Menyimpan Benih Psikopat

"Bas, perutku sakit loh kalau misalkan aku terlalu banyak mengeluarkan tenaga utnuk menarikmu keluar dari sini" mendengar keluhanku akhirnya Baskara mengalah dan memilih untuk melemaskan tubuh nya agar bisa aku tarik.

Si4l

Si4l

Si4l

Di dalam mobil Baskara melampiaskan sekua amarahnya sambil memukul-mukul setir mobil, bahkan aku bisa melihat bahwa mata Baskara berair, pasti dia sangat kecewa kepada kedua orang tuanya.

"Ini minum dulu." Aku memberikan botol air mineral kepadanya.

"Tidak usah!" Botol air mineral yang aku berikan di tepis olehnya, aku sedikit terkejut dan langsung membuang muka ke arah luar jendela.

Tak lama mobil pun melaju, di sepanjang perjalanan aku sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun, hanya suara mesin mobil dan juga suara Baskara yang sedang mengumpat karena kekesalan kepada kedua orang tuanya, bahkan sesekali Baskara memukul setir mobil lagi.

"Yaallah sungguh sangat menyeramkan jika aku hidup dengan pria seperti ini, Baskara sungguh tempramen, mana bisa aku menghabiskan waktuku seumur hidup dengan pria seperti ini." Gumamku dalam hati sambil menatap ke arah jalan.

Aku tidak bisa membayangkan hari hariku diisi dengan umpatan Baskara jika dia sedang marah, belum lagi aku akan sering mendengar berita kematian misterius yang tersangkanya adalah suamiku sendiri.

"Turun!" Aku tiba tiba di suruh turun di area taman oleh Baskara, dan lebih parah nya lagi taman ini masih jauh ke hotel tempat kami tinggal.

"Kenapa? Kamu mau nongkrong di taman? Ini kan panas, kalau mau ke taman nanti sore saja, setelah matahari tidak terlalu panas." Jawabku yang merasa keberatan untuk turun dari mobil.

"Turun, jangan sampai aku menyuruhmu, sampai tiga kali ya Deva." Karena aku takut akhirnya aku menuruti kemauan Baskara.

"Loh, Bas!" Sontak aku langsung berteriak ketika Baskara meninggalkan ku di taman sendirian, tanpa basa basi dia pergi begitu saja meninggalkan ku.

"Dasar pria gil_4! Jika aku tidak hamil anak nya aku tidak akan mau menganal apa lagi sampai menikah dengan nya!" Aku berteriak sambil mengumpatnya, aku masih binggung kenapa Baskara tiba-tiba menyuruhku untuk turun.

Karena matahari yang begitu terik aku memutuskan untuk duduk di bangku taman, di taman ini sama sekali tidak ada orang yang jualan, karena mungkin cuacanya yang sangat panas jadi membuat taman ink juga sangat sepi dari pengunjung.

"Mana aku haus, handphone juga aku lupa malah tertinggal di dalam kursi mobil" ucapku sambil berkeringat, begitu juga dengan dompet, karena aku tadi merasa sangat ketakutan karena di suruh turun oleh Baskara, akh jadi rusuh dan meninggalkan barang barang berharga dan juga handphone ku .

Karena cuaca semakin membuatku panas, aku berjalan ke pinggir jalan untuk meminta bantuan kepada orang, dan nanti ketika aku sampai di hotel aku akan membayarnya.

Setelah menunggu sekitar 20 menit tidak ada kendaraan satupun yang lewat, karena taman ini berada di dekat perkebunan warga, wajar saja karena ini taman Di daerah kabupaten, jadi jarang orang-orang lewat meskipun siang-siang begini.

"Ahhh, aku jalan saja kayaknya di depan ada pemukiman warga." Lalu aku berjalan melewati jalan yanh masih tanah merah, kepalaku sangat pusing dan aku mulai berkeringat dingin.

Bruk

Kepalaku sangat pusing ditambah lagi perut ku terasa sangat mual, lalu pandangan ku gelap.

***

Saat aku terbangun aku melihat ruangan serba putih dan juga bau obat-obatan yang sangat menyengat, saat aku melihat ternyata ada Alex di sampingku.

"Loh, Alex kenapa kamu ada disini?" Tanyaku, dan seingatku aku tadi pingsan hanya sendirian saja Dan tidak membawa identitas begitu pula handphone.

"Alhamdulillah Deva, kamu ditemukan pingsan di jalan kabupaten, lalu kamu dibawa ke klinik oleh beberapa warga di sana, dan dokter di klinik itu adalah temanku, kita satu grup WhatsApp, teman ku mengirim foto mu yang sedang terbaring lemah, dan dia juga bertanya apakah ada yang mengenal perempuan hamil ini? Begitu aku melihat fotomu aku langsung bergegas datang ke sini" terang Alex adaku.

Tak terasa aku pun menangis, aku benar-benar sangat kesal dan juga marah kepada Baskara yang meninggalkan ku begitu saja.

"Apa kandunganku baik baik saja?" Tanyaku, aku sangat khawatir terjadi sesuatu kepada kandunganku.

"Baik, kamu hanya dehidrasi dan juga kelelahan, bagaimana kamu bisa ada di jalan kabupaten? Sedang apa kamu jauh-jauh kesana Dan tidak membawa dompet beserta handphone?" Tanya Alex.

Lalu aku pun menceritakan semua kronologinya kepada Alex, dari mulai aku datang ker rumah orang tua Baskara yang memang berada di kabupaten, sampai aku diturunkan oleh Baskara tiba-tiba di tengah jalan .

"Kurang 4jar, dasar laki laki s4kit jiwa4!! Menurunkan orang hamil di tengah jalan dengan keadaan diluar matahari sangat terik sekali!" Alex merasa sangat kesal mendengar ceritaku.

Aku tidak menjawab umpatan Alex, aku hanya terus menangis meratapi nasibku. Aku pikir Baskara mencintaimu dan akan melindungi ku, ternyata dia adalah pria gil4 yang memiliki kepribadian yang sangat menakutkan.

"Deva, tolong kamu fikirkan lagi soal pernikahan mu dengan nua, kali ini aku benar-benar sudah bulat untuk menikahimu, aku ingin menyelamatkanmu dan juga anakmu dari pria gil4 itu, aku menyebutnya gil4 karena dia memang tidak mempunyai otak dan juga akal sehat." Ucap Alex padaku.

Alex tidak mengerti bagaimana situasi ku sekarang, ingin aku bercerita kepada Alex soal apa yang sedang aku alami sekarang, tapi aku tidak bisa karen aku takut terjadi sesuatu hal buruk padanya.

"Biar aku fikirkan lagi, keputusan ini tidak mudah." Jawabku.

Alex terlihat menghela nafas panjang sambil menatapku dengan tatapan iba, bahkan dia memegang tanganku dengan sangat lembut dan berusaha untuk menenangkanku.

Saat aku lihat jam dinding ternyata sekarang jam sudah menunjukan pukul 20.00 malam, ternyata aku sudah pingsan cukup lama.

"Alex, memangnya kamu sekarang tidak ada jadwal praktek? Jika kamu sedang sibuk kamu peegi saja, Kasihan pasien-pasien mu mereka pasti menunggu." Ujarku kepada Alex.

"Enggak, jika aku ergi kamu mau sama siapa? Sedangkan sudah pasti keluargamu tidak akan ada yang peduli dengan mu! Sekarang pelindung dan juga teman mu hanyalah aku. Aku akan selalu memberikan perhatian dan juga waktu luang untukmu!" Jawabnya.

Aku terharu dan aku semakin mencintainya, pengorbanannya untukku sangat terlihat jelas Alex tidak membiarkan aku sendirian.

"Deva!" Saat aku sedang menangis dan ditenangkan oleh Alex, tiba-tiba ada Baskara masuk ke dalam kamar tempatku dirawat.

"Kurang 4jar!" Baskara langsung marah ketika melihat aku berduaan dengan Alex apalagi posisinya Alex sedang memegang tanganku sambil mengusap air mataku.