NovelToon NovelToon
Penakluk Ranjang Bos Mafia

Penakluk Ranjang Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Mafia / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Pemain Terhebat / Mata-mata/Agen / Tamat
Popularitas:60k
Nilai: 5
Nama Author: iska w

"Aku dibenci nggak mati, kamu gak suka aku juga nggak tutup usia, selagi rasa nggak suka dan bencimu tidak menutup pintu rezekiku, aku tidak perduli." celetuk Joanna Eden dengan tatapan santai seolah tanpa beban dosa.

Awal mulanya dia masuk kedalam dunia mafia hanya karena sebuah misi pertolongan dengan membantu kakaknya Jordan Eden yang berprofesi sebagai anggota Kepolisian untuk melakukan tipu daya agar bisa meringkus seorang Bos Mafia, tapi siapa sangka hal itu justru membuat Joanna terjerumus dalam gelombang asmara, lalu bagaimanakah kisah cinta Joanna? akankah dia bahagia atau nyawa yang akan jadi taruhannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23.Misi yang tertunda

Hidup Joanna Eden yang awalnya lempeng seperti tiang listrik kini terasa kian berwarna, apalagi sosok Jay Alisher yang ia pikir bos Mafia kejam yang hidupnya penuh dengan kesuraman, namun kenyataannya begitu istimewa, bahkan penuh dengan kejutan manis yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya.

"Ayang, kamu langsung pulang aja, aku udah ngantuk berat, mau langsung tidur aja."

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul tiga pagi, dan kedua mata Anna seolah sudah sangat sulit untuk bisa terbuka lebar lagi.

"Mau aku temani?" Jay menangkupkan kedua tangannya diwajah kusut Anna.

"Nggak, bisa-bisa kita malah bergadang sampai pagi, kamu pulang aja, besok malam kita ketemu lagi." Anna sudah bisa membayangkan perlakuan Jay ketika mereka berdua duduk dalam satu rumah, apalagi berduaan dalam satu kamar, pasti akan ada salah satu diantara mereka yang khilaf nantinya.

"Kenapa malam, besok pagi boleh nggak?" Pinta Jay yang mencoba menawar waktu, entah mengapa dia seolah enggan pisah dengan gadis itu.

"Ini aja udah hampir pagi Ayang, aku pasti masih ngantuk, emang kamu mau kedua mata indah kekasihmu ini bengkak dan menghitam?"

"Tidak masalah, aku akan mencarikam salon terbaik biar kamu bisa perawatan, atau apapun itu." Jawab Jay dengan santainya, karena di era modern seperti sekarang ini cantik itu bisa dipoles dengan kekuatan uang.

"Aku nggak mau, aku mau tidur aja Ayang, cepat pulang sana." Usir Anna karena tidak bisa lagi menahan rasa kantuknya, apalagi perutnya sangat kenyang.

"Ck, kamu ini galak banget sama kekasihmu, ya sudahlah sana!" Jay pura-pura ngambek seperti anak ABG yang sedang kasmaran.

"Ayang, kamu marah?" Anna memilih menyandarkan kepala dilengan kokoh Jay.

"NGGAK!" Dia mulai memalingkan wajahnya, padahal dia sedang menahan senyumannya.

"Sini aku peyuk dulu, ututuh kesayangan aku!"

Anna memilih mengalungkan kedua tangannya ke leher Jay dan kembali menyandarkan kepalanya yang sebenarnya sudah terasa berat.

"Aku boleh nginep disini ya?"

"NO!"

"Kamu pelit sih?"

"Mau kiss nggak?"

"Mau."

"Okey, tapi setelah itu langsung pulang ya, besok kita ketemu lagi, okey?" Anna kembali mengeluarkan rayuan mautnya.

Cup

Cup

Cup

"Hehe, mau lagi."

"Kalau nggak mau pulang, tidak ada kata 'lagi'."

"Okey, bobok yang nyenyak ya sayang, kalau butuh apa-apa kamu panggil saja aku, atau mau aku beri beberapa anak buahku untuk berjaga-jaga dirumah ini?"

"Jangan, aku tidak suka ada pria asing satu rumah denganku." Sontak Anna langsung menolaknya, karena adanya anak buah Jay bukan melindunginya, tapi malah bisa menghangcurkan dirinya.

"Ya sudah, kalau begitu aku pulang, jangan malam banget ya datangnya, kalau nggak bisa pagi minimal siang, temenin aku makan siang, okey?"

Aigo, dimanalah kejamnya Bos Mafia yang satu ini, dia bahkan terlihat imut sekali.

"Okey."

Anna memilih mengiyakan saja, agar dia bisa langsung memejamkan kedua matanya dan mengakhiri drama manis dini hari ini.

Ceklek!

Bahkan saat kedua tangan Jay mulai melepas tubuh Anna, dengan sigapnya Anna langsung masuk kedalam Apartementnya dan segera menutup pintunya.

"Astaga, Apartement siapa ini? Apa aku salah masuk?"

Anna terpaku ditempat, saat melihat Apartement itu sudah tertata rapi, lengkap dengan segala perabot rumah yang terlihat mahal dan berkelas.

"Keluar ajalah, daripada yang punya rumah bangun." Anna langsung kembali membuka pintu itu untuk keluar.

"SURPRIZE!" Teriak Jay yang ternyata masih setia berdiri didepan pintu itu.

"Ayang, kamu masih disini?" Anna langsung merapatkan tubuhnya kembali, karena Jay kembali merentangkan kedua tangannya untuk meminta sebuah pelukan.

"Karena aku tahu, kamu pasti akan keluar lagi mencariku."

"I-itu?"

"Iya, itu semua milikmu!" Jay bahkan mengangkat tubuh Anna, dan menggendongnya seperti bayi, agar wajah mereka bisa saling berdekatan.

"Tapi aku--?" Walau terkejut, namun dia sudah mulai terbiasa dengan perlakuan Jay yang selalu memanjakan dirinya seperti ini.

"Kenyamanan dan kebahagiaan kamu adalah yang utama bagiku, jadi masuklah dan istirahat, agar kita bisa cepat berjumpa lagi esok hari."

Jay bahkan langsung menggendong Anna untuk kembali masuk kedalam Apartement Anna yang sudah dia ubah layaknya fasilitas Hotel bintang lima.

"Apa-apaan ini, habis berapa duit dia beli ini semua?"

Kedua mata Anna yang sudah mulai menyipit karena mengantuk itu dia paksa terbuka kembali, untuk melihat kamarnya yang kini terasa sangat nyaman dan indah sekali.

"Bodo amatlah, pikir belakangan aja, aku ngantuk!"

Anna memilih menarik selimut hangat dan tebal itu untuk menutupi seluruh tubuhnya tanpa mau berpikir panjang.

Tok

Tok

Tok

Saat Anna hampir memasuki dunia mimpi, tiba-tiba dia kembali terbangun oleh suara ketukan pintu.

"Aish, ngapain lagi sih Bos Mafia Bucin itu!" Umpat Anna sambil kembali menarik selimutnya.

Brak

Brak

Brak

Saat Anna ingin mengabaikannya, ternyata ketukan pintu itu berubah menjadi suara gebrakan.

"Apalagi Ayang Sayang oi?"

Berrr!

*Iya sayangku, aku memang begitu menyayangimu Anna, sabar ya? Karena sebentar lagi aku akan menjadikan kamu halal bagiku*.

Suasana sejuk dini hari, seolah mengalahkan sejuknya panggilan dari Anna saat ini bagi Ghavin, karena Ghavin yang berada tepat didepan pintu, walau sebenarnya panggilan itu bukanlah untuk dirinya.

"Ayang?" Senyum simpul Ghavin langsung terbit secerah surya.

"Hah, uncle Ghavin?"

"Woi, sejak kapan kalian jadian, kenapa udah manggil Ayang aja? Apa aku nggak ditraktir makan dulu kek, apa kek?" Dan wajah Jordan muncul dibelakang tubuh Ghavin dengan membawa beberapa cemilan dan kopi.

*Aku memang sudah jadian Bang, tapi sama Bos Mafia itu bukan dengan komandanmu ini*.

"Eh, aku kira tadi---" Anna hanya bisa mengucek kedua matanya, agar tersadar sepenuhnya.

"Kamu ngantuk banget ya, masuk ke kamarmu dan tidurlah lagi, aku dan Abangmu hanya ingin memastikan keadaan kamu saja, kami menunggumu diparkiran bawah tadi dan ini aku bawain selimut hangat untukmu, karena belum ada apa-apa disini."

Ghavin mengacak rambut Anna dengan gemas, bahkan ditambah dengan senyuman tampan yang menghiasi wajahnya saat melihat betapa imutnya Anna menurutnya, seolah Anna adalah moodboster bagi dirinya.

"Hmm."

Anna tetap menerima selimut itu, walau didalam sudah ada beberapa selimut baru yang Jay persiapkan untuknya.

"Mau aku gendong ke kamarmu?" Ghavin dengan senang hati menawarkan diri, karena biasanya Anna memang selalu meminta dimanja oleh Ghavin.

"O, tidak perlu uncle." Namun Anna menolaknya.

"Dek, apa ini?" Jordan yang langsung nyelonong masuk duluan terkaget-kaget seketika.

"Apa? Kenapa? Apa terjadi sesuatu?" Ghavin langsung waspada.

"Gila, apa kamu baru aja dapat uang kaget?" Celetuk Jordan, karena seingatnya belum lewat satu malam dia menyewakan Apartement itu.

"Bukan, ini semua dari Bos Mafia itu."

"APA?" Teriak Dua Polisi itu dengan kompak.

"Aku nggak minta Bang, saat dia nganter aku pulang dia melihat ruangan Apartement ini kosong seperti tak berpenghuni, dan dia mengajakku keluar makan tengah malam, tapi saat kami kembali pulang dia sudah membelikan dan menata semua ini untukku." Bukan hanya mereka, dirinya pun kaget dan tidak menyangka.

"Kembalikan semuanya!" Teriak Ghavin yang seketika meradang.

"Jangan!" Cegah Jordan yang mulai berpikir keras.

"Jordan, ingat misi kita, tujuan kita bukan untuk semua ini?"

"Jangan sekarang, nanti dia bisa curiga komandan, dia lagi bucin-bucinnya sama Anna dan itu kabar yang bagus karena ini saat yang paling tepat untuk Anna mengali semua informasi penting tentang Bos Mafia itu."

"Tapi--?"

"Ada satu ruangan didalam Markas itu, namanya MBS." Ucap Anna yang mulai mengingat hal penting yang menurutnya harus ia sampaikan.

"MBS?"

"Mungkin semua informasi dan bukti yang kalian inginkan ada didalam ruangan itu." Anna mencoba menebak saja, karena walau ruangan itu terlihat indah namun sangat misterius.

"Benarkah? Kalau begitu kita langsung geledah saja sekarang, ini adalah waktu yang tepat." Menurut Ghavin semakin cepat akan lebih baik, agar Anna tidak terus berkeliaran dengan Mafia yang seolah sudah menjadi saingan terberatnya saat ini.

"Tidak semudah itu Uncle Ghavin, MBS adalah ruangan serba digital, bahkan akses masuknya harus dengan kode pengenalan wajah, aku rasa mustahil bagi kalian untuk bisa menerobos masuk begitu saja."

"Pantas saja selama ini susah mencari bukti segala tentangnya." Umpat Jordan yang semakin yakin bahwa ruangan itu adalah kunci dari segala tentang Jay.

"Apa kamu sudah diajak masuk keruangan itu?" Ghavin mulai menepikam rasa cemburunya terlebih dahulu, agar semua sandiwara berbahaya ini segera berakhir.

"Hmm, tapi aku belum punya kesempatan untuk melihat ruangan itu sepenuhnya, karena--" Anna menggantungkan ucapannya karena kembali mengingat betapa manisnya tragedi tabrakan bibir dan yang lainya saat bersama Mafia tampan itu.

"Karena apa?" Cecar Jordan yang merasa sangat penasaran.

*Karena aku dikekepin terus sama Jay, bahkan aku dibuai oleh segala tentangnya*.

"Karena belum ada waktu, aku hanya sebentar disana." Namun tidak mungkin dia menceritakan hal itu kepada Abangnya, karena sudah pasti dirinya yang akan mendapatkan amukan atau ocehan yang tiada henti.

"Anna, aku yakin tempat itu pasti menyimpan banyak bukti, jadi agar semuanya cepat selesai, bisakah kamu meminta Jay untuk kembali membawamu kesana."

"Tentu saja, itu hal yang mudah."

"Anna, bisa kamu tahan rasa kantukmu sebentar saja, sampai kamu berhasil membawa kita keruangan itu saja, setelahnya kamu bisa istirahat, biar kami yang menyelesaikan segalanya." Desak Ghavin yang seolah tidak rela jika Anna terus dekat dengan Mafia itu.

"Tapi Uncle?" Tiba-tiba Anna merasa ragu akan sesuatu.

"Kamu tidak boleh terlalu lama bergaul dengan Bos Mafia itu Anna, dia bukan pria biasa, kalau kamu sampai ketahuan sebelum mendapatkan semua bukti, kamu akan sulit terlepas dari ancaman bahaya."

"Dia tidak sekejam itu." Celetuk Anna sesuai dengan apa yang dia rasakan.

"Anna, jangan terlena dengan segala tentangnya, dia tidak tahu kamu siapa? Jadi ketika sudah ada celah, kita selesaikan segalanya, mengerti Anna?"

*Apa manisnya kisahku dengan Bos Mafia itu akan berakhir secepat ini, kalau semua berakhir, itu maknanya aku tidak akan bisa lagi melihat semua tentangnya, ada apa denganku, apa aku benar-benar sudah menyukainya*?

"Ini berita bagus Dek, kalau semua selesai kamu bisa segera liburan ke luar negri, dengan fasilitas sesuai dengan keinginanmu itu." Rayu Jordan yang mengira Anna masih seambisi dulu.

*Berduaan dengan Bos Mafia itu sepertinya lebih terasa menyenangkan, daripada pergi liburan keluar negri sendirian, huft.. Aku masih belum rela semua ini berakhir Tuhan, aku harus bagaimana*?

"Ayolah Anna, kita berangkat dini hari ini juga, nanti bilang saja kalau kamu harus segera mendapatkan barang bisnismu pagi ini juga, karena pihak sana sudah mendesak agar barang itu segera diambil, okey?"

"Tapi--"

"Tidak ada tapi-tapian, cepat basuh wajahmu, Abang tunggu didalam mobil."

"Abang."

"Cepat Anna, ini kesempatan yang bagus!"

"Jordan, kita langsung kerahkan semua pasukan gabungan untuk mengepung Markas Mafia itu." Mereka berdua seolah tidak memberikan celah sedikitpun bagi Anna untuk kembali menggapai indahnya masa pacaran dengan Mafia itu.

"SIAP KOMANDAN!"

Kini Anna seolah sudah tidak bisa menahan ambisi dari kedua polisi tampan itu dalam menjalankan tugasnya, karena memang misi ini yang sudah mereka rencanakan dari awal.

*Baiklah, jika memang semua kisah manis ini harus segera berakhir saat ini, mungkin ini yang terbaik, karena aku juga tidak mau menyiksa perasaan Bos Mafia itu terlalu lama, dia begitu baik padaku, dan disini akulah yang terlalu kejam untuknya, selamat tinggal Jay Alisher, terima kasih untuk semua rasa dan segala perlakuan manismu terhadapku, aku sayang kamu, ehh*...

1
Rustan Sinaga
dah selesai aja thor
semangat berkarya thor...
Rustan Sinaga
senangnya sudah direstui abang ya dek...
Rustan Sinaga
semangat thor, keren ksta² mutiaranya
Rustan Sinaga
semangat thor
eva setyanita
🤣🤣🤣🤣🤣
Abimanyu Rara Mpuzz
simalakama
Abimanyu Rara Mpuzz
luar biasa
Abimanyu Rara Mpuzz
Luar biasa
Asngadah Baruharjo
ngakak paraahhh thorrr 🤣🤣🤣🤣
Asngadah Baruharjo
Jordan,tak temenin tidur di pos ronda 😀😀😀😀
Asngadah Baruharjo
aku mendukungmu fulllll Jay
Asngadah Baruharjo
jangan sakiti hatinya jay doongg
Asngadah Baruharjo
waduuuuhhhhhhhhhh nanti takutnya jay jadi monster
Asngadah Baruharjo
ngakak paraahhh 😀😀😀
Asngadah Baruharjo
wkwkwkwk
Asngadah Baruharjo
KEREENNNNN thoorrr 👍👍👍
Anik Trisubekti
terimakasih kak Iska 😘😘😘
ditunggu karya selanjutnya
Anik Trisubekti
abang Jordan😘😘😘😘
Hanisah Nisa
thanks Thor...
Susi Akbarini
😀😀😀😀😀😀😍😍😍😍❤❤❤❤❤

yaaaa aammpuunnnnn...
kocak abiz mereka itu...

btwxakhirnya up date...
mkasi byak ya aa kaakkkk
❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!