Kecelakaan misterius merenggut nyawanya, dan ia yakin itu adalah akhir segalanya. Namun, takdir punya rencana lain.
Ketika membuka mata, ia mendapati dirinya bukan lagi di dunia modern. Ia kini berada dalam tubuh Xiao Yan, sang protagonis legendaris dari dunia Dou Qi, tepatnya di donghua dan novel kesayangannya, Battle Through The Heavens (BTTH)!
Mati di dunia nyata, bangkit sebagai 'sampah' Klan Xiao yang dirundung malang dan kehilangan Dou Qi-nya? Tidak akan.
Dengan Sistem Ajaib yang tiba-tiba hadir sebagai pendamping, ia punya kesempatan untuk menulis ulang takdir. Bukan hanya sekadar bertahan, ia berniat melampaui versi aslinya.
"Aku akan menjadi Xiao Yan yang berbeda. Lebih kuat, lebih hebat, dan... kenapa tidak? Lebih banyak kekasih!"
BUKAN NOVEL TERJEMAHAN, MURNI PEMIKIRAN AUTHOR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natelashura7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 menyelamatkan Yue mei
[Host mendapatkan manipulasi darah].
"Hadiah yang lumayan, bukankah ini kemampuan yang biasanya dimiliki oleh klan hun" Gumam xiao yan bergumam.
Ia sedang berada dalam posisi duduk sendirian. Dimana yun yun? Dia sedang mandi di air terjun bahkan mengancam xiao yan untuk tidak mengintip nya mandi. Meskipun itu lucu karena pria ini secara jelas sudah melihat dan merasa tubuh yun yun secara nyata. Suara langkah kaki terdengar.
"Nona yun zhi. Apa kau ingin menuju suatu tempat?" Tanya Xiao yan begitu sosok wanita cantik itu kembali.
"Itu jelas bukan urusan mu" Balas yun yun bersedekap dada.
"Ini kompensasi dari ku, kuharap kita bisa bertemu nanti" ujar xiao yan memberikan kotak kecil berisi lima pil tingkat enam.
"Hmmmm...jangan kita aku akan semudah itu memaafkan mu" Balas yun yun mengambil kotak itu.
Segel dari singa kecubung ungu sudah hilang. Yun yun membuka sayap dou qi nya dan terbang menjauhimu goa, matanya melirik sekilas keberadaan xiao yan didalam goa, ada sedikit rasa aneh didalam dadanya namun yun yun menggelengkan kepalanya dan fokus untuk kembali ke Kekaisaran.
Tiba-tiba yao lao menepuk kepala belakang xiao yan dengan kuat, membuatnya meringis kesakitan.
"Dasar bocah bau" ucap yao lao. "Kau memaksa orang tua ini untuk melihat segalanya didalam cincin penyimpanan mu" Lanjutnya.
"Sakit!" Ringis xiao yan. "Tapi guru menyusui bukan" Lanjutnya.
"Bocah sialan" Balas yao lao menepuk kembali kepala xiao yan. "Aku hanya menonton, kau yang melakukannya" Lanjutnya kesal.
"Kenapa orang-orang suka sekali memukul kepala ku" Gumam xiao yan mengelus kepalanya sendiri. "Aaaaa..." Lanjutnya berteriak.
"Aku tidak memukul sekeras itu, berhentilah merengek" Heran yao lao.
"Bukan!. Bukan itu" Balas Xiao yan mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya.
Ular kecil berwarna putih yang merupakan python langit tujuh warna. Xiao yan mengelus saku bajunya, ular kecil ini pasti mengigit kuat tempat tadi. Xiao yan mengambil botol berisi Essence Birth Amethyst Lion, membawanya ke mulut kecil ular berwarna putih.
Python penelan langit tujuh warna menelan Essence Birth Amethyst Lion dengan rakus, tubuhnya tiba-tiba membesar membentuk cai lin dalam gendongan xiao yan. Mata mereka saling bertemu.
"Halo" Sapa xiao yan.
Plaaak. Tamparan keras membuat xiao yan terlempar, Cai Lin menatap tajam ke arah Xiao Yan yang kini tergeletak di tanah dengan bekas merah menyala di pipinya. Suasana mendadak hening, angin pun seolah berhenti berhembus menyaksikan momen kekerasan domestik ini. Wajah Cai Lin memerah, entah karena marah… atau malu.
"Kau menyimpanku di dalam saku baju?! Seperti apa menurutmu aku ini?! Tikus peliharaan?!" hardik Cai Lin.
Bukan… bukan begitu. Aku hanya… tidak ingin kau kedinginan" jawab xiao yan pelan, mencoba menyelamatkan situasi meskipun jelas-jelas tak ada harapan. "Guru Bantu aku" Lanjutnya memohon.
"Kau yang bawa wanita itu kedalam masalah. Jadi itu urusan mu sendiri" Balas yao lao dari dalam cincin.
"Dan kau memberiku cairan dari singa amethyst itu, tanpa persetujuan?” tanya cai lin dingin
“Tubuh python-mu terlihat lemah. Aku hanya ingin membantu" balas Xiao Yan, kali ini jujur.
Cai Lin terdiam sejenak, melihat ke arah botol kosong di tangan Xiao Yan. Napasnya teratur, matanya berkilat sedikit lebih lembut. Tapi hanya sesaat. Tidak masalah sebentar meminimalisir esensi dari singa ungu itu, tapi perilaku tadi benar-benar membuat cai lin malu.
"Aku ingin dua pil kelas enam malam ini" ucap cai lin dingin sambil berjalan melewati Xiao Yan. “…dan satu pijatan punggung" Lanjutnya melirik sebentar.
*************
Xiao yan berada di gurun togre sambil memegang ular putih kecil yang tertidur, meskipun ia mengabulkan keinginan cai lin pada akhirnya jiwa cai lin tetap kalah oleh jiwa python tujuh warna dan berakhir ikut Tertidur bersama ular putih kecil ini. Ini harusnya momen dimana dalam cerita asli ia pertama kali kesini.
"Karena aku mengambil cai lin satu tahun lebih awal, mungkin ada perbedaan drastis dalam cerita. Yah kurasa aku merusak alurnya, pasti ada alur bercabang yang terjadi" Batin xiao yan menginjakkan kaki di gurun togre.
"Sayang sekali aku tidak bisa melihatnya mandi" Gumam xiao yan mengingat cai lin.
"Bicara apa kau ini?" Tanya yao lao heran.
"Bukan apa-apa guru, aku hanya bergumam tidak jelas" Balas xiao yan tersenyum lebar agar gurunya tidak curiga.
Percakapan mereka berhenti saat mendengar suara derak yang sedikit berisik. Xiao yan bersembunyi di balik batu besar, awalnya ia pikir itu adalah suara langkah kaki dari pasukan ular yang menjadi waspada karena ratu mereka telah hilang selama satu tahun. Namun di luar dugaan itu ada sebuah suara dari sebuah gerobak pengangkut budak.
"Bukankah itu" ucap Xiao yan melihat sosok familiar.
Wanita berambut ungu gelap nampak terikat didalam kereta itu bersama beberapa orang suku ular lainnya. Itu adalah Yue Mei, sepertinya ia berhasil di tangkap dan akan dijual ke pasar budak. Perlu diketahui kalau harga dari wanita suku ular sangat mahal karena kecantikan mereka yang di atas rata-rata.
"Ini masuk akal, selama ini klan manusia ular ditakuti karena medusa/cai lin. Tanpa ratu mereka klan ini bahkan tidak memiliki satupun dou huang" Batin Xiao yan menatap tajam kedepan.
Ada beberapa goresan di tubuh yue mei, jelas sekali wanita yang merupakan jenderal kepercayaan medusa melakukan pertarungan sengit sebisa mungkin, tapi lawannya jelas berada di atas angin. Dua dou wang tingkat tinggi dan satu dou huang bintang tiga.
"Saatnya menjadi pahlawan" ucap xiao yan.
Tangannya melemparkan pedang besar di pinggir nya, menghantam salah satu dou wang hingga membuat tulang dadanya patah. Xiao yan menggunakan Three Thousand Lightning movement untuk berpindah tempat kebelakang.
"Apa yang terjadi?" Tanya dou wang satunya.
Suara leher patah bergema ketika xiao yan mematahkan leher dou wang itu dengan kejam hingga berputar tiga ratus delapan puluh derajat. Tubuh nya jatuh bersimbah darah yang keluar dari sela-sela lehernya yang patah.
"Sialan..." Teriak dou huang tanpa nama.
Ia menembakkan proyektil dou qi angin ke arah xiao yan namun sangat mudah dihindari hanya menggunakan kecepatan reflek dathree thousand lightning movement tingkat dasar. Xiao yan menedang Selangkangan pria itu begitu kuat membuat lawannya memuntahkan cairan bening dari dalam mulut.
"Mati" ucap xiao yan.
Tangan kanannya terselimuti oleh dou qi darah, menjadi sebuah pedang tangan yang begitu tajam. Xiao yan menebas leher musuh nya membuat kepala orang itu terputus dan terlempar begitu saja di udara, darahnya menyembur deras ke pasir gurun.
