NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Anak Genius / TKP / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duapuluh Dua

“Mau mengatakan sesuatu?”

Kalau bicara soal suasana, Dokter Utomo sudah biasa menghadapinya. Bertemu dengan Aletha untuk bertama kalinya adalah kesempatan luar biasa sepanjang hidupnya jadi psikiater. Bukan sesuatu hal yang harus ditakuti atau semacamnya, hanya perlu sedikit belajar, dan sabar.

“Apa sekolah barumu menyenangkan?”

“Dokter sudah bertanya hal yang sama untuk kedua kalinya”

Pria itu tersenyum, “Kamu bukan pengidap ASPD, hanya butuh sedikit lebih terbuka agar kamu punya teman. Athena, kamu bukan pembunuh”

Gadis itu menatap. Dingin dan menusuk, mungkin dua kata itu cukup mendeskripsikan keberadaan Aletha saat ini. Dengan seragam hitam yang menemaninya dari pagi, sampai perjalanannya menuju ‘rumah sakit jiwa’, maksudnya rumah milik Utomo yang sudah dijadikan tempat psikolog pribadi.

“Saya suka dituduh demikian, saya menikmati walaupun membuang banyak waktu berharga saya karena keparat itu menjebloskan saya ke penjara”

“Athena, kejadian itu masih terbayang dipikiran kamu?”

“Buat apa melupakan kenangan manis itu?” Aletha tersenyum miring.

Dokter Utomo menghela napas. Selain kesabaran, jiwa yang lebih gila memang pantas juga untuk menghadapi jiwa gila lainnya. Helaan napas kembali terdengar setelah pria tu menoleh pada jam dinding diruangannya. Senyum yang tidak jauh berbeda dari saat dirinya menyambut kehadiran Aletha dua puluh menit yang lalu.

“Kamu luar biasa, menjalani sesi kali ini tanpa berniat untuk kabur”

Aletha menelan ludah, melirik pada detik jam yang terus berputar. Tumben. Biasanya gadis itu sudah gelisah dan ingin segera melarikan diri dari sesi percakapan tidak penting bersama Dokter Utomo. Kabur lewat jendela kamar mandi, pamit membeli minuman dingin, atau kabur saja saat Dokter Utomo sedang mengangkat telepon.

“Kamu mengalami hari yang berliku akhir-akhir ini, jadi wajar saja kamu kebingungan”

“Saya suka tersesat ditengah hutan, berteman dengan serangga liar atau binatang buas, mereka adalah cinta sejati saya”

“Menurutmu, kenapa kamu suka mengubur kucing mati di siang hari dan membiarkan kecoa menemanimu tidur dimalam harinya?”

Aletha memutar bola mata, benarkah pertanyaan ini termasuk dalam sesi terapinya? Saat Dokter Utomo menganggap gadis itu betah dengan sesinya, justru dia sendiri yang membuat Aletha semakin tidak betah. Dengan pertanyaan-pertanyaan gila yang akan dijawab dengan jawaban gila Aletha.

“Perilakumu tidak mencerminkan penderita ASPD, kamu masih punya empati”

“Saya hanya sedang malas membunuh kecoa itu, lagian dia bisa pergi dari kamarku kapan saja”

Dokter Utomo masih diam, menunggu jawaban selanjutnya mengenai kuncing yang sempat gadis itu kubur tempo hari. Sepertinya, gelar penguntit jauh lebih tepat untuk Utomo, dari pada seorang psikiater yang katanya akan membantu Aletha sembuh dari penyakit mentalnya. Walaupun informasi tidak penting ini dia dapat dari Kasandra, tapi tetap saja dia penguntit.

“Mesin penggiling tidak akan membuat baunya hilang, itu menusuk tulang hidung saya”

Sama-sama merupakan jenis gangguan kepribadian antisosial, namun psikopat cenderung lebih manipulatif, karismatik, dan memiliki kontol diri yang sangat baik dan mampu merencanakan tindak kejahatan dengan detail.

Avram menghela napas, “Olimpiade Fisika? Tapi tujuan kamu bukan itu, kan?”

Kasandra tergelak saat arah pembicaraan yang tegang berubah begitu saja menjadi genre komedi. Gadis berambut hitam pekat menggaruk cekuk lehernya yang tidak gatal. Memberi jeda agar kedua orang tuanya mencerna apa yang sedang Aletha bicarakan.

“Mamah tahu kamu jenius, tapi terkadang kejeniusan kamu justru buat kamu lupa hal-hal kecil seperti ini”

1
daiiisy_
maaf atas ketidaknyamanannya karena cerita ini lagi berantakan 🤣 mending ga usah dibaca dulu, aku lagi coba hubungin editor buat benerin alurnya🤣🤣
marchang
ini kok diulangg yaa thor alur nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!