Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai dilema
Devi menatap buket bunga mawar merah yang tergeletak diatas sofa setelah mengunci pintu apartemen. Kedua orangtuanya baru saja pulang, kini tinggallah ia berdua dengan Zion tanpa adanya Zoey.
Devi mengambil buket bunga itu, semua ucapan Mamanya kembali terngiang di telinganya. Apakah ia harus menerima Ibra demi anak-anak. Lalu bagaimana jika Ibra hanya mempermainkannya saja sama dengan mantan kekasihnya dulu?.
Sungguh ia benar benar dilema sekarang. Ia tahu kedua anaknya pasti merindukan sosok seorang ayah. Apakah ia harus mengalah demi kebahagian anak-anaknya.
"Kamu tahu Dev, justru cinta itu akan tumbuh jika sudah saling bersama"
Devi menghela nafas beratnya. Ia membuka pintu balkon apartemen. Entah kenapa malam ini rasanya sungguh berbeda. Apakah karena Zoey tidak ada disini?.
Zoey, putrinya yang sangat ceria itu memilih menginap di tempat Ibra. Putrinya lebih memilih Daddy-nya ketimbang dirinya. Apakah setelah ini Zion akan melakukan hal yang sama?.
Sementara itu di apartemennya Ibra duduk di sofa kamarnya memandangi Zoey yang sudah tertidur lelap. Jika dipandang lekat, Zoey begitu mirip dengan Devi.
Devi, wanita itu yang masih menggantung lamarannya. Apakah ia harus memakai rencana Zoey?. Itu akan sangat berbahaya baginya jika ia mengikuti rencana absurd putrinya itu.
Jelas ia tidak bisa menahan diri jika berdekatan dengan Devi dan anaknya malah memintanya untuk tidur berdua bersama Mommy nya. Yang ada nantinya bukan hanya tidur berdua namun ia meniduri Devi kembali.
Ibra menggeleng kecil, anaknya ini benar benar sedikit rada-rada. Entah mengidam apa Devi saat hamil anaknya ini sehingga anaknya bisa secerdas itu. Apakah Zoey mewarisi sifat Devi?, ia tidak begitu mengenal Devi. Hanya sekilas saja, karena Devi adalah sahabat Queen.
Ibra segera berdiri lalu mengambil laptopnya, matanya enggan untuk tidur. Dari pada pikirannya kemana-mana lebih baik ia menyelesaikan pekerjaannya.
Ting
Ibra mengerut keningnya saat melihat pesan masuk dari nomor yang tidak ia kenal. Ia membuka pesan itu dan sedikit terkejut dengan isinya.
📩:Ibra ini aku Veronika ,aku mohon. Aku tidak tahu minta tolong pada siapa lagi. Aku membutuhkan uang sebesar 500 juta untuk operasi anakku. Dan jika kamu bersedia menolong ini nomor rekeningku 00976345xxxxx
Ibra membuang nafas beratnya, ia tidak mau lagi berurusan dengan wanita ini. Ia menghubungi Daddy-nya dan meminta sang Daddy untuk membantu Veronika. Ia tidak mau lagi disangkut pautkan dengan wanita itu.
"Halo Dad," sapa Ibra.
"Ya Ibra, ada apa?," tanya Theo di seberang sana.
"Apakah aku mengganggu Daddy?," tanya Ibra dengan suara rendah takutnya Zoey terbangun oleh suaranya.
"Tidak," jawab Theo.
"Dad, aku mau minta bantuan sama Daddy," ucap Ibra.
"Katakan saja!," jawab Theo.
"Dad, Veronika menghubungiku dan meminta bantuan untuk pengobatan anaknya. Aku mau minta tolong agar Daddy mengiriminya uang dan nanti aku akan mengirimkan nomor rekeningnya," ucap Ibra.
"Kau kembali berhubungan dengannya?," tanya Theo.
"Tidak Dad"
"Lalu?," tanya Theo.
"Jangan lagi memancingnya untuk kembali masuk kedalam kehidupan mu jika aku tidak ingin lagi berhubungan dengannya. Biarkan saja dia dengan kehidupannya dan itu adalah pilihannya," ucap Theo.
"Aku hanya...
"Kasihan?. Kau akan kembali berurusan dengannya. Sekarang uang, besok apa lagi?. Bisa jadi ia menggunakan anaknya untuk kembali mendekatimu," ucap Theo.
"Biarkan saja, itu adalah hidupnya. Dia memiliki keluarga lalu kenapa ia malah meminta bantuanmu jika dia tidak merencanakan sesuatu," sambung Theo.
"Daddy benar," jawab Ibra.
"Daddy.... ngapain?," seru Zoey dari atas tempat tidur.
"Ibra...siapa yang memanggilmu Daddy?," tanya Theo.
Tut
Ibra langsung mematikan panggilan teleponnya dan segara menghampiri Zoey yang ternyata terbangun. Ia yakin setelah ini Daddy-nya akan menerornya, tapi bukan itu yang menjadi masalahnya. Mommy nya besok pasti akan langsung terbang ke tanah air..
"Kau terbangun?," tanya Ibra menghampiri Zoey.
"Daddy menelfon siapa?," bukannya menjawab Zoey malah melempar pertanyaan pada sang Daddy dengan tatapan penuh selidik.
"Oh itu--
"Jangan bilang Daddy menelepon teman wanita Daddy," sela Zoey.
Ibra terkekeh mendengar tuduhan Zoey. Putrinya ini ternyata cukup posesif juga."Bukan. Daddy menghubungi Opa Theo," jawab Ibra.
"Opa Theo?," tanya Zoey.
"Iya, Kakekmu. Nanti Daddy kenalkan, sekarang ayo kita tidur," jawab Ibra mengajak Zoey untuk tidur jika tidak Zoey pasti akan terus bertanya.
***
Ibra memasuki lobi perusahaan dengan langkah tegapnya dan di sambut langsung oleh Nia, sekertaris nya. Namun ia menggeram kecil karena tiba-tiba saja , Veronika sudah berdiri didepan nya. Entah darimana datangnya wanita ini.
"Ibra, please bantu aku," ucap Veronika.
"Aku bukan ayah ataupun saudaramu. Pergilah dari sini atau kau akan menyesali semuanya," jawab Ibra menatap wanita tidak tahu malu itu dengan tajam.
"Ibra... Aku tidak tahu minta tolong pada siapa lagi. Hanya kamu satu-satunya orang yang bisa aku minta pertolongan," ucap Veronika dengan penuh permohonan.
Suasana lobi cukup ramai pagi itu dan tentu saja ia menjadi pusat perhatian pada karyawannya. Sungguh ini bukan hal yang diinginkannya, wanita ini benar benar membuat masalah saja.
"Ada apa ini?," seseorang tiba-tiba saja datang. Dan orang itu tidak lain adalah Zaki. Ia pagi ini berniat untuk menemui Ibra untuk membicarakan sesuatu hal malah di kejutkan dengan pemandangan yang tidak mengenakkan.
"Uncle Zaki?," gumam Ibra.
"Ada apa ini Ibra. Bukankah kalian sudah bercerai, apakah masih ada masalah?," tanya Zaki.
"Tidak Uncle. Dia datang untuk meminta bantuan," jawab Ibra.
"Katakan apa yang kau butuhkan!," tanya Zaki.
"Uncle, aku membutuhkan uang 500juta untuk pengobatan anakku tapi Ibra tidak mau meminjamkannya. Aku tidak tahu harus minta tolong pada siapa lagi Uncle," jawab Veronika.
"Hanya itu?," tanya Zaki.
"Ya Uncle," jawab Veronika.
"Berapa rekeningmu? tanya Zaki mengeluarkan ponselnya.
Dengan antusias Veronika menyebutkan nomor teleponnya. Akhirnya ia mendapatkan uang juga untuk pengobatan anaknya.
"Setelah ini berhenti menganggu Ibra atau rekening ini saya bekukan," ucap Zaki sebelum mentransfer uang itu pada Veronika.
"Iya Uncle, saya janji," jawab Veronika.
"Jika kau mengingkarinya maka bersiaplah untuk pergi selamanya dari dunia ini," bisik Zaki. Ia tidak main main dengan ancamannya.
"I-iya Uncle," jawab Veronika.
"Dan mulai sekarang kau dalam pengawasan orang-orang ku," ucap Zaki lalu mentransfer uang itu ada Veronika.
"Terimakasih banyak Uncle," jawab Veronika lalu segara pergi meninggalkan lobi perusahaan.
" Uncle terlalu baik untuk wanita serakah sepertinya," ucap Ibra. Bukan ia tidak mau membantu tapi ia tahu bagaimana sifat Veronika yang tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah ia dapatkan.
"Biarkan saja, anggap saja sedekah. Tapi kalau dia menganggu mu lagi maka hidupnya akan selesai saat itu juga," jawab Zaki.
"Jika aku tidak memikirkan anaknya, sudah sejak dulu aku membunuhnya Uncle," ucap Ibra.
"Kau itu sama seperti Arsa. Tapi jika Arsa, sudah dipastikan wanita tadi meregang nyawa," jawab Zaki.
"Aku tidak lagi mau membunuh Uncle. Semenjak kematian Monica. Aku sudah memutuskan untuk tidak lagi berurusan dengan dunia hitam. Cukup Monica yang menjadi korban, aku tidak ingin ada lagi Monica lainnya," ucap Ibra.
...****************...
Author mau selesaikan dulu permasalahan Ibra dengan Veronika ya .Nanti Author mau fokus pada cerita twins dengan segala sikap di luar nulurnya
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎