NovelToon NovelToon
Muhasabah Cinta Hasna

Muhasabah Cinta Hasna

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Janda / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:80.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gadih Hazar

"Sungguh ketulusan Cinta Allah kepada hamba-Nya tidak akan bisa dibandingkan dengan tulusnya cinta manusia kepada manusia. Namun, dengan menyebut nama Allah aku Raihan Raam Jaya begitu tulus ingin mencintaimu dengan sepenuh hatiku dan berniat mengkhitbahmu sekarang juga Hasna."

"Aku minta tolong buk Par untuk memberitahumu agar kamu bisa menikahi ku segera. Tapi nyatanya kamu lah yang duluan menyampaikannya. Awalnya aku bahagia saat mendengar ucapan mu.. tapi sekarang aku tak tahu Rai.. apa aku harus menerima lamaran mu atau tidak?"~ (Hasna)

Raihan dan Hasna sama-sama mengalami masa lalu yang menyakitkan, Allah seolah ingin menyatukan mereka melalui musibah yang menimpa mereka yaitu tenggelam di danau kembar.

Butir butir cinta air mata Hasna, akankah Muhasabah Cinta Hasna membawa ia berumah tangga dengan Raihan kelak? Yuk ikuti kisah nya..! Dan mohon dukungannya ya sobat...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadih Hazar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MCH 23

Sore hari Di Rumah Sakit.

Di ruang rawat Dini, Dini tengah berbahagia karena sebentar lagi Raihan akan menjadi suaminya. Walau Dini harus berbagi Raihan nantinya dengan Hasna, karena Raihan memberikan persyaratan pada Dini, ia akan menikahi Dini namun ia juga tetap akan menikahi Hasna nantinya. Namun Dini seolah memiliki rencana saat menerima persyaratan dari Raihan tersebut, sehingga ia pun siap menerimanya.

Dini sedang dirias oleh seorang MUA, walau Dini masih dalam kondisi lemah namun ia tetap ingin cantik saat pernikahan yang akan dilangsungkan di ruang rawat itu. Papa dan Mama Dini juga sudah hadir di sana.

Sedangkan di luar ruangan tampak Raihan yang sedang duduk di ruang tunggu bersama Bu Lena. Raihan tampak lesu dan pandangannya kosong lurus ke depan. Raihan merasa dirinya seperti laki-laki pecundang, ia terpaksa mengingkari janjinya sendiri pada Hasna yaitu menjadikan Hasna istri satu-satunya dalam hidupnya sampai ke Surga-Nya. Namun nyatanya sekarang, ia tak bisa menolak lagi dinikahkan dengan Dini.

"Kamu yakin akan tetap menikahi Hasna nantinya Rai?" Ucap Bu Lena pada akhirnya bicara setelah beberapa lama mereka hanya diam.

"Ma... hilangnya Hasna sama seperti hilangnya separuh jiwaku dan sekarang saat ia kembali, jiwaku seolah kembali lagi seutuhnya.. Dan aku tak yakin aku akan sanggup kehilangan ia kembali.." Ucap Raihan nelangsa.

"Tapi Rai, apa kamu yakin Hasna masih mau menerimamu?"

Raihan tak bisa menjawab pertanyaan Mamanya, untuk berkata jujur pada Hasna rasanya begitu sulit ia lakukan sehingga ia memilih untuk merahasiakan sementara dari Hasna sampai ia siap.

Beberapa menit kemudian, Penghulu pun datang, pernikahan Raihan dan Dini pun dilangsungkan secara tertutup di Rumah Sakit tersebut.

***

Waktu pun berjalan begitu cepat, tiga bulan pun sudah berlalu, urusan perceraian Hasna dengan Roby telah resmi diputuskan. Itu tak lepas dari bantuan Hery yang setia menemani Hasna dalam persidangan perceraiannya. Sedangkan untuk urusan kuliah Hasna yang ketinggalan sudah di konfirmasikan langsung pada pihak kampus berkat bantuan Hery juga. Walau Hasna harus mengulang satu semester lagi di tahun depannya.

"Her, terimakasih banyak atas bantuan mu.. tapi apa boleh aku menanyakan sesuatu padamu?" Ucap Hasna pada Hery yang duduk di depannya. Mereka baru saja pulang dari Pengadilan Agama. Biasanya Hery akan langsung pulang setelah mengantarkan Hasna.

Hery tak menjawab pertanyaan Hasna, ia seolah takut kalau-kalau yang ditanyakan Hasna adalah tentang Raihan dan ia tak berhak untuk memberi tahu Hasna, karena Raihan telah melarang Hery untuk tidak berkata apapun tentang dirinya.

"Aku seperti merasakan kalian menyimpan sebuah rahasia padaku.."

"Jadi Her, tolong jawab dengan jujur.."

Ucap Hasna kembali pada Hery yang hanya diam membisu.

"Her, please jawab..."

Hasna semakin curiga pada Hery dan Raihan, kenapa setiap urusannya hanya ada Hery yang menemaninya.

"Ada apa dengan Raihan Her, kenapa ia sama sekali tak pernah muncul, setiap kali urusanku selalu saja kamu yang ada untukku. Dimana Raihan Her, bagaimana dengan janji-janjinya?"

Dengan napas menderu, Hasna akhirnya meluapkan semua isi hatinya pada Hery, selama ini ia tahan karena urusannya dengan Roby masih belum selesai. Namun saat urusannya telah selesai Raihan masih saja belum menampakkan batang hidungnya. Dan selama itu Hasna juga menahan dirinya untuk tidak menghubungi ponsel Raihan karena Hasna berpikir ia khawatir mengganggu Raihan yang kata Hery sibuk mengurus perusahaan Papanya. Hasna lebih memilih menyibukkan diri dengan lebih mendekatkan dirinya pada Rabb-nya, bermuhasabah akan cintanya yang selama ini pada makhluk ciptaan-Nya mengalahkan cintanya pada Sang Pencipta makhluk itu sendiri.

"Aku datang Hasna.. Aku datang untuk memenuhi janjiku untuk menikahimu.. Dan aku minta maaf karena baru kali ini aku bisa menemuimu.."

Hasna langsung terdiam mendengar suara yang sudah lama tidak ia dengar itu.

"Rai.."

"Iya Na.. Minggu depan kita akan menikah.. dan kamu juga sudah melewati masa Iddah mu. Aku akan datang seminggu lagi, kita akan menikah disini."

Ingin rasanya Raihan langsung berkata jujur pada Hasna tentang ia yang telah menikah dengan Dini. Namun lidahnya serasa kelu, hatinya pun belum siap hingga akhirnya ia memutuskan masih merahasiakan dari Hasna.

Raihan pun kemudian pamit untuk pulang, begitu juga dengan Hery. Meninggalkan Hasna yang terdiam terpaku sendirian di sana. Hasna seolah merasa bersalah karena sempat berpikiran buruk pada Raihan.

Untuk masa Iddahnya, Hasna tak sampai memikirkan ke arah sana karena selama menikah dengan Roby, Hasna hanya mendapatkan siksaan saat setiap kali Roby menginginkannya. Dan Hasna tahu bahwa tak ada masa Iddah bagi seorang istri yang belum sempat digauli.

"Lho, bukannya barusan ada nak Raihan yang datang, apa Bibik salah dengar..?" Tanya Bik Ina yang keluar dari arah belakang pada Hasna, sehingga mengagetkan Hasna yang sedang melamun.

"I-iya Bik, Bibik benar, namun Raihan sudah pulang Bik.." Jawab Hasna sedikit tergagap.

Sedangkan di luar, sebelum Raihan masuk ke dalam mobilnya, ia dicegat oleh Hery.

"Rai.. sampai kapan kau jadi laki-laki pengecut haaa.. Kenapa kau masih saja belum berani berkata jujur pada Hasna.. Dan kau malah mau menikahi Hasna sedangkan Hasna tidak tahu akan statusmu yang sekarang. Kau akan menyakiti hatinya Rai.."

"Aku belum bisa Her..."

"Tapi sampai kapan Rai... Sampai kapan kau sembunyikan Dini dari Hasna..?"

"Entahlah Her, hanya waktu yang bisa menjawabnya.."

"Aku nggak habis pikir denganmu Rai..." Ucap Hery.

"Her.."

Hery berlalu meninggalkan Raihan. Hery pun masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil itu tanpa menghiraukan panggilan Raihan. Dan Raihan akhirnya juga masuk ke dalam mobilnya dan beranjak pergi dari situ.

***

Malamnya di rumah Bu Lena.

"Sayang.. sampai kapan kamu tak mau menyentuhku?" Dini merapatkan dan memiringkan tubuhnya pada Raihan yang tidur terlentang.

"Kamu itu sebaiknya belajar Agama dulu Dini biar mengerti seperti Hasna." Ucap Raihan yang langsung duduk menjauh dari Dini, ia berjalan menuju sofa. Ia lebih memilih tidur di Sofa kembali seperti malam-malam sebelumnya. Ia yang tadinya begitu lelah ingin meluruskan badannya terlebih dulu di kasur karna tidur di sofa membuat punggungnya pegal.

"Kamu selalu saja membandingkan aku dengan Hasna Rai, lihat saja aku tak akan membiarkan Hasna merebutmu dariku." Gerutu Dini dalam hatinya yang kesal mendengar ucapan Raihan.

Dini membalik-balikkan tubuhnya mencari posisi tidur yang nyaman bagi tubuhnya yang tengah hamil 6 bulan.

"Kamu ini belum lahir saja sudah menyusahkan.." Maki Dini pada bayi yang dikandungnya, bayi yang dulunya sempat ingin ia gugurkan. Dini yang tadinya berharap bisa tidur dengan memeluk Raihan bisa membuat dirinya sedikit nyaman. Namun harus menelan kekecewaan atas sikap Raihan yang jutek padanya.

Raihan sama sekali tak menghiraukan Dini yang terus membolak-balikan badannya mencari posisi yang nyaman. Raihan hanya fokus pada pikirannya pada Hasna.

"Ya Allah.. tuntunlah aku pada perbuatan yang benar.. apabila lebih baik aku berkata jujur pada Hasna sebelum menikahinya itu baik menurut-Mu maka berilah aku kekuatan untuk berbicara pada Hasna.." Ucap Raihan kemudian memejamkan matanya.

Raihan berdoa penuh harap pada Rabb-nya hingga ia akhirnya terlelap dalam tidurnya.

TBC...

1
lailasyarma
Luar biasa
Sri Puryani
mulut hery lemes bgt, aib orang kok dicerita" kan
Sri Puryani
yeeey ..akhirnya sah jg
Sri Puryani
kenapa sih hasna kamu gk pake cadar aja , kamu dlm bhy
Sri Puryani
inilah hsl ketdk jujuranmu raihan
Sri Puryani
kt nya semggu lg raihan akan menikahi hasna ,tp lbh 1 mggu kok blm nikah ya....
semudah itu ya klo orang jht dpt alamat orang lain....hawdeeh thor
Sri Puryani
gmn urusannya dgn 2 orang yg nusuk prt dini? klo ketangkep mestinya ditanya siapa yg nyuruh dong....
Sri Puryani
bodyguard 2 krg tuh
Sri Puryani
setan ada dimana".....hery kamu kok oon sih blg sama dini
auliasiamatir
cocok nih rei sama hasna hatinya nyambung ya
auliasiamatir
sabar ya hasna.
tenang aja,ado cowok kota yang lagi jalan ke alahan panjang, dia kayaknya jodoh kamu deh
auliasiamatir
di sini juga lagi tebal kabut pak, anak sekolah sampe daring lagi 😌
auliasiamatir
buehhh di sana mah, udaranya sangat dingin hasna
auliasiamatir
terpesona sama keindahan solok selatan yah rei
Gadih Hazar
Benar kak say, sitinjauk lauik nan bagala tanjakan maut..☺️
auliasiamatir
rugi lah pak, kalau tidur di situnjau lauik
🤭
Gadih Hazar: Betul kak..
total 1 replies
auliasiamatir
si tinjau lauik....
auliasiamatir
alahan panjang... wahhh kampung halaman ku
auliasiamatir
semangat aku bacanya. 🥰
auliasiamatir
si tinjau lauik kah...?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!