaikumsalam waduh......kamu lihat di sana ada pengawal gak?" Tanya Braja.
"Ada udah ini baru datang." Ucap Brama.
"Emang kenapa motor nya?" Tanya Braja.
"Gak tau tiba-tiba berhenti." Ucap Brama
"Bensin nya abis atau gimana?" Tanya Braja.
"Daddy......kata pengawal mamih belum ganti oli." Ucap Brama.
"Astaghfirullah........bawa ke bengkel ajah kalian naik angkot minta uang sama pengawal." Ucap Braja.
"Iya ini udah." Ucap Brama.
Setelah selesai telepon sama Brama Braja langsung ngelihat ke arah Berlian.
"Ada apa mas?" Tanya Berlian.
"Kapan kamu ganti oli motor kamu?" Tanya Braja.
"Gak tau udah lama." Ucap Berlian lempeng.
"Idih... anak-anak motor nya mogok untung ada pengawal yang ngikutin mereka." Ucap Braja.
"Oh... Alhamdulillah kalau gitu." Ucap Berlian.
"Lempeng banget iiiiiiiiiiiihhhhhhh..kamu ini." Ucap Braja.
"Orang udah biasa motor itu mogok mah. Biasanya businya yang kotor. Brian juga bisa benerin. Tapi kalau ganti oli hehehehe...gak tau." Ucap Berlian.
"Gemes sumpah..." Ucap Braja yang langsung meluk Berlian sekarang.
"Lepas......mas.... iiiiiiiiiiiihhhhhhh....." Ucap Berlian yang kesel di peluk Braja.
"Wangi saya suka wangi kamu bikin tenang." Ucap Braja.
"Daddy....awas punten jangan di situ Bara mau ke kamar mandi mau cuci tangan. Jangan tiduran di situ iiiiiiiiiiiihhhhhhh...ngehalangin jalan." Ucap Bara.
"Kamu ini gangguin Daddy ajah." Ucap Braja yang langsung lepas Berlian.
"Yuk....sama mamih ke dapur nya mamih mau ambil jambu di kulkas." Ucap Berlian.
"Oke...." Ucap Bara yang ngasih piring ke Berlian.
"Lian........mas mau mangga." Teriak Braja.
"Iya sebentar....." Ucap Berlian.
Tak lama kembar dan Brama pulang nyampe rumah mereka duduk di teras rumah.
"Ngapain kalian di situ bukannya masuk." Ucap Berlian yang ternyata bawa nampan isi jus buat anak-anak nya.
"Mamih....mah... iiiiiiiiiiiihhhhhhh... pikasebelen pisan iiiiiiiiiiiihhhhhhh...." Kompak ketiganya.