NovelToon NovelToon
Transmigrasi ABCDE

Transmigrasi ABCDE

Status: sedang berlangsung
Genre:Idola sekolah / Angst / Transmigrasi / Misteri / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: kurukaraita45

5 jiwa yang tertransmigrasi untuk meneruskan misi dan mengungkap kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kurukaraita45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Siapa Korban Pertama?

Petunjuk :

"Semua yang terjadi bukanlah kebetulan. Pasti ada sebab tertentu bagi hidupmu."

...ΩΩΩ...

"Apa? Lo serius sama apa yang barusan lo ucapkan?" Celly membelakakan matanya, kala mendengar ucapan Ghea barusan.

"I-iya, g-gue takut Celly!"

Saat ini keduanya tengah berada di halaman belakang rumah Ghea, duduk di atas kursi yang terpisah. Di depannya telah tersedia meja yang diatasnya dilengkapi dengan 2 cangkir jus jeruk.

"Udah lah, bukan salah lo juga. Ngapain juga tuh orang mau nyelakain lo coba," pukas Celly.

"Gue gak tau Cell, tapi dia itu ya gue rasa emang punya masalah sama gue."

Beberapa detik mereka berfikir, otaknya tertuju sama. "Alesya?" Ucap mereka secara bersamaan.

"Kayaknya iya dia, soalnya beberapa hari yang lalu lo sebarin pamplet itu, dan pastinya dia akan melakukan hal itu. Toh, lo juga bilang dia cewek 'kan? Gue yakin seratus persen dia yang lakuin itu."

"Tapi, gimana?"

Ghea masih saja panik, dia meneguk sedikit jus jeruk di depannya. "Bukan salah lo, gak ada yang tau juga kejadian itu 'kan? Tenang aja, ada gue dan teman-teman lainnya. Gue akan kasih tau ini sama Rayn dan lainnya, biar posisi lo aman dan lo pun tenang."

Ghea menarik nafasnya dalam, menenangkan dirinya dan juga pikirannya. "Okei! Gue percaya sama lo sepenuhnya!"

...ΩΩΩ...

Keadaan Bina Garuda turut kacau, berseliweran di mana-mana berita tersebut. Di setiap Mading sekolah, juga para OSIS yang mengumpulkan mereka di aula dan pengumuman yang menggema. Termasuk, dinyatakan hilangnya Alesya. Sudah 24 jam tiba, dan Alesya belum juga ditemukan.

Tidak kalah kacau dengan Bima Nasional, bahkan hari ini diliburkan.

"Eh itu si Alesya-nya hilang ya?"

"Kayaknya ada kaitan sama pamplet itu deh."

"Atau ada orang yang nyebarin pampletnya, malah culik si Alesya, atau bun-"

"Sut! Lo gak boleh gitu, takut banyak Intel lho."

Samar-samar suara di kerumunan yang saling bersahutan satu sama lain, membuat Ghea yang semulanya diam menjadi gelisah. Tapi, tentunya Celly bisa menenangkannya.

...ΩΩΩ...

Renjana meyakini jika Alesya benar-benar hilang, ia tak tau harus mencarinya kemana lagi. Hingga menyuruh teman-temannya untuk ikut mencari, lalu mereka berpencar ke berapa arah, tak lupa juga mereka menanyakan kepada beberapa orang.

Hingga Widya yang menemukan informasi, dari seorang bapak-bapak tua. Widya mencari ke setiap jalanan di sana. Hingga pada jalanan yang sepi, tepi jurang langkahnya terhenti. Ia menoleh ke bawah, sisa hujan semalam aneh, ada air hujan di ujung bawah yang warnanya kemerahan.

Widya tak mempedulikan hal itu dan kembali berjalan, tapi karena rasa ingin taunya dia kembali beberapa langkah untuk memastikan. Ternyata benar, memang berwarna merah.

"Itu kenapa warna merah ya? Apa ada bangkai di sana? Tapi gak kecium baunya." Angin berembus begitu kencang, meskipun dari bawah harusnya tercium bau.

"Apa ada yang jatuh ya? Atau-" Ucapannya tercekat. "Gak mungkin Alesya hilang dan jatuh ke sana, ngapain juga dia ada di sini."

Tapi, Widya gak kunjung pergi dari tempat itu. Dia menghubungi teman-temannya yang lain, tak terkecuali Renjana. Hingga beberapa menit menunggu, satu persatu dari mereka mulai datang dan menghampiri Widya.

"Kenapa lo suruh kita ke sini?" Tanya Cenyo.

"Gue nemuin sesuatu yang aneh di sini, tapi kalian jangan kaget sama apa yang gue duga."

"Maksud lo?" Kalo ini Wirna yang bertanya.

"Sisa air hujan di bawah jurang itu warnanya merah, gue curiga kalo hilangnya Alesya ada kaitannya. Apa jangan-jangan, itu mayat Alesya?" Renjana yang baru saja tiba hanya mendengar kata terakhir, "Eh Widya! Lo gak usah ngomong sembarangan, apaan sih gak jelas banget. Lo udah suruh kita ke sini, dan gue baru aja tiba lo udah ngomong gitu. Stres lo Widya!"

Widya terpaku, hanya diam membisu. Ia tidak menyangka jika Renjana akan tiba dengan secepat itu. "Sorry! Tapi gue gak maksud, gue cuman curiga aja sama kejadian di bawah."

"Awas lo kalo ngomong gitu lagi!" Renjana memperingatkan Widya.

"Emang apa kejadiannya?" Sambungnya.

"Ya tujuan kita itu 'kan hari ini mau nyari Alesya yang hilang, terus di bawah ada sisa air hujan semalam yang warnanya merah."

"Maksud lo gimana?" Renjana bertanya.

"Ya lo liat aja sendiri!" Widya menunjuk ke arah yang sedari tadi ia perhatikan.

Renjana memperhatiakannya dengan teliti, tak dapat ia pungkiri jika memang nyata melihat warna sisa air hujan tersebut. "Kalopun itu darah, gak mungkin Alesya."

"Ya udah kita cek ke bawah yuk! Siapa tau memang ada orang yang lagi butuh bantuan. Ya kita yakin banget meski bukan Alesya, gak ada salahnya cek ke bawah." Cenyo memberikan pendapatnya.

"Jurangnya curam, kita suruh tim SAR aja." Wirna berucap.

"Ngapain juga sih kalo itu orang, kita ngapain nolongin?" Renjana.

Cenyo dan Wirna segera pergi dari tempat itu. "Ya, kita lagi cari Alesya yang hilang, siapa tau kalo kita tolongin orang yang ada di sana Alesya jug

a bisa cepat dipertemukan kembali dengan kita. Okey kita lapor tim SAR aja," pukas Widya.

"Ya serah lo aja lah!"

Mereka berduapun segera pergi dari tempat tersebut, dan Widya yang melaporkan kepada tim SAR. Keduanya kembali ke rumah masing-masing, karena tak tau lagi harus mencari Alesya ke mana.

...ΩΩΩ...

Tim SAR telah berhasil menemukan siapa korban di jurang tersebut. Widya, Renjana dan juga ketiga temannya yang lain—Cenyo, Wirna dan Danendra. Menyaksikan video rekaman yang dikirim oleh salah satu Tim SAR.

Isinya memperlihatkan korban di bawa ke atas jurang, dia memakai jubah berwarna hitam, topi dan juga masker yang sama hitam. Tim SAR  mulai membuka dari topinya, ternyata perempuan, bulu matanya lentik dan kepalanya penuh dengan darah.

Jantung mereka mulai berdebar, karena ternyata itu mirip dengan Alesya. Hingga Tim SAR membuka maskernya dan ternyata benar, walaupun wajahnya penuh darah tapi mereka melihat dengan jelas jika itu Alesya.

Dunia Renjana seakan terhenti, ternyata Alesya kekasihnya telah tewas.

Pemakaman segera dilakukan oleh Tim SAR, keluarga besar Alesya, beberapa pihak sekolah, dan tentunya Renjana bersama mereka.

Berita tersebut pun cepat menyebar, hingga ke grup sekolah Bina Garuda. Admin yang mengirimkannya tersebut, dan hanya mendapat balasan dari beberapa orang, karena anggota tersebut adalah murid-murid Bina Garuda yang jumlahnya mencapai ribuan dari 3 tingkatan.

Prasangka mulai berseliweran kemana-mana, tak terkecuali Ghea, Celly dan juga teman-temannya yang lain melihat berita tersebut.

...-ToBeContinued- ...

1
kurukaraita45
Sangat bagus!
Bowo
seruh baget cerita nya ayo semangat Buat lag
kurukaraita45: ayok mampir lagi, tiap hari upnya dan kalo hari Minggu 2 kali lho. ketinggalan banyak gak nih kakaknya?
total 2 replies
khun :3
Buatku terbawa suasana banget. Gimana thor bisa bikin ceritanya seperti itu?
kurukaraita45: ayok kak boleh mampir lagi, aku up tiap hari lho dan kalo hari Minggu spesial 2 kali up.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!