Danu Alfaendra, pria matang yang sudah berusia 30 tahun itu tidak terima jika adik tirinya harus menikah terlebih dahulu, sehingga selama dua tahun lamanya dia mengencani banyak wanita, dimulai ada yang berprofesi menjadi dokter, model, pengacara, dan berbagai macam profesi lainnya. Namun, tak ada yang membuatnya jatuh cinta.
Para wanita selalu memanggilnya playboy cap nanggung, karena Danu tidak berani meniduri para wanitanya, mungkin karena Danu ingin memberikan keperjakaannya untuk wanita yang dia cintai suatu saat nanti.
Danu adalah seorang pria pekerja keras, dia memiliki keahlian sebagai hacker dan bergabung dengan seorang detektif di The Darkness, selain itu dia juga pemilik salah satu restoran mewah di ibu kota.
Namun, malam itu tiba-tiba keperjakaannya direnggut oleh seorang wanita karena pengaruh obat perangsang. Haruskah dia meminta pertanggungjawaban dari wanita itu? Karena wanita itu adalah adik tirinya. Atau lebih baik dia mencari wanita lain sebagai belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Sementara itu di apartemen...
Danu tak bisa berhenti sampai disini, bibir Maura sangat teramat candu untuknya, dia mencium bibir Maura dengan sangat rakus, Maura yang tengah mabuk berat tanpa sadar dia membalas ciuman Danu.
Wanita itu telah kehilangan akal sehatnya, yang dia rasakan saat ini badannya terasa panas karena ciuman Danu membuatnya lupa diri, pria itu telah berhasil memancing hasratnya, sehingga Maura melingkarkan tangannya pada leher Danu, membalas ciuman Danu.
Karena mendapatkan lampu hijau dari Maura, Danu menegakkan badannya sebentar untuk membuka kemeja yang dia pakai, sehingga kini dia telah telanjang dada, lalu mencium bibir Maura kembali, menyesap bibirnya dengan penuh gairah.
Kedua tangan Danu tak diam. Satu tangannya merayap ke punggung Maura, untuk menarik turun resleting dari gaun yang masih melekat di tubuh Maura. Sedangkan tangan yang satu lagi memberikan rema-san lembut pada dua buah melon yang masih terbungkus kain, sehingga kini Maura hanya mengenakan pakaian da-lam saja.
Danu meneguk saliva melihat tubuh Maura yang sangat indah, mengapa ada makhluk seindah ini di dunia ini? Pria mana yang tak jatuh hati kepadanya?
Deru nafas keduanya saling memburu. Mereka saling menautkan bibir, sampai suara cecapan ciuman mereka terdengar jelas oleh keduanya.
Rasa ngantuk sudah mulai dirasakan oleh Maura, akan tetapi tubuhnya tidak sinkron karena terus mendapatkan rangsangan dari Danu. Rema-san lembut yang dilakukan oleh Danu pada buah dadanya yang masih terbungkus bra itu membuat Maura mendes-ah walaupun terdengar sangat pelan.
"Emmhhh..."
Danu mencium leher Maura yang agak menatap ke atas, memperlihatkan lehernya yang jenjang dan putih itu, Danu memberikan kecupan yang banyak disana, sampai membuat Maura meremang.
"Ahhh geli kak..."
Des-ahan Maura membuat Danu semakin bernaf-su mencium leher Maura, walaupun dia tidak berani membuat tanda merah disana, akan tamat riwayatnya jika ada yang tahu apa yang telah Danu dan Maura lakukan malam ini.
Danu menghirup dalam-dalam aroma tubuh Maura, sungguh sangat wangi, membuat gairahnya semakin menjadi-jadi.
Khusus malam ini biarkan Maura menjadi miliknya, walaupun hanya untuk satu malam. Melupakan sejenak seorang pria yang sebentar lagi akan menjadi suami Maura. Danu berharap setelah ini dia bisa melupakan perasaannya kepada Maura, dan bisa mengikhlaskan Maura menikah dengan pria lain, walaupun hatinya sangat terluka. Yang penting Maura bahagia.
Tangan Danu bergerak membuka bra yang masih membungkus dada Maura, sehingga kini terlihat dengan sangat jelas bagaimana indahnya sepasang payu dara yang begitu bulat, kencang, dan berisi. Warna put ing nya yang masih berwarna merah jambu, sangat menggoda.
Danu terperangah melihatnya, jantungnya berpacu begitu hebat, dengan keinginan untuk menyentuh kulit yang begitu mulus itu.
Danu mulai mencium belahan pa yu dara Maura, mengecupnya berkali-kali, membelai pu ting dengan lidahnya, dan memberikan hisapan keras pada pu ting yang sudah mencuat tinggi.
"Kak..."
"Ahh..."
Maura benar-benar mabuk, sampai dia melupakan statusnya sebagai calon istri dari Ernando. Wanita itu menekan kepala Danu, mere-mas rambut pria itu. Maura telah hanyut dengan kenikmatan yang Danu lakukan terhadap tubuhnya.
Danu melanjutkan aksinya, meliuk-liukan lidahnya pada satu buah dada milik Maura, mencapai pu ting yang sudah menegang keras. Danu menjilat pu ting itu, lalu mengecap, mengu-lum, dan menghisapnya sangat kuat. Begitu kenyal dan memabukkan, Danu seakan melayang menikmati sensasinya.
Maura semakin gelisah dan tak bisa diam. Des-ahannya terdengar semakin berat. Wanita itu semakin kuat mere-mas rambut Danu, merasakan sensasi penuh kenikmatan ketika Danu menyesap dadanya sangat rakus sekali.
Bagaikan orang yang sedang kehausan, Danu begitu rakus menyedot pu ting Maura, tubuh Maura menggelinjang bila dia merasakan hisapan rakus Danu yang menggila.
"Ahhh... ahhh!"
Suara de-sahan Maura membuat hasrat Danu semakin memuncak. Dia sangat puas telah membuat Maura mende-sah seperti itu. Lalu tangan Danu turun ke bawah, menyelinap masuk ke dalam kain yang teramat tipis berwarna merah, sehingga Danu dapat merasakan bagaimana lembutnya ketika dia menyentuh sesuatu yang dinamakan surga dunia bagi seorang pria.
...****************...
...Besok lanjut, siapkan sabun, eh salah, siapkan es batu yang banyak 🙌...
