NovelToon NovelToon
Iblis Yang Merindukan Cahaya

Iblis Yang Merindukan Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Iblis
Popularitas:477
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.

bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.

Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.

Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Raka nggak pernah percaya sama orang lain dia lebih percaya sama dirinya sendiri, bahkan setelah panti asuhan itu pindah Raka nggak ikut sama mereka, dia nggak peduli sekalipun orang-orang panti membencinya. Yah lo pasti tau kan apa yang anak kayak Raka lakuin setelahnya, dia jadi gelandangan dan nyuri makanan kalo dia lapar, waktu itu dia bener-bener kacau banget" ucap Edi tak bisa menahan tawanya.

"Dia juga pernah nyuri di tempat ini, waktu itu gue baru kerja disini, dan bang Jodi juga masih ikut bantu-bantu kerjaan yang selalu ramai pengunjung. Raka yang lagi kelaparan waktu itu tiba-tiba masuk ke dapur dan nyuri makanan yang bisa dia ambil, mungkin kalo penjual lain dagangannya dicuri pasti nggak bakalan ngelepasin pencuri itu, tapi bang Jodi nggak marah sama sekali dan setelahnya bang Jodi selalu nyisain makanan buat Raka sampai seterusnya"

Sesekali Edi berhenti untuk minum tehnya yang mulai dingin, Ria pun juga menyimak dengan baik, ia menunggu Edi melanjutkan ceritanya sampai selesai. Melihat Ria yang sepertinya penasaran dengan kelanjutan ceritanya pun membuat Edi tersenyum senang.

Sebelum melanjutkan ceritanya Edi memasang wajah sedih yang dapat terlihat jelas oleh Ria yang selalu memperhatikannya dari awal cerita. Ria pun jadi semakin penasaran dengan kelanjutannya.

"Setelah beberapa kali Raka ngambil makanan yang sengaja bang Jodi siapin satu hari itu Raka nggak ke tempat ini lagi. Yah… gue dan pegawai-pegawai lainnya juga agak seneng sih nggak ada yang nyuri makanan lagi, tapi itu nggak berlaku buat bang Jodi, dia malah khawatir dan selalu nungguin Raka, tapi Raka nggak pernah dateng lagi.

“Sampe di malam hujan gede waktu itu, ada orang yang tiba-tiba dateng dari pintu masuk dengan kondisi yang mengenaskan, tubuhnya yang kecil babak belur basah dan kotor, wajahnya juga dipenuhi lumpur dan darah, beberapa kali dia batuk darah, wajahnya bener-bener nggak dikenali sama sekali, sampe gue pikir itu penampakan setan, bang Jodi malah nyamperin anak itu tanpa ragu. Yap, dan dia adalah Raka" Edi menatap Ria dengan serius.

"Gue juga nggak tau apa yang udah terjadi sama dia, setelah dibawa ke rumah sakit dan dikabarkan koma beberapa hari Raka tetep nggak mau cerita sama sekali, sampai sekarang pun Raka masih belum cerita tentang kejadian waktu itu.

"Dan sejak hari itu bang Jodi ngadopsi Raka dan nyekolahin dia sampe sekarang, gue juga nggak tau apa yang bang Jodi pikirin, awalnya gue pikir bang Jodi ngasuh Raka gara-gara kasian aja, tapi lama-lama gue ngerasa bang Jodi punya alasan tersendiri, karena walaupun Raka diadopsi dan disekolahkan, Raka tetep keras kepala dan susah diatur, beberapa kali juga Raka kabur dari rumah walaupun dia juga selalu bisa pulang lagi.

"Lebih tepatnya bang Jodi ngasih Raka kebebasan yang dia inginkan, karna bang Jodi juga tau kalau dikekang dirumah itu nggak menyenangkan" selesai dengan ceritanya Edi pun menghabiskan tehnya dalam satu tegukan.

"Gue nggak tau kalo Raka punya masa lalu kayak gitu" ucap Ria setelah memahami cerita Edi.

"Kalaupun dia mau juga dia tetep nggak mau cerita. Tapi gue bener-bener nggak nyangka Raka yang gue kenal sebagai anak nakal pembawa masalah dan suka berantem sekarang jadi remaja biasa kayak umumnya" ucap Edi kembali menatap Ria.

"Tapi kalo ngeliat Raka yang sekarang gue pasti nggak percaya dulu dia pernah ngerasain itu semua" ucap Ria sambil menatap teh ya yang sudah dingin.

"Tapi… kenapa kak Edi cerita ini ke gue?" tanya Ria yang baru ingat apa yang ingin dia tanyakan saat Edi mulai cerita.

"Apa lo tau kenapa Raka bisa jadi kayak sekarang ini? itu karna kalian, teman-temannya yang selalu Raka peduliin, atau mungkin juga karna lo" ucap Edi tersenyum pada Ria yang bingung dengan apa yang Edi katakan.

Melihat Ria yang terkejut dan bingung Edi pun tertawa karenanya "muka lo serius banget tau nggak" ucapnya masih tertawa renyah.

"Aslinya gue berharap banyak sih ke lo, tapi manusia juga emang cuman bisa berharap kan, nggak ada yang bisa diharapkan dari manusia lain. Mungkin yang dikatakan Raka ada benernya juga, di dunia ini nggak ada yang bisa diharapkan kecuali pada diri sendiri" ucap Edi yang kemudian mengambil gelasnya dan gelas Ria untuk dibawa ke dapur.

"Oke abis ini lo harus kerja lagi kan? pelanggan udah mulai rame lagi tuh" ucapnya berlalu pergi dan langsung diikuti Ria yang ingat tugasnya setelah ini.

Sekilas Ria kembali menatap Raka yang masih bermain dengan Mita dan Seli di pantai, memikirkan semua cerita dari Edi ia tidak akan pernah tahu bagaimana jadinya hidup seperti Raka, tapi mungkin Raka punya alasan yang masuk akal memilih jalan hidup seperti itu, dan mungkin Ria tidak akan kuat jika jadi Raka.

***

Sore hari Ria baru selesai bekerja, karena pegawai lama sudah bisa masuk semua pekerjaan disana pun jadi lebih cepat dan karenanya Ria bisa pulang lebih cepat.

"Ria!!" panggil Mita dari tepi pantai. Ria pun langsung menuju ke tempat Mita dan yang lainnya, ternyata mereka menunggunya sampai sore.

Mereka berempat pun kembali melanjutkan pencarian Aron, walaupun hari sudah menjelang malam tapi Raka Mita dan Seli bersikeras untuk lanjut mencari.

"Untung kita nggak harus nungguin lo sampe malem Ri" ucap Mita yang duduk disamping Ria sambil memakan coklat yang baru ia beli di pantai tadi.

"Kebetulan hari ini nggak terlalu sibuk, soalnya pegawai lama udah bisa berangkat semua" ucap Ria.

"Ouh…"

"Eh Raka awas di depan!!" tiba-tiba saja Seli berteriak mengingatkan saat seseorang tengah berlari ke arah mobil mereka.

Spontan Raka pun langsung mengerem mobilnya dengan mendadak melihat orang yang berlari ke arah mobil kini naik ke atas mobil dengan mudahnya dan melewatinya tanpa halangan.

"A apa itu tadi?!" tanya Mita terkejut begitu pula dengan seisi mobil yang menyaksikan kejadian itu dengan jelas.

"Kevin… Hah! tadi itu Aron!! Raka putar balik mobilnya!!" pinta Ria tiba-tiba, ia baru sadar setelah orang tadi melewati mobil Mita Ria tidak sengaja melihat wajahnya.

Mendengar perkataan Ria bahwa itu adalah Aron yang mereka cari Raka pun dengan cekatan langsung melajukan mobilnya dan putar balik di sisi kanan.

"Lo yakin Ri tadi itu beneran Aron?" tanya Mita panik karena mereka akhirnya berhasil menemukan Aron setelah pencarian panjang dan juga karena Raka yang mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat.

"Gue yakin banget tadi itu Aron! gue ngeliat mukanya tadi!" Ria pun menjawab dengan nada yang sama tingginya dengan Mita.

"WOY RAKA! LO BISA LEBIH ATI-ATI NAPA BAWA MOBILNYA! INI MOBIL BARU CICILAN!" ucap Mita kali ini menaikkan nada bicaranya dengan lantang.

"Ini kenapa pada teriak-teriak sih?! bisa biasa aja nggak sih?!" ucap Seli yang kesal dengan suasana didalam mobil yang mulai menegang dan membuat Mita naik pitam.

"Raka awas!!"

mendengar peringatan Ria Raka pun langsung banting setir menghindari mobil-mobil di depan mereka tanpa memikirkan aturan mengemudi, jika mereka bertemu polisi mungkin mereka sudah dikejar karena mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Raka di depan sana!" ucap Seli memberitahu saat melihat seseorang yang tengah berlari di antara ruas jalan dengan kecepatan yang hampir menyamai kecepatan mobil mereka.

Melihat hal itu Raka pun langsung tancap gas, ia tidak akan kehilangan Aron dari pandangannya.

"Hah!? dia keluar jalur!!" ucap Mita yang terkejut melihat Aron baru saja berlari keluar jalan raya.

"Cih!" Raka pun langsung belok ke jalan kecil.

"Dia ngarah ke taman!" ucap Seli melihat arah yang Aron tuju. Raka pun langsung menuju taman di dekat sini.

Hingga akhirnya mereka pun sampai ke taman yang ada di jalan ini dan mendapati kondisi taman yang terlihat sangat sepi.

Ria pun langsung turun dari mobil diikuti Mita, Seli dan Raka yang baru menarik nafas setelah mengemudikan mobil dengan cepat seperti tadi.

Mereka berempat sama-sama melihat ke arah taman yang terlihat lebih gelap di malam hari, padahal seharusnya lampu-lampunya dinyalakan tiap sore

"Aron!"

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!