"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.
"Tapi—"
"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"
What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.
"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.
Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.
"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23. Lilin Jumbo
Sekitar jam 3 sore yang begitu panas, Beby baru saja selesai mandi dan keramas. Hari ini mungkin pawang hujan bekerja maksimal sehingga hari yang biasanya mendung atau gerimis, sekarang terang benderang, bahkan awan pun enggan menaungi kota ini.
"Seger banget rasanya." Beby duduk di sofa, di depannya 4 teman baiknya duduk sambil makan rujak dan es cendol kecebong, menyaksikan siarang langsung dari stasiun televisi lokal yang menayangkan kampanye akbar para caleg partai Biru.
Zizah lebih dulu menoleh ke arah Beby. "Katanya minggu mau pulkam, mau pulang pergi dari desa aja," ujarnya seraya menirukan gaya bicara Beby waktu itu, plus bibirnya dibuat monyong biar sarkasnya nyampe ke Beby.
Moa juga tampak ingin menimpali. "Kan ada Mas Danu sekarang, malamku tidak menakutkan lagi, juga tidak dingin lagi!"
Dewi dan Anggun yang benar-benar anggun itu tertawa kecil.
"Kalian kenapa sih?" Beby kesal. Mereka tidak tau saja—
"Enak ya enak-enak?" sergah Moa tanpa basa-basi. "Gede?"
"Segede ini?" timpal Zizah seraya mengeluarkan lilin jumbo dari bawah meja yang mereka pinggirkan demi menonton kampanye akbar Mas Danu-nya Beby.
Moa dan Zizah menanti jawaban Beby begitu penasaran. Mereka masih terpaku pada wajah Beby yang kebingungan.
"Apanya?"
"Itu-nya, apalagi?"
"Mana aku tau!" Beby gerah.
"Kok bisa gak tau? Kan kerasa!" Zizah tidak Terima sehingga ia berpindah ke sofa. "Perih atau gak bisa jalan gitu!"
"Apanya sih? Orang aku sehat, kok! Kenapa gak bisa jalan?" Beby kini justru heran dengan apa yang Zizah katakan.
"Bukannya kalian semalam menginap di sini?" Dewi yang tidak banyak bicara itu akhirnya menyimpulkan. "Serius gak terjadi apa-apa?"
"Apa yang terjadi emang?" Beby bukan sok polos, tapi heran saja, bukannya semalam mereka chat gibah sampai subuh? Kok bisa mereka kepikiran kalau semalam terjadi sesuatu? Danu bahkan ke rumah sakit setelah makan nasi goreng di warung depan.
"Ck, dia pura-pura!" simpul Zizah seraya menunjuk kepala Beby yang basah setelah keramas. "Kita datang aja dia baru bangun! Mana mukanya kumel kek habis kelahi sama beruang sekampung!"
"Eh!" kesal Beby dibuatnya. "Kalian dengar ini!" Beby menunjuk semua orang penuh peringatan.
"Kami emang nikah, tapi Pak Danu tidak serta merta ngajakin aku kawin kaya pengantin pada umumnya!"
"Impoten?" celetuk Moa seraya melotot.
"Sembarangan!" balas Beby tak kalah galak.
Sebuah tepukan dari Zizah membuyarkan fokus mereka. "Berarti udah kepake dia!" ceplos Zizah sok tau.
Beby menggeram kesal karena terus diabaikan dan disela terus oleh mereka. Terutama Zizah.
"Lalu tau dari mana kalau Pak Danu tidak impoten kalau nggak lihat dan ngerasain langsung?" simpulan Zizah seperti itu. Darimana taunya kalau tidak melihat? Ngarang bebas? Nggak mungkin banget.
Beby jadi terdiam. Iya juga. Tapi tadi bukan jawaban karena dia sudah tahu. Maksudnya tidak mungkin pria segagah Danu impoten, kan? Tubuhnya maskulin dan macho kok, pun dengan auranya, magnetik banget bagi kaum hawa. Ya pastinya yang seumuran. Kalau Beby kan hanya kepepet saja, dan kebetulan pas dengan perencanaan perekonomian hidupnya di masa depan.
"Ya sudah sih, tua juga nggak apa-apa, Beb! Asal dapur ngepul terus, jajan lancar, shoping jalan terus, healing terjadwal, kami hanya bisa mendoakan semoga Pak Danu jodoh kamu dunia akhirat," doa Moa seraya menengadahkan tangan.
"Sebenarnya, kami tidak terlalu setuju kamu sama Pak Danu karena masalah umur dan masih beristri, Beb ... tapi plis deh, Beb ... mundur aja meski udah sangat terlambat!" Dewi menasehati, tapi nasehat yang ia berikan tidak membantu sama sekali. Membuat down malah.
"Harusnya kan, mundur aja mumpung belum terlambat, Dewi Azani harum mewangi kaya melati!" Zizah kesal pada Dewi. Dewi benar-benar ya! Harusnya biarkan saja, tidak usah memberi nasehat apapun kalau tidak bisa kasih nasihat. Hidup dia saja tidak benar, sok menasehati! Ck!
"Pak Danu gak ada niat mau putusin aku, kok! Semalam dia bilang begitu, malah ngajak pacaran secara halal!" Beby merosot ke lantai sambil menyendok rujak, "kayaknya susah kalau minta cerai! Ya, istrinya secantik aku soalnya!"
"Beby!" pekik kesal mereka semua berbarengan.
Beby tertawa sedikit tertahan. "Serius Pak Danu bilang gitu, dan aku iyain—"
"Ya ampun, Beb!" Zizah pun hanya bisa melongo saking tidak habis pikir pada jalan pikiran Beby yang mulai belok.
Mata Beby sekilas menyapu pandangan semua temannya, lalu berakhir pada layar televisi dimana Danu sedang berorasi. Siapa sangka, orang sebesar Danu merendahkan diri dan meminta wanita seperti dirinya untuk tidak meninggalkan dia selamanya. Rasanya seperti mimpi.
"Aku tau aku salah, tapi mereka juga salah nggak sih ke aku? Bu Mila juga mendukung penuh anaknya yang nyata-nyata salah ... jadi nggak jahat rasanya kalau aku tetap di posisi sekarang! Malah rencananya aku ingin terus mendekat ke mereka!"
Bagaimana Mila dan Clara menabur garam ke luka yang dirasakannya, rasanya apa yang dia lakukan sekarang bukan apa-apa. Mereka masih hidup dengan baik, tanpa pelecehan gila seperti yang dialaminya.
"Prang-Prang!"
"Aaaaa ...."
Semua orang di ruangan itu memekik kaget. Mereka berhamburan untuk bersembunyi.
"Keluar kau pelakor!"
sampai Danu mencerailan mila dan clara sadar diri bahwa dia hanya anak sambung yg menyianyikan kasih sayang ayah sambungnya 💪
mila mila sombongnya tdk ketulungan sm Danu
merasa dulu cantik anak pejabat