NovelToon NovelToon
Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Balas Dendam
Popularitas:899
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

"Takdirnya ditulis dengan darah dan kutukan, bahkan sebelum ia bernapas."

Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, dicap sebagai pembawa kehancuran bagi klannya sendiri. Ditinggalkan untuk mati di Pegunungan Sejuta Kabut, ia justru menemukan kekuatan dalam keterasingan—dibesarkan oleh kuno, roh pohon ajaib dan dibimbing oleh bayangan seorang jenderal legendaris.

Kini, ia kembali ke dunia yang telah menolaknya, berbekal dua artefak terlarang: Kitab Seribu Kutukan dan Pedang Kutukan. Kekuatan yang ia pegang bukanlah anugerah, melainkan hukuman. Setiap langkah menuju level dewa menuntutnya untuk mematahkan satu kutukan mematikan yang terikat pada jiwanya. Sepuluh tahun adalah batas waktunya.

Dalam penyamarannya sebagai pemulung rendahan, Ling Yuan harus mengurai jaring konspirasi yang merenggut keluarganya, menghadapi pengkhianat yang bersembunyi di balik senyum, dan menantang takdir palsu yang dirancang untuk menghancurkannya.

Akankah semua perjuangan Ling Yuan berhasil dan menjadi Dewa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Warisan Berdarah

Jari jari Ling Yuan yang kotor menyentuh kulit Kitab Seribu Kutukan. Sensasi yang ia rasakan bukanlah dingin atau keras, melainkan kehangatan yang mendalam, seperti menyentuh organ yang masih hidup. Pada saat yang sama, pikiran Ling Yuan diserbu oleh gelombang kejut yang mengerikan. BUZZZZT!

Segel spiritual yang menahan aura bangsawan dan energi kutukan di tubuhnya bergetar hebat, hampir pecah. Jutaan informasi kuno, teknik terlarang, dan diagram yang rumit membanjiri kesadarannya, seolah-olah seluruh pengetahuan Kitab itu dicetak ke dalam jiwanya dalam sekejap mata.

Ling Yuan menjerit tanpa suara. Ia tersungkur di atas alas batu yang dingin. Darah segar menetes dari hidung dan telinganya. Ini adalah harga dari pengetahuan terlarang. Kitab itu tidak menawarkan ilmu; ia menuntut jiwa sebagai imbalannya.

Di sampingnya, Pedang Kutukan Mao yang berkarat merespons kekacauan spiritual ini. Jika Kitab itu adalah pikiran, maka Pedang itu adalah jantung yang berdetak. Energi hitam pekat, yang tadinya tersembunyi di bawah lapisan karat tebal, tiba-tiba memancar keluar. Energi itu begitu kuat dan padat hingga udara di sekitar Ling Yuan mulai terdistorsi.

KRRRAAAKKK!

Karat yang menempel di bilah pedang mulai retak. Retakannya melebar, dan karat itu jatuh ke lantai batu, bukan sebagai debu, melainkan sebagai serpihan kristal gelap. Di balik cangkang busuk itu, muncul bilah pedang yang sebenarnya. Itu bukan baja atau besi. Itu adalah logam hitam legam yang memancarkan cahaya ungu samar, seolah-olah pedang itu ditempa dari malam itu sendiri.

Gagangnya, yang tadinya batu gelap tanpa hiasan, kini berkilau. Di permukaannya terukir simbol-simbol kuno yang bergerak perlahan, seolah-olah darah abadi mengalir di bawah permukaannya. Aura kutukan dari pedang itu begitu murni dan dingin, membuat seluruh kuil bobrok itu terasa seperti kuburan yang baru dibuka.

“Kitab itu milikmu, Anakku,” suara Jendral Mao tidak lagi terdengar seperti desisan, tetapi guntur yang bergema dari inti Pedang itu. “Tapi kau belum menguasainya. Energi yang kau rasakan adalah kutukan dari sepuluh ribu jiwa yang aku ambil untuk melindungi warisan ini. Ambillah Pedang itu, dan biarkan aku menyempurnakan penjelmaan itu.”

Dengan sisa kekuatannya, Ling Yuan meraih gagang Pedang Kutukan Mao. Saat kulitnya bersentuhan dengan gagang pedang yang kini dingin es itu, koneksi itu menjadi permanen. SHUUUUUMMM!

Energi kutukan dari Pedang itu tidak hanya menyatu dengan energi bangsawan Yang di tubuh Ling Yuan; ia menelusuri setiap meridian, setiap jalur kultivasi, dan bahkan setiap tetes darahnya. Kutukan yang telah menempel padanya sejak lahir—ramalan racun Selir Sin—kini berhadapan langsung dengan kekuatan murni Pedang Kutukan.

Ini adalah pertarungan internal yang epik. Kutukan lama melawan kutukan baru. Ling Yuan adalah medan pertempurannya.

“Tahanlah, Anakku!” teriak Mao. “Ini adalah pembersihan! Pedang ini akan menyingkirkan kutukan yang dipasang Selir Sin, tetapi ia harus menerima beban karma itu ke dalam dirinya!”

Saat Pedang itu menyerap energi racun yang telah membelenggu Ling Yuan selama dua puluh tahun, bilah hitamnya berdenyut. Ling Yuan melihat melalui mata spiritualnya bagaimana Jendral Mao, yang dulunya adalah bayangan buram, kini berkumpul, menarik semua sisa-sisa spiritualnya ke dalam inti Pedang.

Wujud Jendral Mao yang tampak samar mulai memadat di sekitar Pedang. Meskipun ia tidak terlihat secara fisik oleh mata fana, Ling Yuan bisa merasakan sosoknya yang megah dan berotot, mengenakan baju zirah kuno, kini bersemayam di dalam senjata itu.

Ini adalah pengorbanan terakhir sang guru. Ia telah menjadi arwah penjaga bagi Ling Yuan selama sepuluh tahun, dan sekarang ia mengikatkan dirinya pada senjata warisannya itu, menjadi panduan fisik yang tak terpisahkan.

KLETAK!

Sebuah kristal kecil, gelap dan murni, jatuh dari gagang pedang. Itu adalah esensi terakhir dari jiwa Jendral Mao yang kini menyatu sepenuhnya. Pedang Kutukan Mao kini tidak hanya membawa energi kutukan, tetapi juga kebijaksanaan dan strategi Jendral Mao yang tak terbatas.

Ling Yuan menarik napas, tubuhnya yang gemetar kini mulai stabil. Rasa sakit itu surut, digantikan oleh kekuatan yang menggetarkan. Ia berdiri, Pedang Kutukan Mao di tangan kanannya, bilahnya yang hitam legam memantulkan bayangan samar Ling Yuan yang kini tampak berbeda—lebih tua, lebih dingin, lebih mematikan.

Ia menatap Kitab Seribu Kutukan yang tergeletak di lantai. Ia tidak lagi melihatnya sebagai ancaman, melainkan sebagai manual kultivasi terlarang yang akan menjadi peta jalannya. Babak pertama dalam hidupnya telah selesai; ia telah menjadi pewaris Pedang Kutukan.

“Aku sudah mengambil tempatku, Ling Yuan,” suara Mao, kini tenang dan mendalam, beresonansi langsung di benak Ling Yuan, tanpa perlu kata-kata. “Aku adalah Pedang ini. Kau adalah pemegangnya. Kita satu. Sekarang, kau harus mulai belajar. Waktu kita hanya sepuluh tahun.”

Ling Yuan mengangguk, matanya yang selama ini tampak kosong kini menyala dengan tekad membara. Ia membungkuk, mengambil Kitab Seribu Kutukan. Kulitnya yang kuno terasa dingin di tangan, tetapi kekuatannya menjanjikan dominasi.

Di luar, ia masih pemulung bisu. Di dalam, ia adalah penerus Dewa Kutukan. Yang paling ditakuti dan berkuasa.

Namun, saat Ling Yuan hendak meninggalkan kuil bobrok itu, Pedang Kutukan Mao tiba-tiba bergetar, memancarkan gelombang energi kutukan secara refleks. Itu bukan serangan, melainkan peringatan. Aura kosmik yang baru saja dilepaskan oleh Pedang itu telah menarik perhatian yang tidak diinginkan.

“Ada yang datang, Nak. Bukan manusia,” suara Jendral Mao bergetar penuh bahaya. “Entitas gelap tingkat rendah tertarik pada energi murni dari Pedang ini. Mereka menganggap Pedang ini sebagai suar pemanggil.”

Ling Yuan menajamkan indranya. Ia mendengar erangan samar, seperti bisikan udara dingin yang menembus malam. Itu datang dari kedalaman Lembah Rongsokan, menjauh dari kekacauan Geng Besi. Itu adalah roh jahat yang tertarik pada manifestasi kekuatan kosmik.

Pedang Kutukan di tangannya terasa berat, tetapi sempurna. Ini adalah ujian pertama. Ujian pertama dalam mengendalikan energi kutukan terlarang ini.

“Cepat, sembunyikan Kitab itu,” perintah Mao. “Latih dirimu. Musuh pertamamu sudah tiba di depan pintu.”

Ling Yuan menyelipkan Kitab Seribu Kutukan ke dalam lipatan tersembunyi jubahnya. Ia berbalik, menghadapi pintu gudang tua yang kini terbuka. Di ambang kegelapan, ia melihat siluet yang mengerikan, wujud asap hitam yang bergerak lambat, matanya bersinar merah menatap Pedang di tangannya.

Ia bukan lagi pemulung yang bersembunyi. Ia adalah pendekar pedang yang telah kembali dari kematian. Dan ia haus akan darah.

Ling Yuan mengangkat Pedang Kutukan Mao, bilah hitam itu berkilauan di bawah cahaya bulan yang redup. Roh jahat itu mengeluarkan lolongan yang menyakitkan saat ia maju, dan Ling Yuan melangkah keluar dari gudang, siap untuk pertempuran pertamanya sebagai Sang pewaris, warisan berdarah.

1
Nanik S
Cukup menarik diawal
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih sudah mampir kakak. semoga suka. ikuti kisah author yang lain juga. thx all. lope lope sejagat😍🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!