Seina, adalah seorang gadis kampung yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, dia dari keluarga baik-baik, dia juga mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun dia harus kehilangan anggota keluarganya karena sebuah bencana.
Seina pun satu-satunya yang selamat dan dibawa ke tempat pengungsian oleh para relawan, gadis itu cukup terpuruk dengan nasibnya, namun dia tetap harus menjalani hidupnya.
Karena yang bernasib sama dengannya itu juga cukup banyak.
Hal itu membuatnya bangkit dan merangkul anak-anak yang bernasib sama dengannya.
Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik jelita, dari atas kepala sampai bawah kakinya, terlihat bernilai mahal, bahkan kibasan rambutnya pun berbau dollar.
"Jadi kamu ya Seina?" tanya wanita itu dengan angkuh.
"Ya, ada apa Nyonya?" tanya balik Seina.
Wanita itu segera membuka koper besar, dan di sana terlihat sangat banyak tumpukkan uang.
"Aku sewa rahimmu!" Tegas wanita itu.
Yuk kepoin baca lanjutannya 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Kesenjangan Daster
Setelah kenyang dan sudah puas makan, Matthew mengajak Seina berbelanja di kota.
" Masih jauh Tuan?" tanya Seina yang sudah mengantuk.
" Iya setengah jam lagi, kau tidur saja dulu ya." ujar Matthew.
" Tidak bisa Tuan, saya tidak bisa tidur sambil duduk." ujar Seina.
Matthew pun segera mengatur tempat duduk Seina agar lebih nyaman.
Dan dengan cepatnya anak itu langsung tidur.
" Wah bagaimana pun dia tetap anak-anak, sangat rewel sekali, kalau di ajak pergi." Gumam Matthew tersenyum.
Karena memang di pinggiran kota tidak ada baju berkualitas baik, karena dia mengandung anaknya, dia juga ingin membelikan baju berkualitas baik, di toko langganannya.
Tapi saat sampai di toko itu Seina masih tertidur pulas, sampai ileran, Matthew pun memutuskan untuk menunggu sampai Seina bangun sambil bermain game.
2 jam kemudian anak itu mulai meregangkan tubuhnya seperti anak kucing yang puas dengan jam tidurnya.
" Ah, aku dimana?" begitu matanya terbuka Seina langsung terkejut.
" Sudah bangun Nona?, wah pulas sekali tidurmu, 2 jam itu cukup baik untuk ibu hamil." ujar Matthew memberikan tisu untuk mengelap ilernya.
Muka bangun tidur Seina lucu sekali, membuat Matthew terkekeh.
" Ma-maafkan saya Tuan." ujar Seina.
" Santai saja, rapikan rambutmu dan segera keluar berbelanja." ujar Matthew segera keluar lebih dulu.
" OMG, memalukan." Seina sangat malu dengan kecerobohannya.
Dia segera merapikan rambutnya dan segera keluar mobil, Seina juga tidak suka berdandan dia sangat percaya diri dengan wajah naturalnya.
Keduanya pun memasuki toko baju langganan Matthew dan istrinya.
" Selamat datang Tuan dan Nyo?, eh ... " pelayan yang biasa melayani Matthew sangat terkejut karena wanita itu bukan istri Matthew seperti biasanya, dan memang sudah lama sekali mereka tidak datang berbelanja bersama.
" Loh, ini siapa Tuan?" tanya Pelayan itu penasaran.
" Tidak perlu tahu, kau layani dia dengan baik dan kalau ada sekalian pakaian untuk ibu hamil ya." ujar Matthew segera duduk dan mengambil majalah di ruang tunggu.
Pelayan itu pun tidak berani bertanya lagi dan segera melakukan apa yang diperintahkan oleh pelanggan terbaiknya.
" Nona anda cantik sekali, apa anda tidak pakai riasan wajah?, bibir anda kok sangat pink dan mengkilap." ujar pelayan itu terpesona.
" Ah, iya saya tidak suka berdandan kak." jawab Seina.
" Wah, apa dong resepnya biar cantik natural tanpa make up?" tanya pelayan itu sangat ramah.
" Tidak ada, saya hanya pakai sabun cuci muka saja hehehe." ujar Seina.
Ya karena dia hanya mampu membeli sabun cuci muka saja saat di pengungsian.
" Apa anda keponakan Tuan Matthew?" tanyanya lagi.
" Iya hehehe." jawab Seina sambil melihat ke arah Matthew yang sibuk membaca majalah.
" Lalu baju hamil itu untuk Nyonya?" tanya pelayan lagi.
" Iya, ..." jawab Seina meringis.
Astaga mereka sangat kepo sakali.
Dalam hati Seina.
" Tapi selera Nyonya sangat sulit, kami selalu kesulitan melayani Nyonya, apa tidak masalah , anda memilihkan baju untuk nyonya?" tanya pelayan itu.
Orang kaya memang suka semena-mena.
Dalam hati Seina.
Setelah memilih beberapa pakaian, Seina memilih daster-daster agar enak di pakai saat perutnya besar nanti.
Harganya? Satu daster satu juta ini tidak salah, dikampung daster paling mahal 70 ribu, mahal mentok 100 ribu.
Seina sangat terkejut.
" Sepertinya harga ini terlalu di bawah standar Nyonya deh Nona, saya bantu pilihkan ya, ini mungkin sesuai selera Nyonya." ujar pelayan itu memberikan daster seharga 5 juta ke atas.
Tangan Seina langsung gemeteran dan lemas.
Mahal sekali, itu bukankah bisa untuk hidup satu bulan untukku.
Dalam hati Seina.
Sungguh kesenjangan sosial.
" Ada apa?, apa kau sakit Seina?" Matthew tiba-tiba menghampiri saat melihat raut wajah Seina pucat.
Seina langsung menarik tangan Matthew dan mengajaknya berbicara sebentar dipojokan.
" Tuan bajunya kemahalan saya tidak berani pakai nanti." ujar Seina.
" Mahal?, berapa?" tanya Matthew bingung.
" 5 juta, saya takut bagaimana kalau pindah beli ke pasar saja itu 5 juta bisa beli daster sekios-kiosnya Tuan." ujar Seina menghitung.
Matthew malah terkekeh melihat Seina yang terkejut, padahal harga 5 juta untuk istrinya itu sangat murah, ini malah dipikiran Seina bisa beli kios.
Matthew segera meminta pelayan itu membungkus semua baju yang dipegang Seina.
Setelah itu mereka berbelanja sepatu dan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk Seina sehari - hari.
" Matthew, ... Kau dengan siapa?" tanya seseorang tiba-tiba saat berbelanja.
" Hallo." Seina menyapa orang itu.
" Cantiknya, keponakanmu ya?" ujar orang itu membelai pipi Seina.
" Tadi aku bertemu dengan istrimu, dia sedang berpesta dengan teman-temannya, katanya dia hamil, aku juga merasa senang dengan itu, tapi kenapa dia malah keluyuran seharian, bukankah harus duduk dengan tenang sebagai seorang yang baru hamil muda." ujar orang itu.
" Tidak masalah dia bisa menjaga dirinya dengan baik." ujar Matthew.
" Dia kan sudah mau jadi ibu, apa pantas berpesta dengan pria-pria berondong." ujar orang itu sambil terus mengusap pipi Seina karena gemas.
Seina juga hanya diam karena tidak tahu harus bagaimana, karena sepertinya orang itu kenal dekat dengan Matthew.
" Aku bukannya ingin ikut campur, tapi seharusnya dia berperilaku sebagai mana mestinya, siapa namamu nak?" tanya orang itu dengan ramah.
Ucapannya sangat halus saat berbicara dengan Matthew, namun selalu tersirat tegas untuk Matthew agar lebih memperhatikan kelakuan istrinya di luar.
" Saya Seina." jawab Seina.
" Nama yang cantik, aku adalah orang terdekat Matthew, namaku Sofia, panggil aku bibi Sofia, aku tidak ada hubungan apapun dengan Matthew, tapi dia sudah seperti anakku sendiri." ujar Sofia sangat ramah.
Seina melihat ke arah Matthew.
" Seina, dia adalah orang yang paling dekat denganku sejak kecil, dia adalah guruku juga teman dekat mendiang ayahku, berilah salam." ujar Matthew.
" Salam kenal Bibi, saya Seina." Seina memberikan salam dan mengenalkan dirinya lagi.
" Aku punya cucu seumuran Seina, bisakah melakukan perjodohan?" tanya Sofia.
" Tidak Bibi, jangan Seina." tegas Matthew.
" Baiklah tidak, sepertinya om Matthew sangat menyayangimu ya Seina, kapan-kapan ikut Om Matthew datang ke rumahku ya, kalau begitu aku pergi dulu." ujar Sofia segera pergi.
" Tuan, bagaimana?" tanya Seina terkejut.
" Dia sudah tahu kalau kau orang yang mengandung anakku, dia hanya menggodaku saja, jangan dipikirkan dia bisa dipercaya, lain kali aku ajak ke rumahnya." ujar Matthew tersenyum.
" Apa anda sangat menghormatinya?" tanya Seina.
" Iya, dia sangat bijaksana dan dia adalah tempat curhatku, saat aku setres mengurus pertengkaran ibu dan istriku." jawab Matthew.
Seina hanya mengangguk.
Setelah selesai berbelanja mereka pun akhirnya menempuh perjalanan untuk kembali.
" Kau lelah ya?, mau makan?" tanya Matthew.
" Saya lelah Tuan." jawab Seina lemas.
Padahal perjalanan masih jauh, tapi Seina sudah tampak lunglai.
"Ah ada apa?" tanya Matthew segera menghentikan mobilnya karena jalanan menuju pinggiran kota di stop.
semangat seina, semoga author cepat membuat bahagia 🤣