Dara Clarita yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah kecelakaan yang menimpanya hingga membuatnya lumpuh di paksa untuk menandatangani surat perceraian yang di berikan suaminya saat itu juga.
Bagaimana dia bisa menjalani kehidupannya setelah di ceraikan oleh suaminya karena kelumpuhan yang di deritanya?
Sanggupkah Dara melewati semua ini dan menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan
" Mbak Dara, apa tuan Jordan di luar." Ucap sang pembantu saat mengetuk pintu kamar Dara untuk mengatakan bahwa ada pria bertato itu di ruang tamu.
" Katakan padanya bahwa aku tidak ingin bertemu dengannya." Jawabnya pada pembantu rumah tangganya.
Namun saat pembantu tadi hendak pergi untuk memberitahukan pada bos besar untuk mengatakan apa yang Dara katakan tiba-tiba saja pria itu sudah berada di depannya dan mengetuk pintu kamar Dara.
" Tapi aku ingin bertemu dengan mu Dara."
" Itu urusan kamu karena aku tidak ingin bertemu dengan kamu." Jawab Dara.
Mendengar jawaban dari wanita itu membuat Jordan hanya bisa berdecak kesal dengan semua itu.
" Hais...kau ingin membukanya atau aku yang masuk secara paksa? Jika hanya pintu rumah mu yang murah ini aku bisa dengan begitu mudah menghancurkannya Dara. Jadi, kau ingin membukanya atau aku akan--"
Ceklek...
Pintu kamar Dara susah di buka oleh wanita itu hingga membuat Jordan tersenyum saat melihat peri tidurnya yang terlihat sangat menggemaskan ketika memakai piyama tidur itu.
Melihat Jordan yang tersenyum seperti itu membuat Dara ingin kembali menutup pintu kamarnya, namun langsung di langit oleh pria itu.
" Waw, apa kau ingin mengundangku masuk ke kamarmu? Jika maka aku akan dengan senang hati untuk bersamamu." Ucapnya dengan sengaja untuk menggoda wanita itu.
mendengar apa yang kalian katakan membuat Dara semakin kesal. Ini sudah malam, lalu bagaimana bisa pria itu masih berkeliaran seperti ini.
" Katakan kamu ingin apa? Ini sudah malam dan tidak baik seorang pria mendatangi rumah seorang wanita. Aku bisa di cap buruk oleh orang-orang nantinya." Dara pergi meninggalkan Jordan menuju ruang tamu dan pria itu juga mengikutinya dari belakang.
Bahkan pria itu juga membantu mendorong kursi roda milik peri tidurnya.
" Aku bisa sendiri, jadi tidak perlu membantunya." Imbuh Dara.
Melihat Dara yang terus saja menolaknya membuat Jordan hanya bisa menghela nafasnya dengan berat.
Entah bagaimana lagi caranya untuk membujuk dan merebut hati wanita ini. Rasanya Jordan merasa sangat frustasi. Jika biasanya dia yang akan dikejar wanita maka kali ini dia yang akan mengejar wanita.
" Katakan apa yang ingin anda katakan, lalu setelahnya anda bisa pulang." Lagi dan lagi Jordan mendapat penolakan dan bahkan kali ini wanita itu mengusir dengan terang-terangan.
" Aku kesini karena aku merindukan mu." Ucapnya tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Sementara Dara sendiri, dia hanya bisa menatap aneh pada pria itu yang tiba-tiba saja mengatakan rindu padanya.
" Rindu? Apa itu rindu."
" Rindu itu adalah R I N D U, Rindu. Jika kamu bertanya lagi maka aku akan--" Jordan sengaja menggantung ucapannya saat dia sadar apa yang akan dikatakannya pada wanita itu.
Jordan sebenarnya tidak habis pikir apa yang ada di pikirannya saat ini. Bisa-bisanya dia berpikir bahwa dia ingin mencium bibir wanita itu. Aneh bukan?
" Akan apa?" Tanya Dara saat melihat pria itu yang tidak melanjutkan kata-katanya lagi.
Jordan sendiri hanya bisa menggelengkan kepalanya saja karena dia tidak mungkin mengatakan apa yang dipikirkannya saat ini.
Tidak mungkin dia mengatakan bahwa dia ingin mencium bibir wanita itu. Jika dia mengatakan hal seperti itu maka habislah dia nanti.
" Tidak bukan apa-apa. Sekarang ayo pergi keluar. Aku akan mengajak mu jalan-jalan dan kalian." Tunjuknya pada pembantu rumah tangga yang ada di dekat mereka.
" Ambilkan jaket calon nyonya kalian karena aku akan mengajaknya jalan-jalan."
Plak!
" Waw, kamu sudah menunjukan sisi lain mu sebagai calon istri ku rupanya." Dara semakin pusing dengan apa yang Jordan katakan padanya.
Tadi pria ini mengatakan dia calon nyonya, dan sekarang calon istrinya. Entah apa lagi yang akan pria itu katakan padanya nanti.
" Apa maksud anda mengatakan hal seperti itu? pertama aku bukan calon nyonya dan kedua aku juga bukan calon istri kamu jadi berhenti mengatakan hal yang tidak-tidak." Ucap Dara yang sudah semakin kesal dengan Jordan ini.
" Baik jika begitu." Jawab Jordan.
" Kamu memang bukan calon nyonya atau pun calon istri ku. Tapi kamu itu calon menantu mami ku dan calon ibu dari Lucas dan anak-anak kita nanti." Lanjutnya lagi yang semakin membuat Dara frustasi.
Malam-malam seperti ini Jordan datang berkunjung ke rumahnya dan hanya ingin membuatnya kesal seperti ini saja.
" Berhenti mengatakan omong kosong. Aku sudah mengatakannya bahwa aku tidak akan menjadi apapun dari bagian diri kamu. Aku bahkan tidak pernah berminat lagi untuk menikah karena menurutku semua laki-laki itu akan sama saja. Mereka akan kembali meninggalkan wanita yang pernah dimilikinya saat dia menemukan wanita yang lebih baik dari wanita sebelumnya. Apalagi dengan diri kamu. Kamu memiliki segalanya yang kamu inginkan dan kamu bisa mendapatkan wanita manapun di luar sana yang jauh lebih baik dariku jadi berhenti mengatakan hal omong kosong seperti ini karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah menjadi bagian dari hidup kamu." Jelas Dara.
Dia tidak ingin kembali merasa sakit hati karena ditinggalkan oleh pria yang dicintainya saat dia dalam kondisi terpuruk seperti ini.
Jordan ini memiliki segala sesuatu di dalam genggamannya. Apa pun yang di inginkan ya dia bisa mendapatkannya dengan begitu mudah.
Jadi rasanya tidak mungkin jika Jordan menyukainya apalagi sampai ingin menjadikannya bagian dari hidupnya yang menurut Dara itu sangat sempurna.
" Mau bertaruh?" Dara menatap heran pada Jordan yang tidak merasa sakit hati ataupun tersinggung dengan apa yang dikatakannya.
Kini malah sebaliknya karena pria itu mengajaknya untuk bertaruh.
" Ayo bertaruh." Ajaknya lagi tapi Dara belum juga menjawabnya.
" Berikan aku waktu satu bulan untuk mendekati mu. Selama ini juga kau tidak boleh menolak apapun yang aku lakukan untukmu. Jika dalam tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku maka aku akan pergi meninggalkanmu selamanya. Aku berjanji jika aku tidak bisa membuatmu jatuh cinta dalam waktu tersebut maka aku tidak akan pernah menganggu mu lagi. Bagaimana, Apa kau setuju?"
Bersambung ❤️