Andre Winato berutang banyak dan jatuh bangkrut setelah gagal investasi. Istri dan putrinya meninggal secara tragis, dan keluarganya hancur. Bertahun-tahun kemudian, dia berhasil bangkit dan menjadi seorang miliarder.
Suatu hari, saat terbangun dari tidur, tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya kembali ke hari yang membuatnya menyesal seumur hidup! Istri dan putrinya masih hidup! Dia bersumpah untuk menebus semua kesalahannya terhadap istri dan putrinya!
Jgn lupa like vote dan gift ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Jessy tertegun.
Jessy lolos wawancara Desain Selaras kemarin. Jessy mengira dirinya akhirnya menjadi lebih beruntung dan punya kesempatan untuk sukses.
Hari ini adalah hari pertama Jessy bekerja. Namun, Jessy dipecat saat baru tiba di perusahaan.
Jessy berpikir, 'Alasanku dipecat adalah karena Andre?'
"Kenapa?"
"Ketua Sandy, kenapa pihak perusahaan memecatku?" Jessy beranjak berdiri dari kursi dengan panik.
Ketua Sandy tertawa dingin. "Untuk apa kamu bertanya padaku? Kenapa kamu nggak tanya Pak Hendi saja?"
"Oh iya, jangan lupa kembalikan gaji dua bulan yang diberikan oleh perusahaan. Kamu boleh pergi setelah menandatangani formulir pengunduran diri."
"Kamu sebaiknya cepat pergi. Jangan nggak tahu diri dan membuat orang lain emosi."
Ketua Sandy berbalik dan pergi setelah selesai berbicara.
Jessy menatap formulir pengunduran diri yang sedang dia pegang.
Orang-orang di sekitar Jessy sibuk membahas hal ini. Mereka awalnya mengira Jessy punya latar belakang yang luar biasa. Dilihat dari apa yang terjadi sekarang, tampaknya mereka salah paham.
Jessy adalah pegawai Desain Selaras pertama yang dipecat satu hari setelah direkrut.
Mata Jessy memerah. Jessy memegang formulir pengunduran diri dengan erat. Jantung Jessy berdegup kencang. Gaji delapan juta cukup untuk menyewa rumah dan menyekolahkan Feli!
Jessy awalnya mengira hidupnya akan menjadi lebih baik. Jessy mengira dirinya tidak akan hidup sesengsara dulu lagi....
Namun, Jessy tidak menyangka semuanya akan berubah dalam waktu satu hari! Jessy dipecat pada hari pertama bekerja!
Selain itu, Jessy berutang enam belas juta pada Desain Selaras ....
Jessy merapikan barang yang ada di atas meja, lalu meletakkan dokumen di ujung meja. Jessy tidak berniat untuk pergi meminta penjelasan dari Hendi.
Untuk apa pergi mencari Pak Hendi? Untuk dihina?
Jessy tahu Andre pasti telah menyinggung Hendi.
Jessy tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini.....
Jessy mengira Andre sudah berubah. Namun, rupanya Andre masih sama seperti dulu.
Jessy bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan ini.
Kini, Jessy kehilangan pekerjaan gara-gara Andre.
Jessy berpikir, 'Apa salahku?'
Jessy tidak tahu mengapa nasibnya begitu menyedihkan. Apakah dia benar-benar sudah tidak punya harapan lagi?
.
.
Di kantor Hendi.
Hendi baru datang bekerja. Dia sedang melihat draf desain yang diserahkan oleh tim desain sambil memegang segelas kopi. Tinggal sisa beberapa bagian yang harus diperbaiki. Setelah draf ini diubah sesuai permintaan klien, proyek ini selesai.
Draf desain yang bisa dibilang hampir sempurna ini mana mungkin bermasalah!
Andre benar-benar tidak waras.
"Pak Hendi, ada orang bernama Bastian Astred di lantai bawah. Dia bilang dia datang mencari Anda."
Sekretaris Hendi mengetuk pintu.
Hendi beranjak berdiri. "Cepat suruh Bastian masuk. Cepat, cepat...."
Hendi menganggap Bastian sebagai pembawa rezeki. 'Asalkan aku bisa memenangkan pertaruhan ini, maka aku akan punya banyak uang. Setelah Martin berinvestasi, Desain Selaras pasti bisa menjadi perusahaan desain yang paling sukses di Kota Surawa. Ini hanya masalah waktu,' pikir Hendi.
Kedatangan Bastian akan membawakan uang bagi Hendi. Hendi mana mungkin tidak menyambut orang seperti ini.
Tak lama kemudian, Andre dan Bastian masuk ke dalam kantor Hendi.
Andre mengamati kantor ini. Desain interior kantor Hendi sangat mewah. Ada selembar draf desain di atas meja. Draf desain itu akan diserahkan pada perusahaan dari Kota Senna.
Hendi terlihat sangat percaya diri.
Hendi jelas tidak sadar bahwa draf desain itu bermasalah.
"Sudah, nggak perlu basa-basi lagi, mana draf desainnya? Tunjukkan padaku...."
Bastian duduk di sofa.
Bastian sebenarnya agak ragu. Akan tetapi, ramalan Andre selalu tepat sebelumnya. Andre belum pernah keliru.
Ada banyak hal yang menurut Bastian mustahil sebelumnya. Namun, hal-hal itu benar-benar terjadi. Bastian mulai percaya pada ramalan Andre sekarang.
Bastian merasa apa pun yang Andre katakan akan terjadi.
Hendi menyerahkan draf desain yang dicetak pada Bastian.
"Bastian, sudah kubilang, kamu nggak boleh percaya dengan sembarang orang, terutama dengan orang yang menganggur. Dia bahkan nggak punya pekerjaan. Aku benar-benar nggak tahu kenapa kamu mau percaya padanya."
"Lihatlah, nggak ada yang bisa menandingi draf desain karya Desain Selaras di Kota Surawa."
"Aku benar-benar bingung, draf desain dengan kualitas seperti ini mana mungkin bermasalah? Kamu menyuruhku memperhatikan gaya tulisan yang dipakai, 'kan? Aku sudah suruh orang periksa lagi, sama sekali nggak ada masalah. Kami sudah mendapatkan lisensi untuk menggunakan gaya tulisan ini."
Hendi duduk di sofa dan mengangkat kaki. Lalu, Hendi memandang Andre dengan tatapan meremehkan.
Bastian membolak-balikkan beberapa lembar draf desain ini. Namun, Bastian tidak paham tentang desain. Jadi, Bastian hanya bisa menyerahkan draf desain pada Andre.
Andre mengambil draf desain, lalu mengamatinya sekilas. Sesuai dengan dugaan Andre, Desain Selaras menggunakan gaya tulisan yang sama dengan kehidupan yang lalu.
Hendi tersenyum. "Bastian, aku harus berterima kasih padamu. Kalau bukan karena kamu, Pak Martin nggak akan tertarik pada Desain Selaras. Dia bahkan mau berinvestasi."
"Asalkan Pak Martin berinvestasi di Desain Selaras, perusahaanku pasti akan jadi jauh lebih sukses."
"Aku akan mengingat kebaikanmu. Kalau kamu butuh bantuan kelak, kasih tahu aku saja."
"Akan tetapi, jangan suruh aku membantu orang yang nggak berkualitas...."
"Oh iya, aku hampir lupa memberi tahu kalian, aku telah menyuruh departemen personalia memecat Jessy Irawan pagi ini. Aku menyuruhnya mengisi formulir pengunduran diri,"
"Aku rasa dia sudah pergi dari Desain Selaras sekarang."
Bastian tertegun. Dia tidak menduga Hendi akan bertindak keterlaluan begini.
Andre tertawa dingin. "Hendi, Desain Selaras mana bisa sukses kalau kamu bertindak seperti ini? Kamu sangat egois dan nggak pernah memperlakukan orang lain dengan tulus."
"Sayangnya kamu masih nggak sadar kalau Desain Selaras sudah mau bangkrut...."
"Kamu sebaiknya suruh orang yang bertanggung jawab atas lisensi hak cipta gaya tulisan datang ke sini. Tanyakan apa perusahaan pencipta sudah memperbolehkan kalian menggunakan gaya tulisan ini!"
Pemilik dan pegawai Desain Selaras sama-sama tidak beres.
Andre sudah mengingatkan Hendi berkali-kali, tapi Hendi masih tidak sadar bahwa Desain Selaras belum mendapatkan lisensi hak cipta gaya tulisan. Jelas ada pegawai yang menutupi hal ini..
Hendi mendengus.
"Baiklah, aku akan membuatmu menyerah hari ini!"
"Jangan bilang aku jahat saat kamu harus berlutut padaku nanti."
"Suruh anggota departemen komersial datang ke sini. Suruh dia bawa kontrak lisensi hak cipta gaya tulisan juga!"
Hendi menyilangkan kaki. Hendi belum pernah melihat orang sebodoh Andre. 'Orang ini sengaja datang untuk berlutut padaku,' pikir Hendi.
Setelah setengah jam berlalu....
Penanggung jawab departemen komersial Desain Selaras belum datang.
Hendi menjadi agak cemas setelah menunggu selama ini. Akhirnya, seorang pria paruh baya berusia empat puluhan tahun datang. Pria ini tidak membawa apa-apa. Dia berjalan menghampiri Hendi, lalu membisikkan sesuatu di sisi telinga Hendi.
"Pak... Pak Hendi ...."
"Kontrak lisensi hak cipta gaya tulisan hilang...."
"Pada setengah tahun yang lalu, orang yang bertugas untuk mengurus kontrak lisensi hak cipta gaya tulisan mengundurkan diri ...."
"Apa Anda bisa beri kami sedikit waktu untuk mencari kontrak...."