Alfath Khalid Abraham Al-Ghiffari .
anak sulung dari pengusaha sukses dan pemilik pesantren besar yaitu Azzura dan Gus Ilham,
Al yang tampan dengan sikap humble namun kritis menjadi pusat perhatian para gadis di kampusnya,tak jarang para gadis saling berlomba untuk mendapatkan hatinya.
Namun apa jadinya jika ia bertemu dengan sorang gadis yang begitu misterius bernama Alisya Humaira,apakah Al akan menghindarinya ? atau mendekatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Sesil
Alisya membereskan alat tulisnya,waktu kuliah sudah selesai.Walaupun terasa berat namun dirinya berhasil melalui waktu dengan penuh perjuangan.Tubuhnya memang sakit dan demam,namun Alisya berusah untuk kuat.Ia tidak ingin ada yang tau kondisinya,hari ini juga ia tidak bisa cuti kerja karena sudah terlalu banyak cuti ia merasa tidak enak pada pemilik toko.
"Sya mau bareng ga?"
"Tidak usah Ra,kita kan tidak searah "
"Gue mau ada keperluan dulu ke arah tempat kerja lo.Udah lah bareng gue aja yu "
"Tidak usah Ra,nanti kamu repot "
"Ck,repot apa nya sih Sya " Tiara langsung merangkul Alisya "Udah ah,lo gak boleh nolak,yuk kita let's go "
"Gue gak di ajak nih?" Caca langsung cemberut karena merasa tidak di anggap.
"Lah,emangnya lo mau ikut? Bukannya lo juga bawa mobil sendiri kan?"
"Tapi gue mau ikut " Caca langsung menarik tangan Alisya "Boleh ya Sya gue ikut ke tempat kerja lo "
"Memangnya kamu mau ngapain ?"
"ya ngapain ke,baca-baca buku juga boleh juga lah.Gue males di rumah gak ada siapa-siapa,boleh ya Sya gue ikut.Janji deh gak akan ganggu lo kerja "
"Terserah kalian aja deh,kalau sama kalian sekuat apapun nolak tetap gak bisa "
"Haha..soalnya kita paling suka maksa,kalau gak maksa idup rasanya hampa "
"Dih lebay!" Alisya merotasi matanya "Udah yu,aku takut telat,gak enak sama bos "
Ketiganya langsung keluar dan berjalan menuju parkiran namun lagi-lagi langkah Alisya terhenti karena seseorang menghalangi jalannya.
Lagi-lagi Sesil berusaha mengganggu Alisya karena belum puas dengan kejadian tadi pagi."Kita ketemu lagi " Sesil melipat tangannya di dada "
"Misi ka maaf saya mau lewat "
"Silahkan kalau lo bisa "
Alisya tidak ingin meladeni Sesil,ia berusaha menghindar namun Sesil seolah ingin memancing emosinya."Kaka mau apa?"
"Urusan kita yang tadi pagi belum selesai kalau lo lupa "
"Ya terus mau kaka gimana?" Tanya Alisya tanpa takut.
"Lo minta maaf sama gue di depan semua orang !"
Alisya mengangkat sebelah alisnya.Apa Sesil lupa atau memang dia gak punya ot*k.Dia sendiri yang salah kenapa dirinya yang harus minta maaf,lelucon apa ini."Kaka gak amnesia ka?"
"Maksud Lo ?"
"Bukannya tadi pagi kaka yang udah nabrak aku? Terus kenapa aku yang harus minta maaf "
"Gue gak nabrak lo ya,tapi lo yang halangi jalan gue"
"Alasan macam apa ini!" Alisya menghela nafas "Tidak usah memutar balik kan fakta atau mencari fakta lain.orang-orang yang tadi lihat juga pasti semuanya tahu kalau kaka yang nabrak aku dan itu fakta!"
"Pokoknya semua itu salah lo titik,jadi lo harus minta maaf sama gue di depan semua orang.Kalau gak lo bagai dapat akibatnya "
"Tapi sayangnya saya tidak mau " Alisya tidak takut karena bagi Alisya apapun resikonya jika ia tidak salah kenapa harus takut.Terlebih ia tau sifat orang-orang seperti Sesip yang memang merasa selalu menjadi orang yang selalu benar.
"Brengs*k! Lo gak takut sama gue ?" Sesik mulai marah,ia tidak suka jika ada adik kelas yang berani menentangnya.
"Kenapa saya harus takut? Apakah kaka seorang Tuhan?"
"Cih,ternyata penampilan lo aja yang tertutup tapi kelakuannya gak beda jauh dari cewe-cewe yang bajunya terbuka " Tiba-tiba teman Sesil ikut bicara
"Tidak usah repot-repot menilai tentang saya yang sudah jelas-jelas kita tidak saling kenal.Apalagi kalian harus repot menilai tentang baik buruknya saya,saya tidak meminta kalian semua berfikir saya orang baik karena saya sungguh tidak peduli."
"Ternyata muka lo yang pake kain ninja itu cuma buat nutupin kedok lo doang.Mungkin orang lain bakal ketipu sama kedok lo tapi sorry gue gak bisa tertipu sama penampilan lo yang udah kaya teror*s "
"Dan sayangnya saya juga tidak peduli dengan penilaian kaka.Kita tidak saling mengenal dan yang pasti saya tidak haus validasi jadi terserah kaka atau yang lain mau menilai apapun tentang saya.Karena saya TIDAK PEDULI " Alisya menutup ucapannya dengan menekankan kata-kata terakhirnya. Ia sudah tidak ingin melayani kaka di depannya,waktunya tidak banyak di tambah tubuhnya mulai tidak nyaman karena gejala deman kembali terasa.Ia ingin segera tiba di toko agar bisa meminum obat yang di bekali mbok mi tadi.
Tanpa menghiraukan teriakan Sesil,Alisya terus berjalan di ikuti Tiara dan Caca.Ketikanya menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di parkiran.
...****************...