NovelToon NovelToon
Benih Ayah Mertua

Benih Ayah Mertua

Status: tamat
Genre:Anak Haram Sang Istri / Tamat
Popularitas:998.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: Momoy Dandelion

Rima selalu disudutkan keluarga mertua karena belum juga hamil setelah menikah 4 tahun dengan Arjun. Dari hasil pemeriksaan, ternyata yang bermasalah bukanlah dirinya, melainkan sang suami. Arjun tak dapat memiliki keturunan.

Rasa cintanya yang besar terhadap suami dan tidak tega melihat Arjun sedih membuat Rima ragu mengatakan kebenarannya. Tanpa sengaja sang ayah mertua mengetahui kenyataan itu. Memiliki ketertarikan pada Rima sejak lama, membuat ide licik Sandi bermain. Berkedok rasa simpati, ia membujuk Rima untuk melakukan hubungan terlarang dengannya agar bisa hamil. Ia berjanji akan merahasiakan segalanya dari keluarga.

Kebimbangan telah membutakan mata Rima. Ia menerima tawaran sang ayah mertua dan melakukan hubungan terlarang dengannya. Satu bulan kemudian, Rima dinyatakan hamil. Ia mengandung benih ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Melahirkan

Sepanjang malam Rima gelisah. Ia terus mondar-mandir di kamarnya. Sesekali ia keluar kamar berharap suaminya telah pulang. Namun, kondisi rumah tetap sunyi. Para pelayan juga sudah kembali ke tempat mereka di belakang.

Rima kembali menyalakan lampu di ruang tengah dan ruang tamu yang telah dimatikan. Ia duduk di sofa sembari memperhatikan ponselnya siapa tahu Arjun akan menghubunginya.

Jam di ruang tengah sudah menunjukkan pukul satu dini hari namun Arjun belum juga pulang. Memang, lelaki itu sudah mengirim pesan tidak akan pulang malam ini. Namun, Rima tetap merasa khawatir. Pasalnya Arjun tak pernah bertingkah seperti itu sebelumnya.

Sudah belasan kali ia mencoba menghubungi suaminya, namun ponsel Arjun tidak aktif. Setidaknya ia ingin memastikan kalau kondisi suaminya baik-baik saja meskipun tidak pulang.

Rima beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arah pintu. Ia buka pintu rumah dan mendapati dua orang satpam tengah bermain catur di halaman depan.

Salah satu dari mereka menyadari keberadaan Rima dan langsung menghentikan permainannya. Ia menghampiri sang nyonya rumah diikuti teman satunya.

"Ibu, Anda ada perlu dengan kami?" tanya Toto.

"To, Bapak sudah pulang atau belum?" tanya Rima. Siapa tahu suaminya sempat pulang sebentar namun ia tak sempat melihatnya.

Toto menoleh ke arah Mali. Teman kerjanya itu menggeleng tanda tidak tahu.

"Sepertinya kami belum melihat Bapak pulang, Bu. Pak Joko dan Pak Dalah juga sudah kembali ke belakang. Bapak mengendarai mobilnya sendiri waktu ke kantor," kata Toto.

Rima menghela napas. Terkadang ia heran dengan suaminya yang di rumah punya dua orang sopir tapi tetap suka membawa mobil sendiri.

"Ya sudah kalau begitu, aku mau kembali ke dalam," kata Rima.

"Iya, Bu."

Rima kembali berbalik pada berjalan memasuki rumah sembari memegangi perutnya yang sudah terasa begah itu. Bayi di dalam kandungannya tumbuh dengan sehat sampai ia terkadang sulit bernapas dan mudah lelah. Ia tinggal menantikan kelahiran putranya.

"Ah! Aduh!"

Rima menghentikan langkahnya. Tiba-tiba ia kesakitan merasakan kontraksi rahimnya.

"Ah! Ah! Aduh!"

Kedua petugas keamanan berlari masuk menghampiri Rima yang sudah terduduk sambil memegangi perutnya.

"Ibu Rima, Anda kenapa?" tanya Toto panik.

"Aduh, Toto, sepertinya aku mau melahirkan. Perutku sangat sakit." Rima berkata sembari merintih menahan rasa sakitnya.

"Mali, cepat panggil Pak Joko dan pelayan! Bilang Ibu Rima mau melahirkan!" perintah Toto panik.

Mali langsung berlari menuruti permintaan Toto menuju ke area paviliun belakang. Sememtara, Toto kebingungan hanya bisa melihat nyonyanya terus merintih kesakitan. Terlihat rembesan air mulai mengotori pakaian nyonyanya.

"Ada apa ini?" tanya Bi Minah yang dipercaya untuk mengurus Rima selama Suni pergi.

"Bi, saya mau melahirkan," rintih Rima.

"Aduh, kenapa kalian diam saja! Cepat papah Ibu Rima ke mobil! Pak Joko, cepat antar Ibu ke rumah sakit!"

Bi Minah ikut-ikutan panik. Semua orang rumah panik. Kondisinya pemilik rumah tidak ada yang berada di rumah sehingga para pekerja yang berinisiatif menolong Rima.

Mereka bersama menggotong tubuh Rima dan menaikkan ke dalam mobil. Bi Minah turut serta mendampingi setelah memesankan pada pelayan lain agar mempersiapkan semua keperluan lain untuk dibawa menyusul ke rumah sakit.

"Aduh, Bi ... Sakit sekali ...." sepanjang perjalanan Rima hanya bisa merintih. Tubuhnya seakan tidak karuan bahkan rasanya mau mati.

"Sabar, Bu. Atur napas supaya tenang." Bi Minah hanya bisa memberi nasihat.

Sesampainya di rumah sakit, Rima segera dilarikan ke IGD. Para petugas rumah sakit yang berjaga langsung menangani Rima yang hampir melahirkan.

"Bukaannya hampir lengkap, sebentar lagi pasien akan melahirkan," kata dokter jaga. Ia memerintahkan beberapa perawat dan bidan untuk mendampingi dan mempersiapkan kelahiran.

"Aduh, Bi ... Sakit sekali ... Mas Arjun kenapa tidak ada. Huhuhu ...." Rima merintih sembari menangis. Di saat-saat pentingnya, sang suami entah pergi ke mana, tak bisa mendampinginya.

"Ibu Rima yang sabar, kami juga sedang berusaha menghubungi Bapak. Ibu harus tetap tenang." Bi Minah terus memegangi tangan Rima. Ia paham pasti rasanya sangat menakutkan karena itu merupakan kelahiran pertama bahkan tanpa didampingi keluarga.

"Dokter, saya mau dioperasi saja. Ini rasanya sangat sakit," keluh Rima yang telah merasakan kontraksi yang hebat.

"Tenangkan diri, Ibu ... Anda pasti bisa melakukannya. Nanti ikuti aba-aba yang diberikan, ya!"

Proses persalinan tengah berlangsung setelah Rima mendapatkan pembukaan lengkap. Para tenaga medis berkerumun membantu proses persalinan Rima. Dokter memberikan aba-aba kepada Rima untuk menarik napas dan mengejan.

Tubuh Rima dipenuhi oleh peluh. Ia sudah sekuat tenaga mengejan namun bayinya tak kunjung keluar. Ia baru tahu jika melahirkan rasanya begitu menyiksa dan menyakitkan.

Rima mencengkeram erat sprei ranjangnya. Ia terus berusaha bernapas dengan baik dan mengejan sekuat tenaga.

"Oe ... Oe ... Oe ...."

Bayi Rima akhirnya bisa dilahirkan dengan selamat. Rima menghela napas lega. Tubuhnya sangat lemas. Perawat membantu membersihkan sisa-sisa persalinan yang mengotori ranjang. Sementara, bayinya dibersihkan oleh bidan.

"Ibu Rima, selamat, ya ... Bayinya ganteng sekali," kata Bi Minah yang tidak bisa menahan rasa harunya melihat nyonya rumah akhirnya memiliki seorang putra. Ia sudah lama ikut dengan keluarga Arjun. Ia sudah menganggap mereka keluarga sendiri. Empat tahun pernikahan Rima dan Arjun akhirnya dikaruniai seorang putra ia turut senang.

"Bi Minah, terima kasih, ya ...," ucap Rima yang masih dalam kondisi lemas.

"Ibu, kita lakukan IMD, ya."

Bidan yang menangani bayi Rima kembali membawa sang bayi yang telah dibersihkan dan dibedong rapi menghampiri Rima.

"Ibu mau lihat putra Anda? Dia sangat tampan," kata sang bidan.

Ia merendahkan gendongan bayi tersebut agar Rima bisa melihatnya.

Rima menitihkan air mata. Bayi itu memang terlihat tampan dan menggemaskan. Namun, ia kembali mengingat bahwa bayi itu bukanlah anak suaminya, melainkan anak dari ayah mertuanya.

"Aduh, ibu pasti terharu, ya ... Selamat, Ibu, Anda sekarang sudah resmi menjadi seorang Ibu," kata sang bidan.

Rima kembali memperhatikan bayi berkulit merah itu. Lidahnya tampak menjulur-julur seperti sedang mencari sesuatu.

"Kita lakukan IMD sekarang, ya!" pinta sang bidan.

Seorang perawat membantu membukakan blouse yang Rima kenakan hingga bagian dadanya terlihat. Sang bidan menaruh bayi di atas dada Rima untuk mencari sendiri tempat keluarnya ASi. Tak butuh waktu lama, bayi itu langsung bisa meny usu dengan baik.

Rima merasakan pengalaman yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Menyusui bayi rasanya sangat luar biasa sampai ia kembali menitihkan air mata.

Ia tak membenci anak itu. Ia hanya membenci dirinya sendiri yang telah melakukan sebuah kesalahan sampai tak bisa bangkit dari kubangan dosa yang dilakukannya sendiri.

1
Wiwik Rusmita
Luar biasa
Amilia Indriyanti
bulshit
Amilia Indriyanti
pegawai wanita karir kok goblog. tapi ya mungkin dia menikmati si sebenernya
Amilia Indriyanti
goblogke renoreno
Nining Moo
malas deh sama rima
Retno Ardhani
keselku ama rima,pembohong
jujur lebih bsik
Ely
Luar biasa
Rama Rame
akhir yang membagongkan
Muliati Muliati
Kecewa
Muliati Muliati
Biasa
Dawam Lee
yang bikin novel ini anjing.......pezina berakhir bahagia itu tidak masuk akal......
Intan Risma Wandy
gk tlaten suwi" pancet ngene'ae
Momoy Dandelion: sabar, kak ... 😆
total 1 replies
Intan Risma Wandy
hadehhhh thorrrr gregettt suwi"
Intan Risma Wandy
lhaaaaa konagan thooooo
Intan Risma Wandy
gregettt sama Rima....... hadeh thorrr
Intan Risma Wandy
Bln depan Rima pasti hamidun lgi thorrrr
Intan Risma Wandy
Gedek sama si Rima malah ketagihan goyangan. mertuane gk berani jujur sama suami
Lella Tunnur
Luar biasa
s e n j a✨
mampir juga kakak..
diriku adalah masa depanku
by Namira althaf. 💐💐
Dewi Rez
ya Alloh mulia sekali ya Arjun....baru Nemu laki2 kaya Arjun yg hati nya sangat mulia....jdi terharu.....makasih ya Thor...
George Lovink: Betul,jijik tuh baca...ada wanita menjijikan kek Rima dan Arjun lelaki bodoh...pas tuh bersanding
Thoriq Thohir: jangan nyebut nama Alloh deh buk hanya untuk mewajarkan perilaku zinah, semoga ibu nggak hamil ama mertua juga yah✌🧠💩
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!