NovelToon NovelToon
Pemuda Terhebat

Pemuda Terhebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Elang Malam

Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.

Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.

Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 : Bertemu Komisaris Thomas

“Siapa yang kamu cari?, apakah yang kamu harapkan saya yang berada di antara sekumpulan orang-orang yang tidak berguna itu!”, 

   Adrian tidak dapat untuk tidak mendengus dingin dan berkata dengan sarkas, melihat raut wajah Herman yang masih terhanyut dalam keterkejutannya itu.

   Sedangkan dengan Herman melihat Adrian berdiri di hadapannya itu dengan utuh dan tidak ada yang kurang sedikitpun dari anggota tubuhnya, dia pun tidak dapat untuk tidak mengucapkan puji syukur kepada tuhan.

   Namun sesaat kemudian, pandangannya tertuju kepada orang-orang yang diutus sebelumnya untuk melumpuhkan tangan dan kaki Adrian, dia pun tidak dapat untuk tidak menyipitkan sebelah mata. Dia mengenal orang-orang itu dengan jelas.

   Selama dia berkarir di biro keamanan kota guangzhou, orang-orang yang tergeletak di lantai itu adalah orang-orang pilihan yang menguasai seni beladiri dan jago berkelahi di biro keamanan kota Guangzhou. Tapi, mereka semua dapat dengan mudah dikalahkan oleh Adrian seorang diri.

   Herman tidak dapat untuk tidak bergidik ngeri sambil menelan ludah menatap wajah dingin Adrian.

   Sedangkan dengan biro keamanan yang sebelumnya diperintahkan herman untuk menghubungi dokter, melihat Adrian yang masih berdiri dengan utuh, dia bergegas mengeluarkan pistol dari samping dan langsung mengarahkannya ke arah kepala Adrian.

   Adrian menyipitkan mata, dia menatap orang yang menodongkan pistol ke arah kepalanya itu dengan niat membunuh yang besar.

   Sebenarnya Adrian paling benci dengan orang yang medongnya menggunakan senjata api.

   Selama ini, apalagi ketika dia berada di Eropa, tidak ada seorangpun yang yang berani dan punya keberanian menodongkan senjata ke arah kepala Adrian. Adapun orang-orang yang pernah menodongkan senjata ke kepalanya, nasib mereka tidak ada yang selamat. Mereka semua telah mati di tangan Adrian. Hanya di Tiongkok dan orang-orang senegara dia sendiri yang terlalu punya keberanian melakukan semua itu.

“Apa yang kamu lakukan!”

   Beruntung Herman buru-buru meraih pistol itu dan langsung menampar orang dari biro keamanan dengan sangat keras.

“Tuan Adrian, saya minta maaf telah membuat tuan Adrian tidak nyaman!. Saya tidak tahu jika tuan Adrian kenal dengan atasan saya, komisaris Thomas!”, ucap Herman sambil memaksakan senyum di wajah.

   Adrian tidak dapat untuk tidak mengerutkan kening mendengar permintaan maaf Herman yang tiba-tiba, “apakah ini pekerjaan dari mereka!. Saya kan sudah melarang mereka untuk tidak membantu saya dan juga melarang mereka untuk tidak menekan pemerintahan Tiongkok demi saya!”, gumamnya dalam hati.

   Mereka yang dimaksud Adrian adalah kumpulan pemimpin negara di Eropa yang dulu pernah di bantunya dalam meningkatkan kemajuan militer mereka.

   Setelah menyadari semua itu adalah ulah dari orang-orangnya. Adrian tidak dapat untuk tidak mencibir kepada kapten Herman, “kapten Herman, mengadili seseorang tanpa dasar hukum yang jelas, bukankah itu sebuah kejahatan!. Ditambah lagi, anda berniat melumpuhkan kedua tangan dan kaki saya atas perintah Zhao Haito. Bagaimana nanti kamu menjelaskan semua itu pada atasan kamu?”, ucapnya dengan nada dingin.

   Setiap kata yang keluar dari mulut Adrian membuat pupil mata kapten Herman melebar, dan keringat dingin pun langsung bercucuran di tubuhnya.

“Tuan Adrian, itu adalah pertanyaan yang sulit di jawab. Saya hanya…..!”

   Belum sempat kapten Herman menyudahi kata-katanya, Adrian mengangkat satu tangannya. “Jangan jelaskan itu pada saya, jelaskan saja nanti kepada atasan kamu!”.

   Nada bicara Adrian sangat tegas dan berwibawa, membuat kapten Herman semakin cemas. Saat ini keringat dingin semakin mengalir deras membasahi tubuhnya, dan dia tidak tahu lagi apa yang harus di kata. Ingin rasanya dia menangis, menyesali perbuatannya.

Melihat ekspresi cemas kapten Herman, Adrian mendengus dingin. Dia berencana meninggalkan biro keamanan dan kembali ke villa Amanda, karena terlalu malas meladeni orang-orang seperti kapten Herman.

   Namun, baru beberapa langkah Adrian meninggalkan ruang interogasi. Di luar kantor biro keamanan, dia melihat Melisa baru turun dari mobil bersama seorang pria paruh baya berusia 45 tahun.

   Melisa bergegas dengan sedikit berlari menghampiri Adrian yang hendak meninggalkan kantor biro keamanan. “Adrian, apakah kamu baik-baik saja?”, ucapnya yang langsung menanyakan keadaan Adrian.

“Saya baik, bagaimana mungkin mereka dapat mencelakai dan melakukan sesuatu kepada saya!”, sahut Adrian yang tidak dapat menahan diri untuk tidak sedikit meninggi.

   Adrian sangat paham dengan kekuatan bela diri yang dia miliki. Jika dia mau, dia dapat mengalahkan kapten Herman dan para bawahannya itu dengan sangat mudah, menggunakan tenaga dalamnya.

   Akan tetapi, jika dia menggunakan tenaga dalam untuk berurusan dengan orang-orang itu, hasilnya jelas tidak akan baik, selain dari kematian yang di dapatkan orang-orang itu.

   Adrian jelas tidak menginginkan semua itu terjadi pada orang-orang sebangsa dan senegaranya. Ditambah lagi, di belakangnya ada negara-negara besar Eropa yang siap mendukung.

   Sedangkan dengan Melisa, begitu mendengar kata-kata Adrian yang meninggi. Dia tidak dapat menahan diri untuk tidak menaikkan ujung alisnya sedikit ke atas. “Adrian, saya akui kamu jago bertarung!. Tapi ini negara hukum!. Jika setiap masalah diselesaikan dengan cara bertarung, maka dunia ini akan kacau!”, gumamnya dalam hati.

   Namun dalam sekejap, Melisa kembali dalam dunia nyatanya. “Syukurlah jika kamu tidak kenapa-napa!”, sahutnya dengan lega. Jika dilihat dari nada bicara Melisa, terlihat jelas perhatian yang begitu besar terhadap Adrian.

   Dari dalam kantor biro keamanan, kapten Herman tidak tahan untuk tidak terlihat cemas setelah melihat pria paruh baya yang datang bersama Melisa. Dia pun langsung bergegas keluar untuk menemui pria paruh baya tersebut.

“komisaris Thomas!”, sapa kapten Herman dengan suara yang bergetar.

   Pria paruh baya yang bersama Melisa itu adalah komisaris Thomas, yang tidak lain atasan Herman sendiri.

   Komisaris Thomas menatap wajah Herman dengan muram, “Herman, apa sebenarnya yang terjadi?”, tanya komisaris Thomas dengan tegas.

“Ini… saya…..!”, suara Herman terputus-putus, bahkan dia tidak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya setelah melihat ketegasan di wajah komisaris Thomas.

   Melihat wajah kapten Herman, membuat komisaris Thomas tidak dapat menahan diri untuk tidak mendengus dingin. “jika saja saya terlambat menghubungi kamu, kamu pasti telah melakukan sesuatu kepada teman Amanda, keponakan saya!”, bentak komisaris Thomas dengan keras.

“bum….!”

   Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut komisaris Thomas, Adrian tersentak, dan dapat menahan diri untuk tidak melebarkan pupil matanya sesaat. Sedetik kemudian, dia pun tertunduk lesu dengan wajah yang mulai memerah.

“Ini sangat memalukan!. Ternyata yang telah menekan Herman adalah pamannya Melisa!”, gumamnya dalam hati.

Dalam pemikiran awal Adrian, yang membuat kapten Herman bersikap sopan dan hormat padanya akibat ditekan oleh negara-negara besar Eropa. Tapi kenyataanya yang menekan Herman adalah komisaris Thomas, paman melisa sendiri. Dengan seketika, Adrian tidak berani menatap wajah cantik Melisa.

1
Maulana Babakan
iklan ny ...gk kuat
Fati Aro Zega
dari mana Adrian dapat karcis nomor 17. Dia main sulap juga rupanya
Anna
tidak seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!