Mafia Itu Suamiku

Dari kejauhan, seseorang mengepalkan tangannya kuat. "Akan kubuat kamu disingkirkan dari keluarga ini." Kemudian, dia mengambil ponselnya dan berjalan ke kamar.

"Kapan, Mami, bertindak? Aku sudah tidak sabar melihat anak pungut itu pergi dari sini," ucap Mega.

"Sabar, Mega, sayang. Mami sedang mengusahakan semuanya, dan kamu tenang saja. Papi kamu akan membantu kita," ucap Mami.

"Tapi, Mami, aku kesal. Setiap hari harus melihat dia yang mulai menarik perhatian banyak orang, bahkan aku sampai dicuekin," ucap Mega.

"Mami punya rencana agar dia dijauhi keluarga itu, namun sepertinya kamu harus..." ucap Mami, mulai membisikan rencana jahat di telinga Mega.

"Mi, itu sangat beresiko. Bagaimana, Mega?" ucap Mami, terpotong.

"Tenang, sayang. Mami tidak akan meninggalkanmu. Percaya sama Mami. Jika rencana kita berjalan mulus, maka dengan mudah kita menyingkirkan dia," ucap Mami.

"Baiklah, Mami. Mega percaya," ucap Mega.

Suamiku, kenapa kamu baru bilang kita akan kembali ke masion? Kesal, Bella.

"Kenapa, hmm? Apa kamu ingin tinggal di sini?" tanya Alex.

"Suamiku, disini aku tidak merasa kesepian. Banyak yang lain yang selalu bersamaku saat kamu pergi ke kantor," ucap Bella.

"Tapi sekarang kamu tak akan kesepian, aku akan selalu bersamamu," ucap Alex, mencubit pipi Bella.

"Awhhh, sakit! Aku gemas, sayang. Rasanya aku pengen makan kamu," ucap Alex.

"Eh, jangan dekat-dekat!" ucap Bella.

"Cup!" Alex mencium bibir tipis Bella.

"Dasar suami mesum!" ucap Bella, cemberut ketika tanpa aba-aba suaminya menciumnya.

"Mesum sama istri sendiri, apa salah?" ucap Alex, menarik tubuh Bella.

"Ahkkk! Turunkan aku, suamiku! Berontak Bella ketika tubuhnya digendong."

"Diamlah, sayang, atau kita akan terjatuh," ucap Alex.

"Silakan masuk, tuan," ucap Ben, membukakan pintu mobil untuk tuan dan nona.

"Eh, suamiku, kenapa ini bukan jalan ke masion? Ini seperti..." Seketika, bola mata Bella membulat.

"Kamu mau bawa aku kemana?

Kamu tak perlu tanya, sayang. Kamu ikut saja.

Tapi kamu tidak akan menjualku, kan?" ucap Bella, khawatir.

"Pletak! Ahkkk, kenapa malah disentil sih?" ucap bella

"Aku tidak sebodoh itu, tega menjual kamu. Kalau aku mau, sudah sejak dulu aku menjualmu, bukan menikahimu," ucap Alex.

"Iya juga, sih. Tapi kita akan kemana? Kenapa jalannya menuju bandara?" tanya Bella.

"Kita akan pergi honeymoon, sayang," bisik Alex di telinga Bella.

Seketika, tubuh Bella menjadi mematung.

Kini, mobil Alex sudah terparkir cantik di bandara. Ketika turun, pandangan Bella tertuju pada seisi bandara yang kelihatan sepi.

"Kok sepi ya, orang-orang pada kemana?" ucap Bella, bingung.

"Bandara ini milik keluarga Smith, nona. Jadi tidak ada orang-orang yang berpergian selain dari keluarga," ucap Ben.

"Ha, sumpah! Gue ajukkan jempol deh! Sekaya apa sih suamiku itu?" ucap Bella, menatap punggung Alex yang sedang berbicara dengan seseorang di depannya.

"Sangat kaya, nona. Bahkan kekayaan mereka tak akan pernah habis," ucap Ben.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Alex, yang baru datang.

"Hehehe, tidak, suamiku.

Ben, bagaimana persiapan di sana?" ucap Alex.

"Semuanya sudah siap, tuan," ucap Ben.

"Baiklah, selama pergi aku percayakan perusahaan sama kamu, Ben," ucap Alex.

"Baik, tuan," jawab Ben.

Ketika Alex dan Bella memasuki pesawat, mereka mendengar suara berisik. Seketika, itu membuat Alex geram.

"Suprise!" ucap mereka.

"Astaga, apa yang kalian lakukan di sini?" ucap Alex marah.

"Jangan marah, son. Kami juga ingin pergi bersenang-senang dan tak akan mengganggu kalian berdua," ucap William.

"Pantas kalian tidak ada di masion. Tak habis pikir, rencana yang aku susun ternyata kalian ketahui juga," ucap Alex kesal.

"Suamiku, jangan seperti itu. Aku senang kok, akhirnya aku bisa liburan keluar negeri, apalagi bersama mereka. Pasti akan lebih seru lagi," ucap Bella.

"Tidak, sayang. Kamu akan tetap bersamaku. Jangan ikuti apa yang mereka katakan nanti," ucap Alex. Ia tahu pasti para saudarinya akan mengganggu waktunya bersama istrinya itu.

"Sayang, kemarilah duduk bersama mom dan mami Ara," ucap mom Ana, menarik tangan menantunya.

"Tidak, mom. Bella akan duduk bersama Alex. Mom, duduklah bersama dad," ucap Alex, kesal. Alex tak melepaskan tangannya dari pinggang Bella.

"CK, pelit sekali kamu. Padahal, mom mau mengobrol banyak hal bersama istrimu itu," ucap mom Ana, kesal.

"Sudah, Ana. Biarkan mereka bersama. Lihatlah muka suamimu dibelakang dia. Sudah seperti bebek yang sejak tadi cemberut karena ditinggal istrinya," ucap Ara.

"CK, dasar suami posesif," ucap mom Ana, kesal.

"Sayang, lihat aku ," ucap Alex, mengapit kedua muka istrinya itu.

"Kamu tak ku izinkan menatap pria lain selain suamimu ini," ucap Alex.

"Tapi mereka itu..." ucap Bella, terpotong ketika Alex menyimpan jari telunjuknya di bibir Bella.

"Kamu hanya punya aku, sayang," ucap Alex. Seketika, pipi Bella bersemu merah.

"Cieeee! Abang klepek-klepek nih, jantungku rasanya mau copot," goda Felix.

"Gue heran, ya. Seorang Alexander yang terkenal dingin dan anti perempuan sekarang menjadi seorang yang romantis," ucap Max.

"Ya, bisalah orang sudah ketemu pawangnya," ucap Ken.

"Hahahaha!" tawa mereka.

"Mau tahu bagaimana rencana Mega? Apakah akan berhasil nanti? Dan bagaimana perjalanan cinta mafia itu Suamiku?, ikuti terus perjalanan cerita ini!

Jangan lupa:

Like

Vote

Subscribe

Dan komentar di bawah ini!

Terima kasih!🤗🤗😊