"Patuhilah semua peraturan, hanya enam bulan, setelah itu kau bebas melakukan apapun."
"Nona, terimalah. Setidaknya Anda bisa sedikit berguna untuk keluarga, Anda."
Ariel dipaksa menikah dengan Tuan Muda yang selama bertahun-tahun menghabiskan waktunya di kursi roda. Enam bulan, inilah pernikahan yang sudah terencana.
Hingga waktunya tiba, Ariel benar-benar pergi dari kehidupan Tuan Muda Alfred.
Di masa depan, Ariel kembali dengan karakter yang berbeda.
"Kau, masih istriku, kan!"
"Tuan, maaf. Sepertinya Anda salah mengenali orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05. Calon Istri Untuk Tuan Muda
Itu guru Donna, setelah sekian tahun Pria yang semakin terlihat tua itu memutuskan menemui Alfred di pengasingan.
. “Paman!” Arthur mendekat, dia tidak terkejut karena sudah mengetahui pria tua itu akan datang.
“Bagaimana dengan kabarmu, Arthur? Sepertinya akhir-akhir kamu sibuk sampai tidak sempat mendatangiku.”
“Maafkan aku paman, lain kali aku akan meluangkan waktu lebih untuk bertemu denganmu."
Arthur menuntun guru Donna, pecahan vas bunga, tidak melukai kaki guru yang dilapisi sepatu kulit tebal. Tanpa menghindari pecahan vas, guru Donna mendekati Alfred.
“Lalu, bagaimana dengan kabarmu? Alfred!”
Alfred masih terdiam, sungguh dia sangat senang bisa bertemu seseorang yang sudah sepuluh tahun banyak mengajarkan berbagai hal, sampai dia siap menjadi pemain walau takdir malah tidak berpihak padanya. Tapi, kini dia malu dengan kondisinya yang sekarang.
“Sudah belasan tahun aku tidak mengunjungimu, dan sekarang aku datang karena aku tahu kamu sudah sangat siap.”
“Apa maksudmu, guru?”
“Arthur, sudah menceritakan semuanya padaku.”
“Jadi guru tahu, yang sebenarnya?”
Guru Donna mengangguk, “Tapi ingat! Jangan sampai dendam menguasai hatimu karena itu tidak akan memberikan kedamaian dalam hidupmu. Lakukan seperlunya jangan mengikuti hawa nafsu.”
Alfred mengerti arti ucapan guru Donna.
Tapi lelaki tampan dingin ini hanya mengangguk pelan. Entah dia bisa melakukannya atau tidak. Karena Alfred sangat membenci keluarganya sendiri.
….
Keesokan harinya.
Arthur mendatangi kediaman utama Keluarga Smith.
“Apa! Menikah!” Jelas ini mengejutkan.
Lelaki cacat, mau menikah. Apa ini tidak salah dengar….
“Benar Tuan Marion, usia tuan muda sudah sangat matang. Beliau siap untuk menikah.”
“Tidak Arthur,” sahut Julie menyela, “Dia sudah siap. Tapi…apa ada wanita yang siap menjadi pendampingnya?”
Semua diam. Apa yang dikatakan Julie tidak salah.
“Apa maksudmu berkata seperti itu, Julie?!" Ayunda tidak terima dengan ucapan Adik madunya, ini seperti menghina anak satu-satunya.
“Kakak, aku tidak mempunyai maksud mencela Alfred, tapi ini fakta! Bangsawan mana yang merelakan anak gadisnya menikah dengan Alfred?”
Meskipun ini fakta, tapi kata-kata Julie sungguh menyakiti hati Ayunda. Tidak bisakah dia menggunakan kata-kata lain yang lebih halus!
“Anda tidak perlu khawatir Nyonya Julie, tuan muda, tidak mempermasalahkan gadis yang akan beliau nikahi berasal dari keluarga mana? Sekalipun hanya orang biasa. Itu tidak masalah.”
Haha… Tuan Muda ketiga tertawa. Entah apa yang lucu dari ucapan Arthur, tapi ia sampai terpingkal-pingkal saat mendengarnya.
“Jonas!” Sentak Marion.
“Maaf pa, aku hanya merasa geli mendengar ucapan Arthur. Dia bilang, tidak masalah Alfred menikah dengan gadis manapun, sekalipun hanya orang biasa. Masalahnya! Ada tidak gadis yang mau menikah dengan Alfred? Bahkan, Milea yang dulu mengatakan cinta mati padanya pergi begitu saja. Haha bukankah ini lelucon!"
“Jonas!” Kali ini Ayunda yang menyentak, sekalipun yang dikatakan Jonas benar, tapi Ayunda tetap tidak terima.
“Maafkan aku Ibu, tapi bukankah ini fakta!'
“Tuan Jonas, jaga ucapan, Anda!” Arthur, memberi peringatan dengan tegas, dia tidak punya rasa takut, meskipun Jonas anak dari Marion.
“Kalian ini kenapa sih? Aku bicara apa adanya. Kalian tidak lupa kan, keadaan Alfred saat ini? Aahh…sudahlah. Kita lihat saja nanti apa ada gadis yang mau menikah dengan Alfred, sekalipun ada, gadis itu pasti buruk rupa.”
“Jonas! Pergi” usir Marion. Diantara ketiga Tuan Muda keluarga Smith, hanya Jonas yang memiliki sifat bar-bar, sama sekali tidak mencerminkan keluarga bangsawan, sangat berbeda dengan kakaknya yang bernama Justin, dia tenang dan selalu bijak, baik dalam ucapan atau tindakan. Tapi biarpun seperti itu, Jonas tidak memiliki sifat serakah seperti kakak dan Ibunya, bahkan dia tidak menginginkan gelar Tuan Muda.
"Oke! Aku pergi!"
…..
Setelah melewati diskusi yang dibumbui perdebatan dan bujukan. Mario, menyetujui jika Alfred menikah.
“Lalu, gadis seperti apa yang Alfred mau? Tetua akan mencarikan gadis yang cocok untuknya.” Tanya Marion, diakhiri dengan memberi solusi.
“Tidak perlu Tuan, saya dan tuan muda yang akan mengurus semuanya. Kami hanya meminta persetujuan Anda dan Nyonya Ayunda saja.”
Arthur menyerahkan satu lembar kertas pada Marion. Kertas yang harus mereka bubuhi tanda tangan, guna memastikan pernikahan Alfred, direstui kedua orang tuanya.
…..
Sreeekkkk….
Di atas meja kaca berukuran besar, Arthur meletakkan koper berisi gepokan uang yang sangat banyak.
Tumpukan uang yang memenuhi setiap sela dan rongga koper membuat siapapun terkesima saat melihatnya.
Termasuk seorang gadis muda yang masih berusia 21 tahun. Gadis ini bernama Ariel.
Hebat sekali! Dalam waktu kurang dari satu hari, Arthur sudah mendapatkan target, menemukan gadis yang akan menjadi istri Tuan Muda.
“Maaf…Tuan.. ini uang apa? Untuk siapa?”
Melihat uang sebanyak itu, membuat badan serta suara Ariel, bergetar.
“Untuk, Anda!”
“Untuk saya!”
‘kenapa bisa untuk saya! Uang sebanyak ini! Apa aku baru saja memenangkan undian!'
“Bukankah tuan muda Alfred sangat baik! seharusnya Anda yang mengeluarkan uang banyak untuk mengganti rugi perkebunan teh yang dirusak itu. Tapi tuan muda Alfred, malah memberikan Anda uang serta membebaskan Anda dari tuntutan ganti rugi.”
Ariel diam.
Dua hari yang lalu, kakaknya yang berkebutuhan khusus, merusak perkebunan teh yang dibangun Alfred sejak 8 tahun yang lalu di kaki Gunung Bora, tapi hanya sebagai kecil saja. Ariel tau dia akan dikenakan ganti rugi, tapi kenapa sekarang disodorkan uang!
Ariel sendiri anak dari seorang petani desa yang juga bekerja di perkebunan Alfred. Ibunya meninggal sejak dia berusia 3 tahun, sekarang dia tinggal bersama Kakak dan Ayahnya yang sudah sangat tua, di pemukiman tidak jauh dari kaki Gunung Bora. Pemukiman itu pun dibangun oleh Arthur sejak lima tahun yang lalu. Sebelumnya, Ariel dan keluarganya tinggal di salah satu kota besar. Ada satu sampai beberapa alasan yang membuat mereka pindah, memilih tinggal di kaki Gunung Bora.
Uang yang disodorkan Arthur tentu tidak cuma-cuma. Orang kaya suka bertindak yang tidak masuk akal, bukan! Ariel sadar ini.
“Apa yang Anda inginkan dari saya?”
Arthur yang masih berdiri, menatap lurus Ariel yang sedang duduk, “Karena Anda orang yang tepat, dari puluhan wanita yang tinggal di pemukiman kaki Gunung Bora.”
Orang yang tepat….
“Maksudnya?”
“Nona Ariel, Anda harus menikah dengan, tua muda Alfred.”
“Apa! menikah!”
‘benar-benar gila! selain bertindak tidak masuk akal, dia juga tidak waras!'
“Ya, tapi Anda jangan salah paham. Ini bukan suatu lamaran dari tuan muda, melainkan perintah.”
Ariel terpancing, tidak menyangka. Bisa-bisanya mereka yang katanya dari keluarga terpandang, berbuat seperti ini! Dengan yakin Ariel mendorong isi koper dari hadapannya, “Saya menolak!” Dengan tegas wanita berkata demikian.
Menolak...
"Anda yakin?"
"Ya, berapa banyak uang yang harus saya berikan, untuk mengganti rugi?" Tanya Ariel, mantap.
"Tidak terlalu banyak bagi tuan muda, karena itu tidak akan mengurangi kekayaannya meskipun hanya nol koma satu persen saja. Tapi saya yakin, selama sepuluh tahun Anda bekerja keras, tidak akan bisa membayar ganti rugi!"
Ariel tercengang.
Sebanyak apa itu, sampai waktu 10 tahun pun dia tidak bisa melunasinya.
Arthur menyeringai, "Nona, lihat itu!" lelaki menyebalkan ini menunjuk kaca jendela besar yang langsung terhubung dengan hamparan hijau perkebunan teh.
Tapi...dari pemandangan indah itu, Ariel melihat kakanya diseret dua penjaga kebun.