NovelToon NovelToon
Bu Guru, I Love You

Bu Guru, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dede Dewi

Menjadi seorang Guru adalah panggilan hati. Dengan gaji yang tak banyak, tetapi banyak amanah. Itulah pilihan seorang gadis bernama Diajeng Rahayu. Putri dari seorang pedagang batik di pasar Klewer, dan lahir dari rahim seorang ibu yang kala itu berprofesi sebagai sinden, di sebuah komunitas karawitan.
Dari perjalanannya menjadi seorang guru bahasa Jawa, Diajeng dipertemukan dengan seorang murid yang cukup berkesan baginya. Hingga di suatu ketika, Diajeng dipertemukan kembali dengan muridnya, dengan penampilan yang berbeda, dengan suasana hati yang berbeda pula, di acara pernikahan mantan kekasih Diajeng.
Bagaimana perjalanan cinta Diajeng? Mari kita ikuti cerita karya Dede Dewi kali ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dede Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karena Lupa

"Hisyam." panggil bu Ijah pagi itu ketika sarapan bersama, pagi ini Hisyam akan berangkat untuk visitasi.

"Ya bun?" jawab Hisyam sambil mengambi segelas air minum.

"Undangannya sudah kamu antar ke rumah pak Bari 'kan?" tanya bu Ijah.

Seketika Hisyam berhenti sejenak, lalu menepuk keningnya.

"Astaghfirullah. Bunda maaf. Hisyam lupa." sesal Hisyam.

"Ya Allah Syam, waktu pernikahan kalian tinggal sepekan lagi lho. Jangan terlalu mepet dong, kasihan Ajeng nanti jika kita ngasihnya undangan terlalu mepet." omel bu Ijah sambil mengambil tempe goreng ke dalam piringnya.

"Maaf bun." sesal Hisyam lagi.

"Apakah karena aku melihat kedekatan dek Ajeng dengan Raka kemarin, membuatku enggan ke rumah dek Ajeng? Ah, tapi engga. ini semua murni karena aku lupa kok." batin Raka.

"Ya udah, pagi ini, kamu harus antarkan undangan ini ke nak Ajeng. Atau ke pak Bari. Tapi, jam segini, pak Bari juga sudah tidak di rumah, beliau sudah berangkat ke tokonya." kata bu Ijah.

"Bunda tau, alamat tokonya?" tanya Hisyam.

"Tidak tau." jawab bu Ijah santai, seolah dia berharap anaknya berkenan mengantarkan undangan itu kepada calon istrinya.

"Ehm..." Hisyam tampak berfikir.

"Ya udah lah. Antar saja ke sekolahannya Nak Ajeng. Kemarin katanya kamu abis visit dari sana." kata bu Ijah.

"Ehm...Ya bu." jawab Hisyam akhirnya, meski sebenarnya dia berat untuk bertemu Diajeng, karena dia merasa belum berhasil menata hatinya.

Dan benar saja, Hisyam menyempatkan mampir ke sekolah Diajeng, saat dia akan menuju lokasi sekolah yang akan dikunjunginya, yang kebetulan melewati sekolahan Diajeng.

"Assalamu'alaikum." salam Hisyam kepada mas Bayu, sang scurity sekolah.

"Wa'alaikumussalam ya pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Bayu.

"Maaf, bu Ajengnya ada?" tanya Hisyam.

"Ada pak. Oh. ya bapak ini, asesor yang kemarin itu ya?" tanya Bayu memastikan.

"Iya benar, boleh saya bertemu dengan bu Ajeng?" tanya Hisyam.

"Oh. ya. Boleh pak. Silakan masuk." kata Bayu sopan.

"Terimakasih, tapi saya di sini saja, saya buru-buru." jawab Hisyam.

"Oya, baik. Sebentar ya pak, saya panggilkan."

Pada saat Diajeng sedang berdiskusi tentang rencana batik seragam untuk murid-muridnya bersama Raka, Bayu mengetuk pintu meminta ijin untuk memanggil Diajeng.

"Maaf bu Ajeng, mengganggu waktunya." kata Bayu dengan sopan.

"Ya mas Bay, ada apa?" tanya Diajeng.

"Ada tamu di depan bu, menunggu bu Ajeng. Mau bertemu bu Ajeng sebentar katanya." terang Bayu.

"Siapa?"

"Mas Asesor bu." jawab Bayu.

"Mas Asesor?" gumam Diajeng sambil berfikir.

"Oh, mas Hisy, eh, maksud saya pak Hisyam?" tanya Diajeng.

"Iya bu, pak Hisyam."

"Ya mas, saya segera ke sana." kata Diajeng kepada Bayu.

"Bentar ya, Ka, saya ke depan dulu." ijin Diajeng kepada Raka.

"Ya bu." jawab Raka.

Sepeninggal Diajeng, Raka sempat berfikir, tentang nama itu. Nama yang tak asing baginya, karena sudah banyak membantu dalam hidupnya.

-Di depan sekolahan-

"Mas Hisyam?" sapa Diajeng.

"Assalamu'alaikum Dek." sapa Hisyam.

"Wa'alaikumussalam." jawab Diajeng.

"Ada apa mas?" tanya Diajeng Ramah.

"Ini, ada titipan dari bunda." kata Hisyam menyerahkan satu bendel udangan pernikahan.

"Owalah, ya mas. Udah jadi ya? Cepet banget." kata Diajeng tampak senang.

"Iya. Karena acaranya tinggal seminggu lagi, jadi memang bunda Minta jalur ekspres. Dan maaf, baru bisa nganter karena harusnya kemarin." kata Hisyam.

"Iya mas, gapapa. Makasih ya mas." kata Diajeng.

"Oya, sama maaf. Kemarin saya tidak bisa menemanimu ke acara resepsi." kata Hisyam.

"Gapapa mas, Ajeng ngerti kok mas Hisyam lagi sibuk. Lagipula, kita 'kan belum halal mas, jadi memang belum seharusnya kemana-mana bersama 'kan?" kata Diajeng memperjelas alasan Hisyam menolak untuk menemaninya kondangan.

"Iya Dek. Oya, dek Ajeng sudah sarapan belum? Tadi saya bawakan sedikit lauk dari rumah buat dek Ajeng." kata Hisyam sambil menyerahkan kotak bekal.

"Yaa Allah, kenapa jadi repot-repot mas? Makasih ya?" kata Diajeng senang.

"Engga repot kok. Dimakan ya." kata Hisyam sambil terus menatap ke arah bawah. Hisyam sejak tadi tak berani menatap wajah ayu Diajeng secara langsung, jantungnya bahkan demo sejak tadi. berusaha tak dihiraukannya. Gemetar tangan saat menyerahkan kotak bekal sangat kentara di sana.

"Pasti di makan kok mas. Makasih ya mas." kata Diajeng bersemu merah.

"Sama-sama. Ya udah, saya permisi ya. Saya harus segera visitasi." kata Hisyam.

"Hari ini, jadwalnya ke mana mas?" tanya Diajeng mulai kepo.

"Ke MAN 1." kata Hisyam.

"Oh. ya masih lumayan jauh berarti ya?"

"Iya."

"Tapi, mas Hisyam udah sarapan 'kan?"

"Udah, kok, makannya bisa bawain makan buat dek Ajeng." kata Hisyam.

"Iya juga sih. Ya udah mas ,selamat bertugas ya. Hati-hati." kata Diajeng berpesan sambil memeluk undangan dan kotak bekal itu.

"Iya, InshaaAllah. Dek Ajeng juga, jaga diri baik-baik ya." kata Hisyam.

"Iya mas." jawab Diajeng bersemu merah lagi, karena mendapat pesan manis dari calon suaminya.

"Assalamu'alaikum." salam Hisyam.

"Wa'alaikumussalam." jawab Diajeng.

Hisyam melangkah menuju mobilnya. Kemudian diapun segera melajukannya, Diajeng melepas kepergian Hisyam sampai mobil itu menghilang dari pandangan. Bagai anak baru gede, Hati Diajeng berbunga-bunga. Karena mendapat perhatian khusus dari Hisyam, laki-laki yang akan menjadi suaminya.

Saat Diajeng akan kembali ke ruangannya, tampak Raka sudah di lobi dengan menggendong ranselnya.

"Lho, Ka. Kok diluar?" tanya Diajeng.

"Iya bu, maaf. Saya harus segera ke kantor JNT untuk melakukan pengiriman. Untuk motif yang tadi sudah fix 'kan bu?" tanya Raka.

"Ehm, ya boleh lah. Siapa yang menyatakan sudah fix?" tanya Diajeng.

"Pak Adnan tadi. Beliau bilang, model yang terakhir bu Ajeng pilih tadi saja. Tinggal tambahin logo sekolah." kata Raka.

"Lhoh, kok jadi pak Adnan yang memutuskan?" tanya Diajeng heran.

"Iya bu, gapapa 'kan? Bukankah pak Adnan itu kepala sekolahnya? Beliau yang berhak memutuskan bukan?" tanya Raka.

"Iya sih, ya udah lahm Gapapa. Mutusin saya sepihak juga ga masalah kok, apalagi mutisin pendapat urusan sekolah, tentu dia lebih berhak." lirih Diajeng.

"Bu Ajeng masih kesel ya, diputusin mas Adnan?" selidik Raka.

"Ah, tidak. Saya sudah mendapat pengganti yang lebih baik kok." jawab Diajeng mantap.

"Iya ya, selamat ya bu. Saya tunggu undangannya." kata Raka.

"Ini, udah jadi kok, tinggal ngasih nama aja." kata Diajeng.

"Oya, boleh lihat bu?"

"Eh, belum dong. Kapan-kapan saja. Nanti saya kabari."

"Baik bu."

"Kalau begitu, saya pamit duluan ya bu ."

1
Dede Dewi
maaf kak, ini baru dapet setengah bab.anak demam🙏
Nurul Awula
kenapa belum up thor
Nurul Awula
lanjut
Dede Dewi
yg baru sudah saya up
Dede Dewi
iya kak. maaf...
Ibrahim Efendi
??????
typo kah????
Etit Rostifah
lanjut, jadi penasaran ibu guru cantik n baik hati. semoga ibu guru Ajeng mendapat jodoh dari Allah yang sholeh.
Ibrahim Efendi
sm kyk ipar. MAUT!!...
Ibrahim Efendi
tu tau..... 😜
Ibrahim Efendi
😍😍😍 J E N G K O O O L L L . . .
Ibrahim Efendi
"buset dah! kirain ada petir" kata cicak 😜
Ibrahim Efendi
setiap orang yang telah melaksanakan kewajibannya dengan sebaik2nya, maka dia bukanlah beban. tapi bila melalaikan kewajibannya, maka dialah beban. siapapun dia.
Dede Dewi: MaasyaaAllah. Terimakasih atas pencerahannya pak... baarokallahufikum
total 1 replies
Punya Impian
gk gitu' bedmood aj bacanya klo gamon nya kelamaan' apalagi klo ud punya pasangan' pasangan nya siapa yg di pikirin dan di tangisin siapa😮‍💨
Punya Impian
kedepan nya ngk usah ada lebay pake drama nangis2 kak
Dede Dewi: kalau kakka diputua pacar, nangis ga kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!