NovelToon NovelToon
Gadis Yang Kalian Singkirkan

Gadis Yang Kalian Singkirkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Niat hati hanya ingin membalas perbuatan sepupunya yang jahat, tetapi Arin justru menemukan kenyataan yang mengejutkan. Ternyata kemalangan yang menimpanya adalah sebuah kesengajaan yang sudah direncanakan oleh keluarga terdekatnya. Mereka tega menyingkirkan gadis itu demi merebut harta warisan orang tuanya.

Bagaimana Arin merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Kenyataan

"Bi Tini bicara apa? Bibi tidak salah apa-apa, memang ini sudah takdir ibu," balas Arin menahan air matanya.

Arin pikir perempuan itu menangis karena dia juga terpukul atas kepergian Darsih yang sangat mendadak.

Tini menggeleng seraya menghapus air matanya. "Ini tasnya Darsih, Non. Bibi menyimpannya setelah Darsih pingsan. Tidak ada yang tahu bibi menyimpan tas ini, jadi bibi harap Non Arin jangan mengatakannya pada siapapun."

Arin mengusap sudut matanya. "Apa maksud Bi Tini?" tanyanya tidak mengerti kenapa perkara tas saja harus dirahasiakan.

Perempuan itu kembali menggeleng-gelengkan kepala, entah apa maksudnya.

"Apakah bibi orang yang terakhir bersama ibuku?"

Tini terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Tas dan handphone ibu ada bersama Bi Tini, berarti bibi bersama ibuku sebelum dia dibawa ke rumah sakit. Benar, kan?" cecar Arin.

Perempuan itu kembali terdiam. Dia terlihat gelisah. Beberapa kali dia terlihat menoleh seperti takut ada yang mengawasinya.

"Ada apa, Bi? Apa ada yang bibi sembunyikan?"

* * *

Tini dan Arin duduk di sebuah bangku panjang.

Tadinya, Tini ingin segera pergi. Perempuan itu terlihat gelisah dan tergesa-gesa, seperti ada yang mengejarnya. Tetapi Arin berhasil meyakinkannya, hingga akhirnya Tini mau bicara.

"Bagaimana ceritanya, Bi?" Arin mulai bertanya.

"Tadi pagi Darsih datang. Katanya dia diminta untuk menemui Tuan."

"Ibu datang menemui Om Pandu? Untuk apa?" tanya Arin tidak habis pikir.

"Tadi pagi sebelum menemui Tuan, Darsih menemui saya terlebih dahulu. Tapi untuk apa Tuan mau menemuinya, Darsih tidak cerita. Dia hanya meminta saya untuk mengawasi di luar ruangan selama dia bicara dengan Tuan, takut terjadi sesuatu. Darsih bilang, sepertinya dia sudah ketahuan."

"Apanya yang ketahuan?"

"Ternyata selama ini Darsih masuk ke rumah itu secara diam-diam. Tuan dan Nyonya tidak pernah tahu. Kepada pembantu-pembantu lain Darsih mengaku diminta sendiri oleh Nyonya Fatma untuk bantu-bantu. Semua orang di dapur percaya, tidak ada yang mempertanyakannya. Mungkin yang dimaksud Darsih, Tuan dan Nyonya telah mengetahui hal itu."

Arin teringat kejadian kemarin malam ketika Pandu dan Fatma mengernyit bersamaan ketika mendengar Darsih berada di rumah itu. Apakah itu artinya... ?

"Tapi untuk apa? Untuk apa ibuku pura-pura bekerja di rumah itu?"

Perempuan itu semakin menunduk, tidak berani menatap Arin. Tangannya gemetar dan wajahnya terlihat pucat.

"Aku mohon katakan yang sebenarnya. Untuk apa ibuku datang ke rumah itu?" Arin tidak sabar.

"Selama ini Darsih ingin mencari bukti jika perusahaan Laksmana milik Tuan Angga tidaklah bangkrut. Semua itu hanya rekayasa. Keluarga Tuan Pandu sengaja menyingkirkan Non Arin agar bisa menguasai harta peninggalan Tuan Angga," tutur Tini lirih.

Arin terhenyak. "Apa bibi tidak salah bicara???"

Tini menggeleng pelan. "Tidak, Non. Non Arin tidak salah dengar. Sejak awal Darsih tahu perusahaan Tuan Angga tidak pernah bangkrut. Rumah itu juga tidak pernah di sita. Semua itu hanya rekayasa Tuan Pandu. Tetapi Darsih tidak memiliki bukti apa-apa. Dia tidak bisa berbuat apa-apa dan juga tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa."

"Makanya ketika Non Arin di suruh pergi dari rumah, Darsih juga ikut pergi. Dia tidak tega melihat Non Arin diperlakukan seperti itu. Darsih merasa bersalah kepada Non Arin. Darsih meminta Saya merahasiakan itu semua."

Arin terdiam, mencerna kenyataan yang baru saja dia dengar. Rasanya sulit untuk percaya yang Tini katakan tetapi perempuan itu tidak mungkin mengarang cerita.

"Tadi pagi Darsih berbicara dengan Tuan di ruang kerjanya. Mereka bicara cukup lama. Kemudian nyonya Fatma masuk. Tidak lama kemudian Nyonya kembali keluar dan kelihatan panik. Tuan juga keluar dari ruangan itu, tapi dia langsung pergi begitu saja seperti tidak terjadi apa-apa," lanjut Tini.

"Tidak lama kemudian satpam datang. Sepertinya Tuan menyuruh mereka membawa tubuh Darsih keluar. Waktu itu Darsih sudah dalam keadaan tidak sadar. Setelah mereka semua keluar, bibi langsung menyelinap masuk untuk mengambil tas yang di dalamnya ada handphone Darsih."

"Bibi menyaksikan itu semua dari tempat persembunyian Bibi. Selanjutnya Bibi tidak tahu. Apa yang terjadi di dalam ruang kerja Tuan juga bibi tidak tahu. Bibi takut. Maafkan Bibi, Non. Bibi tidak bisa membantu Darsih." Perempuan itu kembali terisak.

"Darimana bibi dan ibu tahu kalau perusahaan papa tidak pernah bangkrut?"

"Darsih yang bercerita. Waktu itu Nyonya Lusi pergi menjenguk Tuan Angga di rumah sakit. Sebelum pergi, Nyonya meminta Darsih untuk membersihkan ruang kerja Tuan Angga. Tetapi di dalam ruang kerja sedang ada Tuan Pandu. Jadi Darsih menunggu sampai Tuan Pandu keluar. Selama menunggu itu Darsih mendengar Tuan Pandu bicara melalui telepon dengan seseorang. Dari situ Darsih tahu semuanya."

* * *

Arin duduk lalu menyandarkan tubuhnya di sofa. Matanya menatap nanar tas Darsih yang baru saja dia ambil dari Tini, yang kini dia letakkan di atas meja.

Pertemuannya dengan Tini telah menyibak tabir yang selama ini menutup matanya. Tini menceritakan kenyataan mengejutkan, di saat yang bersamaan juga sangat menyakitkan.

Arin teringat handphone yang tadi Tini berikan kepadanya yang kemudian dia masukkan ke dalam tas itu. Arin segera mengambilnya.

Arin membuka aplikasi pesan di handphone Darsih lalu membaca lagi sebuah pesan dari nomor asing.

"Datanglah ke kediaman Laksmana. Aku ingin bicara!" Arin mengulang bunyi pesan itu.

Tadi Arin sempat menanyakan apakah Tini mengetahui siapa pemilik nomor itu dan perempuan itu menjawab jika itu nomor majikannya, Pandu.

Tidak ada yang aneh dengan isi pesan itu. Yang membuatnya aneh adalah karena itu pesan dari Pandu. Untuk apa seorang Pandu Laksmana, pengusaha kaya raya dan sangat dihormati ingin bertemu Darsih? Sepenting apa sampai dia harus mengirim pesan menggunakan nomor pribadinya kepada seorang pelayan? Apa yang ingin dia bicarakan?

Mungkin Arin akan langsung percaya jika Fatma yang melakukannya, tetapi Pandu? Paman yang selama ini dia elu-elukan, laki-laki lembut dan penuh kasih yang Arin damba-dambakan sebagai pengganti ayahnya, ternyata adalah seorang yang licik dan tidak berperasaan.

Sekarang Arin mengerti kenapa ibunya tidak pernah menyukai Pandu, kenapa Darsih bersikeras agar Arin membalas dendam kepada Tania, kenapa Darsih terlihat begitu dendam kepada keluarga Laksamana, karena dia tahu yang sebenarnya tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Andai ibu memberitahu aku lebih awal." Arin mengusap foto Darsih di layar handphonenya. Tidak ada air mata, hanya ada rasa sesak di dalam dada.

Selama ini Arin hidup dalam penderitaan karena ulah Pandu dan keluarganya. Arin harus melalui masa-masa yang sangat sulit bukan karena memang itu sudah menjadi takdirnya, tetapi karena ulah orang-orang rakus harta, yang ingin mempunyai segalanya tapi tidak mau berusaha.

Mereka lebih memilih untuk menyingkirkan Arin kecil yang tidak tahu apa-apa agar bisa menguasai semua yang seharusnya menjadi miliknya.

Arin tidak bisa diam saja. Dia harus mencari tahu yang sebenarnya. Apa yang seharusnya menjadi miliknya harus kembali kepadanya.

1
Makhfuz Zaelanì
ini lanjut ga sih thor🤔
Randa kencana
Ceritanya Sangat menarik
Soraya
heran knp bukan pandu yang merawat Arin pdhl dia pamannya Arin kok malah mbok Darsih yang merawat Arin
Soraya
good Airin
Soraya
penasaran lanjut thor
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!