Dikhianati, oleh mantan suaminya dengan sahabat baiknya, lalu dicerai paksa tanpa diberi harta Gono gini membuat Maura Larasati sangat hancur.
Ditengah rasa terpuruk juga sakit hati, Maura berniat menjebak seorang pria hidung belang yang bisa membantunya balas dendam.
Tapi ternyata, dia malah tanpa sengaja melakukan ONS itu dengan Mantan kakak Iparnya. Arkana Angkasa, CEO Angkasa Groups yang selama ini dikabarkan menderita Impo*en, karena tidak pernah dekat dengan perempuan manapun.
Lalu akhirnya, siapa diantara mereka berdua yang merasa dijebak dan yang terjebak karena kesalahan itu?
Penasaran cus baca ya reader🥰
Tolong tinggalkan like komen dan tap love setelah membaca sebagai penyemangat otor supaya terus up.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.Makan Malam Berdua.
Arkana mengajak Maura untuk makan malam di restoran hotel yang menyuguhkan pemandangan petang, di pantai tempat mereka menginap.
" Mas Arka pernah kesini sebelumnya?" tanya Maura, dengan perasaan kagum menatap indahnya pemandangan pantai yang menghampar didepan mereka.
" Sempat beberapa kali," jawab pria itu.
" Wah, serius? Dengan siapa?" tanya perempuan itu secara reflek.
Bukan tanpa alasan, dia bertanya seperti itu kepada pria yang duduk dihadapannya itu. Maura bertanya seperti itu karena tempat mereka menginap itu sangat indah.
Sebuah Cottage yang berada ditepi pantai dengan pemandangan utama laut biru bersih, sampai terlihat pasir dibagian dasarnya. Tempat para ikan dan hewan laut yang indah hidup, bahkan mereka bisa dinikmati langsung oleh pengunjung Cottage, tanpa perlu snorkeling lebih dulu. Mereka bisa bermain dengan hewan eksotis itu kalau berenang secara langsung disana.
Lalu kalau kita mengedarkan pandangan keluar Cottage, tempat kita menginap terlihat deretan perbukitan dan pegunungan hijau yang terlihat sangat apik, seperti sudah ditata oleh Tuhan sebagai penciptanya.
Membuat kita merasa seolah sedang berada didunia berbeda, atau bisa dibilang kita sedang berada di surga yang ada didunia.
Dan rasanya aneh kalau orang seperti Arkana pergi ketempat seindah itu hanya sendiri, dengan alasan hanya untuk bermalam saja. Setelah selesai melakukan pertemuan, karena tempat mereka berada sekarang tidak berada dipusat kota.
Maura yakin kebanyakan orang yang datang ketempat ini, pasti adalah orang orang yang ingin melepaskan lelahnya dari hiruk pikuk kesibukannya bersama pasangannya, kecuali orang itu tidak normal.
Dia berpikir seperti itu dengan menatap kearah Arkana yang berada diseberang meja sambil berpikir, pria didepannya ini tipe orang yang mana sebenarnya.
" Kenapa? Apa itu mengganggumu?" ucap Arkana dengan ekspresi wajah tetap tidak berubah, membuat Maura merasa kesal karena jawaban pria itu selalu Kembali menjadi pertanyaan yang menjebak untuknya Menyebalkan sekali pikir Maura, 'Tidak bisakah pria ini tidak bersikap seperti patung es', batinnya kesal.
" Nggak hanya saja..."
" Permisi, silahkan ini buku menunya."
Ucapan Maura terpaksa terhenti karena kedatangan pelayan kemeja mereka, yang berniat menanyakan pesanan makan malam mereka.
Pelayan perempuan itu memberikan buku menu kepada Maura dan Arkana, membuat Maura langsung sibuk memeriksa deretan nama menu yang ada dibuku itu, sebelum berniat memesan salah satunya.
Semua yang tertulis di menu itu terlihat sangat enak untuk Maura yang memang sedang lapar, tapi waktu melihat daftar harga yang tertera disamping setiap menu tersebut, dahi perempuan itu mengernyit tidak percaya, karena semuanya sangat mahal.
'Gila,' batin Maura 'kenapa mahal sekali, hanya untuk bisa mengisi perut saja, celetuknya dalam hati.
Hingga dia tidak sadar, kalau dari tadi hanya membolak balik buku menu ditangannya, untuk membandingkan setiap harga dari menu menu itu.
" Mana yang ingin kau makan?" tanya Arkana, yang sudah meletakan buku menu ditangannya, ke meja.
" Sebentar aku masih bingung, ingin maka apa sekarang, karena semuanya terlihat sangat lezat," jawab Maura, masih sibuk terus membolak balik buku menu ditangannya.
" Pilih saja yang kau inginkan, kalau tidak cukup satu bisa beberapa tidak masalah," saran Arkana.
Mendengar saran pria itu Maura menatap kearah Arkana, berusaha menelisik maksud ucapan pria itu mengatakan itu.
" Kenapa?" tanya pria itu dengan raut wajah tetap seperti sebelumnya.
" Ini...kalau aku memilih beberapa..."
" Kalau begitu aku saja yang menentukannya."
Setelah mengatakan itu Arkana lalu menyebutkan beberapa menu yang berniat dipesannya,pada sipelayan yang masih terus berdiri disisi meja dari tadi. Tanpa melihat ke buku menu miliknya dengan fasih, padahal menu menu itu bukan ditulis dengan bahasa Indonesia, tapi pria itu terlihat biasa waktu menyebutkannya.
" Baik akan kami siapkan tuan," jawab sipelayan itu setelah mencatat semua menu pesanan Arkan, tanpa kesulitan sedikit pun.
Lalu berlalu,pergi dari meja mereka.
" Apa menu yang Mas pesan itu tidak terlalu banyak, bukankah yang makan malam hanya kita berdua Mas?" tanya Maura yang dijawab gelengan oleh pria itu.
" Makanan ditempat ini sangat enak, aku yakin saat sudah mencicipinya kau pasti tidak ingin berhenti dan satu porsi, pasti tidak akan cukup untukmu," jawab pria itu.
Mendengar itu Maura langsung merasa tidak terima, raut wajahnya langsung berubah kesal pada Arkana karena bisa bisa nya pria itu secara tidak langsung menyebutnya rakus.
" Apa maksud Mas Arka bicara kaya gitu? Apa Mas pikir aku ini tukang makan begitu?!" ucapnya dengan kesal.
Arkana menggeleng" Tidak, tapi aku ingin mulai sekarang, iya," ucapnya, yang semakin membuat Maura tidak bisa mengerti jalan pikiran pria itu.
" Kenapa?!" tanya Perempuan itu dengan nada suara ketus.
" Supaya kau lebih terlihat hidup, juga berisi," jawab Arkana dengan tatapan menelisik kearah perempuan itu yang tentu saja itu semakin membuat Maura semakin kesal.
" Apa Mas berpikir aku ini Zombie, begitu?!" tekannya ketus.
Arkana hanya mengedikan bahunya "Hampir mirip seperti itu," terang pria itu yang semakin membuat Maura meradang, mendengarnya.
" Ini langsing!" balasnya, tidak terima dikatakan seperti Zombie.
" Aku tidak keberatan kau sedikit berisi, karena itu akan semakin nyaman saat dipeluk."
Blus!
Seketika wajah Maura memblus merah, mendengar kalimat terakhir pria itu.
Bisa-bisanya isi pikiran Arkana sampai kesitu, apa dia pikir dirinya itu hewan ternak milik pria itu, yang perlu diberi makan banyak supaya gemuk,lalu kalau sudah gemuk... Dam! Maki Maura dalam hati hati, waktu memikirkan itu.
" Aku suka tubuhku yang sekarang!" tekannya.
Dia sengaja mengatakan itu, karena tidak ingin didikte untuk mengikuti keinginan pria itu dan berniat hanya akan makan sedikit nanti, waktu pesanan mereka diantarkan oleh pelayan. Dan tidak perduli kalau semua menu mahal itu tidak tersentuh, siapa suruh pesan makanan sebanyak itu untuk makan malam, gerutu Maura dalam hatinya, merasa kesal.
Tapi semua hanya wacana perempuan itu, karena begitu semua menu yang dipesan oleh pria itu diantarkan oleh pelayan, air liur perempuan itu langsung hampir menetes dan rasa malu, juga tekadnya yang berniat hanya akan makan sedikit saat itu, hilang begitu saja.
Seperti apa yang dikatakan oleh pria itu sebelumnya padanya, kalau menu direstoran tempat mereka makan malam itu sangat enak dan begitu dia memakannya, Maura langsung membenarkan apa yang dikatakan pria itu seratus persen.
" Bagaimana?" tanya Arkana dengan membantu melepaskan kulit udang dari makanan yang mereka pesan, supaya perempuan itu mudah saat memakannya.
" Enak," jawabnya jujur kali ini.
" Kalau begitu makan yang banyak," perintah pria itu lagi.
Maura mengangguk dengan senang hati, apalagi waktu pria itu menyodorkan udang yang sudah dikupasnya bersih kedekatnya, supaya dimakannya.
Tanpa malu perempuan itu langsung menyuapkannya kemulut. Dan langsung tersedak keras begitu mendengar apa yang dikatakan pria itu padanya.
"Makan yang banyak, karena malam ini kita butuh banyak energi semalam penuh."
..