Kehancuran yang Siska alami setelah kehilangan sang bayi, hasil dari pelecahan yang ia alami. Dan juga sang kekasih yang masuk ke dalam penjara atas pembalasan dendam yang ia lakukan atas pembunuhan anak dari Siska sendiri. Membuat Siska depresi dan memilih jalan pintas untuk bunuh diri, agar semua masalah di hidupnya berakhir dengan cepat. Justru membuat dia hidup dalam lembaran yang baru dan dengan identitas baru setelah kehilangan ingatannya. Dan semua masa masa kelam serta kebahagiaan yang ia alami sebelumnya.
Siska mengalami amnesia dan menikah dengan pria yang sebelumnya melamarnya. Hingga hidup bahagia bersamanya, sebelum takdir kembali mempertemukan dia dengan orang yang ia cintai, yang baru saja bebas dalam penjara. Dan hal itu membuat Siska merasa ada hal yang aneh ketika ia melihatnya, sampai tanpa sadar Siska kembali teringat sesuatu tentang pria bernama Hamdi tersebut, yang membuat degub jantungnya kembali berdetak tak seperti sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sandiwara
Hamdi dengan hati hati membawa Siska masuk ke dalam salah satu ruangan staf taman hiburan yang ada di sana, dan dengan telaten memberikan minyak hangat untuk di berikan tepat ke pada hidungnya. Sebelum menunggu ambulan tiba yang akan membawanya.
Dan tak berselang lama akhirnya wanita itu pun bangun dengan segera, seraya melihat ke arah kanan dan kirinya, yang terdapat Hamdi, Jonathan dan Nadin yang tengah menunggu dirinya.
Siska tahu apa yang telah membuat dia jatuh pingsan. Namun ia pun enggan mengatakan apapun yang ada di dalam kepalanya sekarang.
Mengingat dia hanya membutuhkan jawaban serta penjelasan dari beberapa orang yang bersangkutan. Dan baik Jonathan ataupun Hamdi kini memilih untuk diam, berbanding terbalik dengan Nadin yang berterimakasih dan juga meminta maaf pada Siska
"emh maaf saya mbak, saya lalai menjaga anak saya. saya berterima kasih karena anda telah menjaga anak saya sebentar saat tadi saya kehilangannya. Dan saya bener benar meminta maaf sebab saya anda pun seperti ini" ucap Nadin dengan sopan.
Siska tak menjawab apapun yang di katakan oleh wanita tersebut..ia fokus mencari tahu dan ingin mendengarkan apa yang terjadi saat ini, mengingat anak kecil itu tak pernah berbohong ketiak mengatakan sesuatu. dan Jonathan di panggil ayah olehnya, sehingga Siska pun curiga dengan tingkahnya.
Siska bangun dengan hati hati menuju anak yang saat ini tengah di gendong oleh Nadin. Dan wanita itu pun bertanya apa yang ia ingin ketahui di antara suaminya dan juga ibu dari anak tersebut tentunya. Hingga besar harapan siska bahwa anak itu akan menjawab semua tanda tanya di dalam kepalanya.
"Anak manis, aku mau tanya boleh? ini ibu kamu sama pria itu siapa? Apa dia ayah dan ibumu? Apa dia ayahmu?" tanya Siska dengan lembut, yang malah mendapatkan tatapan dingin dari anak tersebut.
"kita bisa bicarakan nanti di rumah sayang. Tak enak disini" bujuk Jonathan yang malah membuat anak itu merajuk.
"di rumah? buat apa di rumah mas? mumpung ada semua disini, lebih baik kita bicarakan dan cari tahu kebenarannya disini. Aku ingin semuanya jelas dan tak hanya pendapatmu saja yang ku dengarkan. Jadi lebih baik aku bertanya dan mengetahuinya semua dari beberapa pihak. apalagi banyak kebohongan yang kalian tutupi satu sama lainnya" jawab Siska dengan tegas, yang membuat semua pun tampak diam
"apa kepalamu masih sakit?" tanya Hamdi tiba tiba ,yang masih khawatir dengan keadaannya.
"tidak! Aku tak sakit, aku baik baik saja" jawab Siska dengan ketusnya.
"jadi tolong katakan apa yang sebenarnya terjadi! Kenapa anak itu memanggilmu sebagai ayah dan kenapa kalian terlihat sangat dekat" cecar Siska yang membuat Nadin serta jonathan pun gelapan mendapatkan pertanyaan darinya.
Hamdi yang tak ingin Siska semakin sakit serta memilih jalan yang salah lagi, lantas mengambil alih penjelasan ini, yang bisa di terima baik oleh Siska saat ini. mengingat tak ada pilihan lain selain ia pun menutupi apa yang telah Jonathan dan Nadin lakukan sebelumnya. Agar Siska tak mengambil jalan pintas lain untuk meredam kekecewaan di hatinya.
"biar aku yang jelaskan Sis. Maaf jika aku telah berbohong berpura pura tak mengenalmu sebelumnya. Dan maaf juga jika aku membuat keributan sekarang. Aku....aku sebenarnya suami dari Nadin. Ya aku suaminya. Kami menikah cukup lama dan cia adalah anakku dan dia, tapi aku di penjara sehingga Cia kehilangan sosok ayahnya"
Siska, Jonathan dan Nadin mengerutkan kening, mendengarkan penuturan pria itu saat ini. Namun baik Jonathan ataupun Nadin, keduanya tak ada satupun yang menyanggah pernyataan itu, hanya karena takut Siska akan mengamuk jika tahu kebenaran dari kebohongan itu. Sehingga mereka berdua pun diam dan menuruti apapun skenario yang telah Hamdi buat untuk menutupi kesalahannya di masa lalu.
"aku menikah dengan Nadin dan memilih cia saat itu. Dan cia pun sampai detik ini tak tahu jika aku ayahnya"
Cia yang memang sejak tadi menangis, tak terlalu mendengarkan pembicaraan ini. terlebih lagi anak sekecil itu masih tak mengerti apa yang para orang dewasa itu bicarakan saat ini. Sehingga ia pun hanya terus menangis, tanpa mengatakan apapun.
"aku ayah cia dan Jonathan tak sengaja bertemu aku sebelumnya. Aku dan jonathan memang bertemu di salah satu pusat perbelanjaan saat cia dan Nadin tengah mengabiskan waktu bersama, sehingga aku pun meminta bantuannya untuk mendekati cia dan memberikan makanan untuknya. Aku memerintahkan Jonathan untuk memberikan makanan itu pada Cia dengan ucapan bahwa itu dari ayahnya..namun Cia malah salah paham dengan ucapan itu, dan memanggil Jonathan sebagai ayahnya. Nadin tahu hal itu dan sudah beberapa kali menjelaskan pada Cia bahwa jonathan bukanlah ayahnya. tapi anak itu terlalu kecil untuk mengerti semuanya. Sehingga dia membiarkan cia memanggil itu dan maaf tak memberitahumu..kami salah telah menyembunyikannya, karena kami pikir kau tak akan salah paham dengan hal ini" jelas Hamdi yang penuh dengan kebohongan di dalamnya.
Siska yang sedikit ragu dengan hal itu, hanya bisa diam mendengarkan hal tersebut. Sebelum akhirnya ia pun kembali teringat akan masa lalunya bersama dengan Hamdi, di tengah tengah ia pingsan tadi. Yang rekaman semua kenangan indah ia bersama dengan Hamdi, ia ingat dengan baik. Dan ia pun menatap Hamdi dalam diam, dengan kepercayaan yang ia pegangan.
"ini semua hanya salah paham dan maaf jika aku tak mengatakannya padamu Sayang" lirih jonathan pelan, seraya memeluk tubuh istrinya.
Nadin dan Hamdi yang melihat hal itu hanya bisa memalingkan wajahnya, agar hati mereka merasa tetap aman. dan tak lama kemudian Nadin serta Hamdi pun memilih untuk berpamitan dari keduanya..dan tak lupa mereka pun berjalan bersama, layaknya suami istri yang telah terpisahkan.
"emh kami pamit dulu ya, kami ingin membicarakan masalah kami dengan serius. Maaf telah membuat masalah ini menjadi rumit untuk kalian berdua. Assalamualaikum " ucap Hamdi seraya berlalu pergi meninggalkan jonathan dan Siska di sana berdua saja.
Nadin pergi meninggalkan jonathan dan Siska, membawa putrinya yang tampak masih menangis meratapi nasibnya. Dan Jonathan pun yang meras berhutang Budi pada Hamdi, lantas mengejarnya. Namun apa yang ia dapatkan bukanlah perlakuan hangat darinya, melainkan perlakuan ketus serta tatapan tak suka yang ia perlihatkan.
"aku mau lihat dulu mereka, apakah mereka pulang jalan kaki atau naik mobil. kamu tunggu dulu disini sebentar ya" ucap Jonathan yang pergi berlalu tanpa menunggu jawaban sang istri terlebih dahulu.
Jonathan mengejar Hamdi dan menepuk pundaknya saat ini. Pria itu merasa berhutang Budi pada mantan terbaik istrinya saat ini. Hingga ia pun berniat untuk memberikan upah untuknya saat itu.
"Ham terimaksih" ucap pria itu pelan yang hanya mendapatkan tatapan nyalang dari Hamdi sekarang.
"terimakasih karena telah..."
"telah membodohi Siska dan membuatnya sengsara dengan kebohongan yang telah ku katakan. Dan ku pastikan dia akan membenciku selamanya jika dia sampai tahu kebenarannya. Aku mengatakan itu bukan untuk menutupi kebusukanmu. Melainkan aku tak mau wanita itu mengambil jalan salah lagi karena kecewa dengan apa yang dia pilih. cukup aku saja yang hampir membuat dia mati, dan kini ia hidup dengan kebahagiaan tersendiri. Sehingga aku tak mau jika dia kembali memilih untuk mati karena kamu yang memberikannya kehidupan kedua sekaligus luka untuknya. Jadi awas saja jika sampai kau mengkhianatinya, maka tak akan segan segan akan ku rebut dia kembali ke dalam pelukan ku lagi. Ingat itu Jo!" potong Hamdi seraya mendorong tubuh pria itu dengan keras sekali.