NovelToon NovelToon
PERMAISURI PENGGANTI

PERMAISURI PENGGANTI

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Ibu Pengganti / Pengganti / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:678.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Rani baru saja kehilangan kakaknya, Ratih, yang meninggal karena kecelakaan tepat di depan matanya sendiri. Karena trauma, Rani sampai mengalami amnesia atas kejadian itu. Beberapa bulan pasca tragedi tersebut, Juna, mantan kakak iparnya melamar Rani dengan alasan untuk menjaga Ruby, putri dari Juna dan Ratih. Tapi, pernikahan itu rupanya menjadi awal penderitaan bagi Rani. Karena di malam pertama pernikahan mereka, Juna menodongkan pistol ke dahi Rani dan menatapnya dengan benci sambil berkata "Aku akan memastikan kamu masuk penjara, Pembunuh!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. (REVISI) Jangan Kembali Lagi

Rani buru-buru meraih tubuh Ruby. Gadis kecil itu masih menangis meraung-raung.

"Cup cup sayang, sudah, nggak apa-apa," Rani berusaha menenangkan putrinya. Ternyata Ruby terpleset. Dia sedang berusaha naik ke tangga lantai dua tapi lantainya basah.

"Ada apa?" Juna yang semula berada di ruang kerjanya segera keluar, mengernyitkan dahi melihat Ruby menangis. "Ruby kenapa?"

"Kepleset," jawab Rani singkat.

"Kok bisa? Memangnya kamu nggak jagain dia?"

"Aku tadi masih nelepon di atas, terus aku dengar Ruby nangis," jelas Rani sambil menimang-nimang Ruby. Sepertinya kepala belakangnya benjol karena terkena benturan keras.

"Kok bisa kamu tinggalin Ruby sendirian?" seperti biasa, Juna sibuk menyalahkan Rani.

"Tadi tuh ada Mami sama Laura di sini, jadi aku kira mereka—"

"Jangan dikira-kira! Kamu yang salah karena menyerahkannya ke orang lain. Seharusnya kamu menjaga Ruby dengan baik!" potong Juna. Rani tidak menjawab, lebih tepatnya malas untuk menjelaskan. Ia melangkah pergi meninggalkan Juna ke kamarnya.

"Kak," Laura muncul entah dari mana. "Ada apa? Aku dengar ada yang nangis. Maaf Kak, aku sebenarnya disuruh Tante jagain Ruby karena Tante mau ke supermarket. Tadi aku tinggal sebentar ke kamar mandi, tapi tiba-tiba Ruby sudah menangis,"

Juna menghembuskan napas dalam-dalam.

"Tidak apa-apa, Ruby cuma kepleset,"

"Ya ampun," Rani menutup mulutnya. "Kok bisa Kak?"

"Bik," Juna mengabaikan pertanyaan Laura dan memanggil salah seorang pembantu. "Tolong bersihkan lantainya," perintahnya kemudian.

...----------------...

"Shhh..shhh.." Rani dengan lembut menepuk-nepuk badan Ruby. Gadis kecil itu sudah tertidur pulas. Rani menghela napas lega. Untunglah Ruby tidak terluka parah.

Rani mengecup kening gadis kecil itu dan perlahan keluar dari kamar. Ia kaget bukan kepalang ketika melihat Juna sudah berdiri di depan pintu kamar.

"Ada apa Kak?" tanya Rani ketus. Dia tahu laki-laki itu pasti akan segera mengomel menyalahkannya.

"Ruby sudah tidur?" tanya Juna dengan nada datar.

"Sudah," jawab Rani sama datarnya. "Kenapa? Mau marah-marah lagi? Silakan, akan aku dengarkan,"

Dahi Juna mengerut. "Kenapa kamu kira aku mau marah?"

Rani menghela napas kesal. "Wajahmu sudah mengatakan semuanya,"

"Jelas aku marah karena kamu berbuat salah. Kamu kan memang ceroboh meninggalkan Ruby sendirian. Meskipun ada Laura di sana, dia itu tidak terbiasa mengasuh anak kecil. Aku tahu Laura itu sengaja membuat masalah dengan mu, tapi coba kamu maklumi dia. Dia memang dimanja sejak kecil,"

Rani ternganga. "Kenapa aku harus memaklumi kemanjaan dia?"

"Rani, Laura itu satu-satunya cucu perempuan di keluarga Salim. Kamu tidak perlu aku jelaskan lagi kan betapa besarnya pengaruh keluarga Salim pada keluarga Wijaya? Mereka itu sudah lama menjalin kerjasama dengan kita. Lagipula, Laura itu masih muda, umurnya baru 20 tahun. Kenapa kamu tidak mau mengalah sih?"

"Aku juga baru dua puluh tahun, berarti usia kita sama!" seru Rani. "Kenapa aku harus mengalah padahal dia yang membuat masalah? Kalau kamu memang sesuka itu dengan Laura, menikah saja dengannya!"

Rani mendengus kesal. Ia bergegas turun dari lantai dua. Saat melewati Laura, ia melirik gadis itu sinis. Sementara Laura tersenyum lebar, merasa menang.

Rani berjalan cepat menuju pintu. Ia sebenarnya tak tahu tujuannya kemana. Yang jelas ia ingin keluar dulu dari rumah yang menyesakkan ini.

"Aw," tubuh Rani menabrak seorang pria berbadan besar. Rani kira itu adalah bodyguard yang mencegahnya kabur. Tapi, saat ia mendongakkan kepala, di depannya adalah seorang laki-laki tampan.

"Hei, kamu nggak apa-apa?" Laki-laki itu mengulurkan tangan, membantu Rani berdiri. Rani meraih uluran tangan itu dan berdiri dengan susah payah.

"Kakak!" Laura muncul di belakang mereka dan memeluk lelaki itu. "Kakak ngapain kesini? Mau jemput aku ya?"

"Iya dong," Laki-laki itu memeluk Laura lembut. "Kakak mau ketemu Juna juga,"

Rani memperhatikan mereka, ternyata kedua orang itu sangat mirip satu sama lain. Rani juga sepertinya pernah melihat lelaki itu. Tapi siapa dan dimana?

"Andre?" Juna muncul dan membuat mereka bertiga seketika menoleh.

"Hai, long time no see," sapa laki-laki yang dipanggil Andre. Mendengar nama itu membuat Rani seketika teringat. Andre adalah sahabat Ratih dan Juna. Rani dulu pernah melihat Andre saat pernikahan kakaknya.

"Lo akhirnya udah pulang nih?" Juna merangkul sahabatnya itu. "Udah selesai keliling dunianya?"

Andre tertawa lebar sampai menunjukkan lesung pipit di kedua pipinya. "Udah, soalnya Gue diteror Mama terus, disuruh kerja katanya,"

"Ya jelaslah, siapa lagi yang mau meneruskan perusahaan keluarga Salim kalau bukan Lo?"

Andre tertawa. Ia kemudian melihat Rani sembari berpikir. "Ini..Rani ya?"

Rani menganggukkan kepalanya. "Halo Kak,"

"Wah, Gue pangling loh. Dulu waktu terakhir ketemu kayanya masih SMA ya,"

"Iya Kak," angguk Rani. Pertemuan mereka pertama kali memang lima tahun yang lalu.

"Loh, siapa ini?" Lily datang dari luar dan langsung berlari tergopoh-gopoh menghampiri mereka. "Andre kan?"

"Halo Tante,"

"Ya ampun, udah lama nggak ketemu makin ganteng aja! Eh, kenapa masih berdiri di sini, ayo masuk! Rani, siapin makanan untuk tamu kita ya!"

Rani hanya bisa memprotes di dalam hati. Padahal dia masih kesal, tapi tetap saja disuruh-suruh seperti ini. Pada akhirnya Rani terpaksa kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan mereka.

Beberapa saat kemudian, kursi ruang makan sudah terisi penuh oleh Lily, Juna, Laura, Andre dan Rani. Mereka berempat asyik mengobrol mengenang masa lalu, sedangkan Rani hanya diam menikmati makanannya.

Entah hanya perasaan Rani atau bagaimana, tapi sedari tadi Andre tampak mencuri pandang ke arahnya. Beberapa kali Rani menangkap basah lelaki itu melihatnya secara terang-terangan. Rani bukannya merasa kepedean, hanya saja dia merasa ada sesuatu yang ingin dibicarakan lelaki itu.

Usai makan siang, Andre dan Laura berpamitan pulang. Awalnya Laura ingin menginap di sana, tapi Andre melarang.

"Kalau begitu kita pamit Tante," kata Andre sembari mencium tangan Lily.

Laura juga melakukan hal yang sama. Ia memeluk Lily, Juna dan Rani. Tentu saja untuk yang terakhir ia terpaksa melakukannya.

"Aku tau kalau pernikahan kalian tanpa cinta," bisik Laura saat mereka berpelukan. "Kita itu sama-sama saingan, jadi jangan beranggapan kamu sudah menjadi nyonya rumah ini sepenuhnya,"

"Dari awal, aku tidak berniat saingan sama kamu," balas Rani. "Aku kan sudah bilang, rebut saja suamiku kalau kamu mampu. Tapi, sepertinya kamu nggak mampu ya.."

"Kamu!"

"Laura?" panggilan Andre membuat pelukan dua wanita itu terurai. Sekaligus menghentikan perang bisik-bisik mereka.

"Iya Kak," jawab Laura pada Andre. Laura hendak berbalik, tapi Rani menahan tangannya dan berbisik:

"Silahkan pulang, dan jangan kembali lagi,"

1
Moreno
bukankah Rani ingin kabur? kesempatan donk
Hendry Koeinata
...
Omah Tien
malas baca nya cewe nya g ada pendirian
Omah Tien
tigal kan aja gapain susah2 jd pebantu
Omah Tien
lari aja gapein mau di siksa
komalia komalia
kurang greget karena yang jahat nya engga ada balasan
komalia komalia
kurang greget karena yang jahat nya engga ada balasan
komalia komalia
aah kurang seru si bian nya engga tau lagi gimana ceeita nya terus si anak dan istri simpanna pun belum terbalas kan dan harta nya belum di rebut lagi sama si juna
komalia komalia
kurang memuas kan aah kurang greget si wanita simpanan nya ko bemu dapat karma nya
komalia komalia
kira kira warisan nya kembali lagi engga ya
komalia komalia
Engga di ceritain mp nya kan pingin tau si rani kan masih gadis jadi si juna biar ngerasain dan perbedaan sama si rati yang bukan lagi gadis
komalia komalia
bukan nya juna tidur sekamar tapi di sopa ya
komalia komalia
aaah kasihan bian
komalia komalia
lemah kamu rani
komalia komalia
ternyata musuh dalam selimut
komalia komalia
semoga warisan nya jatoh ke tangan si juna lagi
komalia komalia
beruntung kamu juna si rani Istri yang kamu hina kamu siksa lahir batin mau merawat mu udah gitu fitnahan yang bertubi tubi
komalia komalia
kaya nys
komalia komalia
aah kesel kenapa kamu masih oerduli
komalia komalia
udah Sama bian aja biar si juna nanti stres
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!