NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Super Aneh

Suami Dadakan Super Aneh

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:414.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.

Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.

Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Kucing Masuk Mall

Senja

Wajah Mentari bersemu merah. Ia terdiam beberapa saat sambil menatap tangannya yang kugenggam. Perlahan, ia mulai membuang pandangannya. Tentu saja Mentari tak berani melepas genggaman tanganku. Ia tahu benar kalau aku suaminya kini, lebih dari genggaman tangan pun aku berhak.

Kita mulai dari pegangan tangan ya, Tari. Aku ingin nanti kamu sendiri yang siap menyerahkan dirimu padaku. Aku tak mau terburu-buru, karena bagiku, cinta itu bukan sesuatu yang harus dipaksakan. Cinta itu harus memberikan kebahagiaan dan kenyamanan, karena cinta bukan hanya menerima tapi juga memberi.

Tangan Mentari terasa semakin dingin, membuatku ingin menggenggamnya lebih erat agar bisa menghangatkannya. Mentari jadi lebih pendiam tapi aku tahu sorot matanya tak lagi kosong.

Setelah membeli handphone untuk mengganti handphoneku yang rusak, aku mengajak Mentari ke toko baju. Kutawari Mentari untuk membeli baju tapi ia malah menolak tawaranku. Pasti Mentari berpikir kalau ia akan berdosa karena aku memakai uang sumbangan masjid untuk mentraktirnya.

Lucu sekali melihatnya terus berpikir seperti itu. Andai saja dia bertanya apa pekerjaanku, kenapa aku mau menikahinya, maka aku akan jawab semuanya dengan sejujurnya. Sayangnya, Mentari terlihat tidak begitu tertarik dengan diriku. Dia pasti tak mencintaiku sama sekali tapi aku yakin kalau aku berusaha lebih giat lagi maka ia akan mencintaiku dengan tulus dan apa adanya.

"Ja, kita harus gandengan tangan terus ya? Memangnya kita mau nyebrang?" Akhirnya Mentari berani protes juga padaku.

"Harus dong." Aku tersenyum padanya. "Kamu tahu anak kucing? Kalau anak kucing baru lahir, dia harus terus diawasi oleh induknya. Kenapa? Karena takut lari ke jalan raya dan ketabrak oleh kendaraan yang lewat," jawabku.

Kening Mentari berkerut. "Aku bukan anak kucing, Ja. Tak ada hubungannya aku dengan anak kucing," protes Mentari.

"Ada dong. Kamu itu mirip dengan anak kucing yang baru lahir. Kamu baru datang dari kampung dan belum mengenal kota ini. Kamu juga belum pernah ke Mall ini, bukan? Kalau kita terpisah terus kamu nyasar bagaimana?" Aku mau lihat apakah anak kucing ini bisa membalas ucapanku atau tidak.

"Ya ampun, Ja, kamu itu kuno banget ya. Kalau aku nyasar, aku tinggal telepon kamu. Aku kirim share loc. Kamu tinggal datang ke tempatku, gitu aja kok ribet? Tak perlu harus gandengan tangan terus. Tak perlu menyamakanku dengan anak kucing. Aku ini anak orang, Ja, bukan anak kucing!" Rupanya Mentari pintar juga. Tak kusangka dia akan membalas ucapanku dengan jawaban yang logis.

Bertambah lagi satu kemajuan. Mentari mulai menjadi dirinya sendiri yang pintar. Aku pikir kepintaran Mentari mulai tumpul karena terlalu sering menonton sinetron azab tapi ternyata bisa ia keluarkan saat ia perlukan.

"Bukan hanya itu saja permasalahan di kota ini, wahai gadis kampung yang sok tahu. Di sini, tepatnya di mall ini, banyak om-om senang." Kali ini aku akan takuti kamu, Tari. Aku yakin kamu akan kena jebakanku. "Kalau kamu ditawar, terus diajak check in di hotel bagaimana?"

"Itu sih gampang, Ja. Aku akan minta tolong security. Aku teriak yang kencang kalau dia memaksaku lalu aku akan lapor polisi. Walau gadis kampung, aku tuh nggak bodoh, Ja." Anak kucing itu ternyata bisa membela diri.

"Ya sih aku tahu kamu nggak bodoh. Kalau seandainya kamu dikasih minum yang mengandung obat, misalnya obat tidur atau obat perangsang bagaimana?" Aku tak putus semangat. Aku harus menakut-nakuti anak ini agar dia mau aku gandeng terus tangannya yang halus dan lembut ini. Nyaman sekali tanganku menggenggamnya.

"Kamu nih gimana sih, Ja. Memang kamu tidak diajari sama ibumu? Kita itu tidak boleh menerima makanan dan minuman dari orang asing. Sebelum aku dikasih minuman yang mengandung obat-obatan, sudah pasti aku tolak, Ja. Memangnya aku celamitan?" balas Mentari.

Keren... ini baru istriku. Jawabannya unpredictable. Cerdas. Aku makin suka. Ini dia Mentari yang dulu suka mengajariku pelajaran di sekolah dan pelajaran hidup. Mantap istriku!

"Iya juga sih," kataku tanpa aku sadari, aku terlalu terpukau dengannya.

"Aku tuh bisa menjaga diri. Tenang saja. Sekarang, lepasin dong tangan kamu. Aku kayak anak kecil nih digandeng terus!" proses Mentari.

"Nggak mau! Ini tuh hukuman karena kamu sudah pergi kondangan sama Fajar. Kamu sudah berdosa sebagai seorang istri pergi dengan laki-laki lain yang bukan suamimu. Sekarang, di saat kamu pergi dengan suamimu yang sebenarnya, kamu harus jadi istri yang baik, istri yang sholehah. Mau tidak masuk surga?" 100% aku yakin Mentari akan kalah dan tak bisa membalasku lagi.

Mentari menghela nafas dalam sambil memanyunkan bibirnya. "Curang ih! Nggak usah pakai ngancem masuk surga kali!"

Yes, aku menang. Memang nikmat sekali membuatnya sebal. "Yaudah, kalau tak mau aku genggam tangan kamu, kamu boleh kok peluk pinggang aku. Kamu pilih yang mana?"

"Capek aku protes kamu, Ja. Pasti ujung-ujungnya aku makin menderita. Terserah kamu lah!"

Aku menahan tawa melihatnya makin sebal. "Kalau aku cium boleh?"

Mentari tak menjawab. Wajah memerahnya sudah cukup membuatku senang.

.

.

.

Malam ini, kami kembali tidur satu ranjang. Kalau aku hitung, sudah tiga kali kami tidur bersama. Andai bisa setiap hari begini, pasti saat Mentari tidur sudah habis semua bajunya aku lucuti ha... ha... ha....

"Ja."

Mentari belum tidur ternyata. Ia bertanya kenapa aku tidak berangkat kerja. Sudah jelas karena aku tak mau melewatkan kesempatan tidur satu ranjang denganmu, Tari.

Tak disangka setelah pergi ke Mall dan terus bergandengan tangan, Mentari jadi bisa sedikit terbuka padaku. Ia menceritakan alasan Mas Bayu tak datang ke pernikahan mereka.

"Apa? Dengan Purnama?" Aku langsung duduk tegak mendengar berita mengejutkan dari mulut Mentari. Cahaya dari lampu tidur membuatku bisa melihat Mentari yang sedang telentang sambil menatap langit-langit kamarku dengan tatapan kosong.

"Ya. Dengan adikku, Purnama. Mereka bahkan pernah tidur bersama," kata Mentari dengan nada getir.

Hatiku panas dan emosi mendengarnya. Pantas Mas Bayu begitu pengecut sampai kabur dari acara pernikahannya. Kurang ajar! Tanpa sadar aku memukul bantal. "Pengecut!" umpatku.

Mentari lalu duduk dan menenangkanku. "Ja."

"Pantas saja dia kabur. Takut ternyata? Sial! Kalau tahu dia sangat pengecut dan brengseek seperti itu, akan aku cari sampai ke lubang semut lalu aku hajar dia!" kataku dengan emosi.

"Sst! Ja. Jangan emosi. Ada Bapak dan Ibu di kamar sebelah, nanti mereka dengar," kata Mentari.

Aku mendengus sebal. "Memangnya kamu tidak emosi? Aku saja emosi, pasti kamu yang mengalaminya lebih emosi."

"Aku... terlalu kecewa sampai tak bisa emosi lagi, Ja. Aku merasa dikhianati. Aku merasa kalau diriku tak berharga dan tak layak diperjuangkan. Aku-"

Sebelum Mentari selesai bicara, kutarik tubuhnya dan kupeluk erat. "Kamu berharga, Mentari, dan kamu... layak diperjuangkan."

****

1
🧒🏻im@ chu😎🍇
Ceo loh mentari suamimu itu🤣🤣🤣
Yay.
akhirnya tamat aku baca.
Terimakasih kak Mizz
Yay.: Insyaallah kak..
total 2 replies
Yay.
senja ada ada aja. btw kita sama Jar lahir jam tigaan lewat...
Yay.
senja nih kaya ibuku pas nemenin keluarganya lahiran, ikut mules jga😬
Atiqa Fa
sepertinya senja tau yg dimaksud Tari hanya dia pura² saja
Atiqa Fa
yg dikatakan Tuti memang benar
Atiqa Fa
Purnama bukan suka sama Bayu tapi dia suka apa yg menjadi milik Mentari
Atiqa Fa
g ngerti sama jln pikiran Tari, udh ada suami malah berharap bs move on sama Fajar yg baru kenal, masih berharap ada kabar juga dr Bayu
Atiqa Fa
Bayu nggak mau nikah sama kamu Tari buktinya dia g hadir waktu akad😄
Atiqa Fa
kalau visualku senja itu Adipati dolken, mentari itu maudy ayunda 😁
Yay.
bukan hantu maupun hewan yg dikhawatirkan senja. tp Orang jahat atuh
Yay.
sudah kuduga, pasti nih purnama terlalu nething. pasti pikirannya gini "Siapa lagi yang mau sama aku?"
Yay.
Lah 😮
Yay.
Yaa Allah keluarga ga beres. lebih tepatnya ayahnya yang ga beres
Yay.
di real ada yg begitu, temenku tp untungnya dia sudah menikmati profesi yg dipilihkan ortunya
Yay.
heh musang... sadar dong kan tari udh kamu khianati😌🙄
Yay.
Apa sih ja🤣
Yay.
dasar gatau malu
Yay.
aku kira fajar yg menanyakan mentari
᪙ͤᵉᶜ✿Veranita
senja suka mentari dari dulu deh kyknya. makanya dia cari perhatian yg bkin mentari kesel mulu jadinya.
pak lurah beneran musti dlengserin deh kyknya🥱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!