Salah Kamar

Sebuah undangan pernikahan dibalut pita satin berwarna biru muda sampai pada Anne. Sampulnya berbentuk seperti buku cerita dongeng, dengan cover bergaya klasik ornamen siluet kastil.

Anne perlahan membukanya. Isi undangan tertulis narasi indah.

Hidup dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Dengan restu Tuhan dan keluarga, kami akan menuliskan bab baru dalam hidup kami:

Sky Dom Kendrick

&

Lilia Devinka

Krepppp

Undangan langsung dia tutup kembali sebelum dibaca sampai akhir. Bibirnya tersenyum sinis melihat wajah Sky dan calon istrinya terpampang di sampul belakang undangan. Wajah pria itu Anne akui memang tampan, sayangnya tidak membuat Anne merasa nyaman. Sedangkan wajah wanita di sampingnya tampak senang, dari raut wajahnya sudah bisa ditebak jika dia sangat suka dengan Sky.

"Tatapan kecintaan, mudah sekali membacanya." kata Anne menggelengkan kepala. "Ternyata bukan Sonya calon istrinya. Apakah Sky berselingkuh dengan wanita ini? Secara aku tahu bagaimana dulu Sonya sangat mencintai Sky. Wanita itu sangat overprotective. Tidak akan membiarkan siapapun dekat dengan kekasih hatinya. Meski hanya sekedar menyapa."

Selama 3 tahun satu sekolah dengan Sky dan Sonya, Anne tahu jelas bagaimana hubungan mereka. Apalagi mereka sempat terlibat masalah cukup besar, menggegerkan satu sekolah. Sky dan Sonya pasangan yang saling melengkapi serta mendukung satu sama lain. Jadi sangat tidak mungkin mereka putus begitu saja.

Dan menurut Anne, penyebabnya adalah Sky. Pria itu pasti suka bergonta-ganti pasangan. Buktinya sampai berani menyewa wanita panggilan demi memuaskan hasratnya. Dan dia juga termasuk korbannya.

"Sky memang brengsek. Begitu masih mau menikahi aku? Mimpi saja. Dipikir aku mau jadi istri kedua atau wanita simpanannya. Lihat saja, akan aku buat kamu tidak bisa berkutik lagi atas diriku. Karena sebentar lagi aku juga akan menikah dengan Denis." ujarnya menggebu-gebu.

Menjelang H-7 pernikahan saja, Sky masih berani mengirimkan bunga dan bingkisan yang isinya keperluan ibu hamil dan bayi pada Anne. Dikirimkan ke alamat perusahaan. Itu membuat Lea selalu mengeluh karena bingung menyimpannya dimana.

Drttttttt

Notifikasi telepon membuat Anne segera membacanya. Itu dari Lea. Padahal baru saja ia memikirkannya. Segera ia mengangkat dan langsung terdengar suara Lea mengoceh panjang lebar.

"Bu, ini ada kiriman lagi dari Tuan Sky. Kali ini bunganya lebih besar, membuat ku malas ingin mengamankannya. Dan bingkisan ini juga semakin aneh isinya. Ada susu dan makanan bayi. Otak pria itu sepertinya tidak berjalan dengan baik. Bisa-bisanya mengirimkan ini padahal anaknya belum lahir."

"Pria itu lagi." Batin Anne geram.

"Buang saja, Lea. Atau berikan pada orang yang membutuhkan. Bingkisan seperti itu aku mampu membelinya sendiri. Dia memang tidak waras, anak belum lahir, belum tahu cocoknya memakai apa, keperluannya apa, sudah beli macam-macam. Aneh memang."

"Tapi kali ini ada suratnya. Dan suka aku buka. Isinya masih sama seperti minggu lalu. Ajakan untuk menikah sebagai bentuk pertanggungjawaban." kata Lea dengan suara berbisik takut terdengar orang tanpa sengaja.

Wajah Anne mengeras mendengarnya. Sky masih sama ternyata, masih ingin menikahinya. Dengan cepat ia berkata pada Lea.

"Bakar kertas itu, Lea. Sampai kapan pun aku tidak akan sudi menjadi istrinya. Dikira semua wanita mau jadi istri kedua? Aku masih punya harga diri. Toh, meskipun tetap jadi istri satu-satunya, aku akan berpikir berulang kali untuk menerima ajakannya."

"Baik, aku akan membakarnya setelah mengurus bingkisan ini. Aku juga heran kenapa sudah mau menikah tetap tidak sadar diri. Apa dia juga tidak menjaga perasaan calon istrinya? Jika calonnya tahu, bukankah ini akan menimbulkan masalah bagi dia dan juga kamu."

"Biarkan saja, Lea. Tidak usah dipikirkan, bukan urusan kita. Aku perintahkan untukmu jika besok lagi ada kiriman dari pria itu langsung buang atau berikan pada orang yang membutuhkan. Itu yang ada di ruangan ku juga dibersihkan. Aku ingin ruangan ku bersih seperti semula."

"Siap, laksanakan."

Setelah menutup telepon, Anne langsung membuang undangan pernikahan Sky ke tong sampah.

"Aku tidak akan datang, karena di hari itu juga Denis akan menjemput ku dan membawaku pergi dari sini. Lalu kami akan menikah dan menunggu kelahiran anak ini." ucapnya tersenyum sembari mengusap perutnya. "Tenang nak, kita akan memilih jalan hidup sendiri tanpa melibatkan papa mu. Mama harap kamu mengerti ya."

Anne dan Denis sudah memutuskan akan menikah di California. Atas pertimbangan yang sangat matang. Pertama, agar tidak ada yang mengganggu mereka, baik itu pihak keluarga ataupun Sky. Kedua, Anne ingin menunggu jadwal melahirkan dengan tenang. Disana tidak ada siapapun yang mengenalnya kecuali teman kuliah mereka. Meski bertemu teman lama, jelas tidak akan ada yang curiga karena memang sejak lama ia dan Denis sangat dekat.

Denis dan Kak Adam telah mempersiapkan dengan matang. Termasuk menyembunyikan hal ini dari papa dan Tante Dea.

Teringat pada Tante Dea, belakang mereka tahu jika Tante Dea meminta seseorang untuk mengawasi Anne. Beruntung saat alamat apartemen Anne mereka dapatkan, Anne telah pindah ke rumah Adam. Jika tidak mungkin wanita itu telah mengetahui kondisi Anne yang sedang hamil diluar nikah. Atau bahkan sampai berniat mencelakai Anne.

"Sampai bayimu lahir, tetaplah tenang hidup di sana dengan Denis. Urusan perusahaan dan kesehatan papa percayakan padaku."

Begitu kata Kak Adam saat mereka berdiskusi menyusun rencana pernikahan dan persalinan Anne.

"Bagaimana dengan Sky? Bagaimana jika dia bertindak nekat ingin menikahi ku?" tanya Anne yang saat itu khawatir memikirkan Sky berbuat nekat.

Sekarang mungkin Sky tengah sibuk dengan persiapan pernikahannya. Tapi nanti setelah tenang dan santai, tidak ada jaminan pria itu bisa melepaskannya. Dari pengalaman Anne sebelumnya, Sky termasuk pria yang ambisius. Hingga berani melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Anne, sekarang kamu sudah dewasa. Terlebih ada kakak yang siap pasang badan untukmu. Dulu memang kakak tidak tahu dengan apa yang pria itu lakukan padamu. Tapi sekarang jangan khawatir lagi, kakak akan melakukan apapun demi kebahagiaan mu." Begitu Adam menyakinkan adiknya, dan berjanji melindunginya.

Dan sekarang, tinggal menunggu hari saja ia akan pergi dari sini. Pindah ke tempat yang aman untuk beberapa waktu, lalu kembali setelah anaknya lahir dan keadaan aman.

"Semoga semua lancar, tidak ada siapapun yang menjadi penghalang."

**

Di sebuah apartemen, terlihat Sonya melemparkan surat undangan pernikahan yang baru saja ia dapatkan dari Ronal.

BRAKKKKK

Undangan itu jatuh ke lantai, dengan kesal di injak-ijaknya oleh Sonya hingga sampul halaman depan sobek tidak karuan.

"Bedebah, wanita jalangg, berani sekali menikah dengan Sky. Dia itu milikku, kamu malah merebutnya." ujar Sonya marah.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Lihat saja, bagaimanapun caranya, pernikahan kalian harus gagal."