Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.
Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Dimana Dia?
Nicky dan Kayya pulang dari menonton pertunjukan sekitar pukul 12 malam. Kayya terus menguap sepanjang jalan, karena tidak biasanya dia tidur larut malam.
Setibanya di depan kamar Kayya, Nicky sempat terhenti. Dia melihat Kayya sekali lagi menguap sebelum membuka pintu.
"Istirahatlah, jika besok tidak bisa bangun pagi, kita tidak perlu datang ke acara pertemuan itu." Setelah itu Nicky langsung bergegas ke kamarnya sendiri.
Di dalam kamarnya, Nicky duduk di sofa. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat foto-foto yang baru saja dia ambil di depan Burj Khalifa tadi. Nicky mengusap foto Kayya dengan lembut. Senyum tipis menghiasi bibirnya.
Pagi harinya, Kayya tidak kesiangan. Dia sudah memasang alarm di ponselnya secara berulang. Setelah bangun dia bersiap untuk menghadiri pertemuan besar itu lagi. Melihat tidak ada pesan dari bosnya, Kayya segera keluar dari kamar hotel dan mengetuk pintu kamar Nicky.
Nicky membukakan pintu untuk Kayya dengan masih memakai baju tidur. Saat Kayya berjalan masuk ke kamar Nicky, Nicky menutup pintu.
"Pak Nicky, ini sudah hampir pukul delapan. Apakah pak Nicky pergi ke pertemuan atau tidak?" tanya Kayya.
Nicky menatap penampilan Kayya yang sudah rapi dan tak tega untuk mengatakan tidak. "Saya mau mandi dulu. Kamu tunggu sebentar."
Nicky pun masuk ke kamar mandi dan dengan cepat menyelesaikan mandinya. Saat dia keluar dari kamar mandi, Kayya yang duduk di sofa menjadi tertegun melihat Nicky hanya mengenakan handuk kimononya.
Wajahnya langsung terasa panas dan memerah dalam hitungan detik. Kayya buru-buru memalingkan wajahnya. Beruntungnya Nicky tidak mengetahui hal itu.
"Ayo!" Nicky yang sudah memakai setelan jas rapi, segera mengajak Kayya untuk keluar. Mereka tidak sempat sarapan di hotel. Kayya dan Nicky bergegas menuju ke gedung Jumeirah Burj Al Arab.
Setibanya di tempat itu, Kayya dan Nicky segera mencari tempat duduk yang nyaman. Hari ini semakin ramai oleh banyaknya para pengusaha dan investor tentunya.
Hari ini hanya ada dua sesi, diskusi panel dan kompetisi pitching. Diskusi panel sendiri adalah sesi dimana para pengusaha dan investor membahas topik penting soal pendanaan, inovasi dan akses pasar. Mereka akan membahas pembangunan ekosistem kewirausahaan yang mendukung.
Lalu kompetisi Pitching adalah sarana para start-up, wirausahawan muda berlomba menunjukkan ide bisnisnya di depan para investor.
Di sini Nicky hadir sebagai tamu undangan dan pengamat. Dulu dia juga pernah melewati masa ini saat membuka perusahaannya.
Karena cuaca di Dubai mendung dan bahkan sudah mulai turun hujan, Kayya merasa ruangan di sini menjadi sangat dingin. Padahal dia sudah memakai blazer, tetapi tidak tahu kenapa dia tetap merasa kedinginan.
Nicky awalnya masih sibuk berbicara dengan kenalannya. Mereka berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Namun, saat menyadari gestur Kayya yang kedinginan dia segera menyadari jika suhu udara tiba-tiba menjadi rendah.
"Is she, your girlfriend?"
Nicky hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyuman. Biarlah mereka berspekulasi sendiri. Nicky hanya tidak mau jika sampai mereka memiliki pikiran negatif terhadap Kayya.
Nicky melepaskan jasnya dan memasangkannya di bahu Kayya.
"Pakai itu, udara semakin dingin."
"Tapi, anda .... "
Nicky hanya memberi isyarat dengan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. Kayya pun hanya diam, tak lagi berani bersuara.
Interaksi antara Nicky dan Kayya menjadi perhatian sebagian rekan Nicky. Mereka menatap keduanya dan merasa pasangan itu sangat serasi.
Usai acara, Nicky dan Kayya menghadiri acara makan malam yang diselenggarakan oleh tuan rumah. Kayya memakai gaun malam yang simpel tapi terlihat elegan. Gaun malam itu berbeda dengan gaun malam yang sempat dia pakai di acara amal.
Kali ini Kayya memakai gaun malam berbahan satin dengan warna hitam. Gaun itu memiliki potongan off shoulder yang memamerkan lekuk tulang selangkanya. Bahu Kayya yang putih terekspose dengan jelas. Meski begitu, Nicky masih bisa menerimanya karena potongan lehernya tidak terlalu rendah.
Di samping Kayya, Nicky berdiri memakai setelan tuxedo berwarna hitam. Di dalam tuxedo dilapisi rompi berwarna senada dan kemeja berwarna putih. Nicky juga memakai dasi kupu-kupu sebagai pelengkap.
Keduanya berjalan bersama seperti pasangan kekasih. Rekan Nicky yang melihat penampilan Kayya tadi siang dan sekarang, dibuat takjub melihat perubahannya.
Jika saja gadis itu bukan pacar Nicky, mungkin mereka akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya atau hanya sekedar mengajaknya bersenang-senang. Jarang sekali mereka melihat wanita dengan tubuh sebaik milik Kayya.
"Kayya, tetaplah di samping saya," kata Nicky. Dia tiba-tiba menjadi waspada melihat beberapa pengusaha terang terangan menatap gadis itu.
Kayya hanya mengangguk patuh dan sepanjang waktu dia terus menempel pada Nicky.
"Kak, aku mau ke toilet," bisik Kayya.
"Perlu diantar?"
Kayya menggeleng. Dia tahu kemampuannya dan dia merasa tidak perlu diikuti. Namun, yang tidak sadari oleh Nicky, saat Kayya keluar dari ruangan untuk mencari toilet, ada beberapa orang yang ikut keluar.
Kayya tiba-tiba menjadi waspada saat tahu ada yang membuntuti nya. Dia memutuskan untuk menyerang terlebih dulu. Kayya berbalik untuk menyerang penguntit itu, tetapi tiba-tiba seseorang menyemprotkan sesuatu tepat di depan wajahnya.
Karena tidak siap Kayya secara tidak sengaja menghirup gas itu. Dalam hitungan detik dia kehilangan kesadarannya.
"Tuan Nicky!" seorang pria dengan penampilan seperti pengawal tiba-tiba mendekat.
"Ada apa?" tanya Nicky dengan santai. Namun, setelah pria itu membisikkan beberapa kata di telinga Nicky, Nicky segera berdiri.
"Apa katamu? Dimana dia?"
Nicky segera mengikuti pengawal tadi. Rupanya dia adalah salah satu pengawal yang memang dipekerjakan oleh Nicky. Sejak kejadian di Mandalika, Nicky menjadi sadar jika keselamatannya dan Kayya bisa saja terancam. Jadi Nicky mencari beberapa orang terlatih untuk menjadi pengawal bayangannya. Mereka tidak boleh muncul di hadapan Kayya, karena Nicky khawatir akan menakuti gadis itu. Setelah menghubungi pihak keamanan, Nicky dan pengawal tadi bergegas mencari keberadaan Kayya.
Sementara itu, Kayya yang tidak sadarkan diri, dibawa ke kamar suit yang ada di gedung tersebut. Seorang pria menatapnya dengan penuh nafs*.
"She is so beautiful," gumam pria itu.
Pria itu mendekati Kayya dan menyentuh pipinya dengan lembut. Matanya berkilat. Dia mengusap bibir merah Kayya dan tidak tahan ingin menyesapnya.
"Tuan Pierre, ini barang yang anda minta."
Sesosok pria lain muncul, dia lah yang tadi membius Kayya. Dia membawa sebuah tas kecil. Saat di buka didalamnya terdapat satu set alat suntik dan dua botol kaca kecil atau ampul yang berisi obat.
Pria yang dipanggil Pierre itu segera mengambil isi tas itu. Dia menyeringai menatap Kayya dengan tatapan seperti serigala yang melihat mangsanya.
Dia mengambil satu ampul dan mulai mengisi alat suntiknya dengan setengah dosis. Pria itu menarik pergelangan tangan Kayya dan mulai menyuntikkan cairan itu ke tubuh Kayya.
Alis Kayya mengernyit merasakan jarum menembus pembuluh darahnya, tetapi dia tidak bisa membuka mata.
Varo, kamu sama aku aja deh. ikhlas aku/Joyful/
klo kay dek mu