Janda Bengsrat Vs Perjaka Tua

Tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibir tipis itu. Dia hanya diam saja saat Juki berbicara padanya. Sampai laki-laki itu merasa kesal karena ucapannya tidak ditanggapi oleh istrinya.

Tanpa bicara lagi, Juki langsung menggendong Shelo dan membawanya ke kamar mandi. Dia mendudukkan istrinya di atas closet duduk. Setelah dia menggulung celana panjangnya, Juki pun memandikan Shelo dengan air shower.

Pasangan suami istri itu sama-sama membungkam. Hanya tangan Juki yang bergerak bebas menyabuni dan keramasi rambut istrinya, sedangkan Shelo hanya diam dengan kepala yang terus menunduk. Saat semuanya sudah selesai, barulah Shelo berbicara.

"Pergilah! Aku bisa melakukannya sendiri," usir Shelo tanpa melihat ke arah Juki.

Laki-laki itu tidak menyahut ucapan istrinya. Dia hanya mengambil handuk dan melilitkannya di badan Shelo, serta handuk kecil untuk mengeringkan rambut istrinya. Lagi-lagi dia menggendong istrinya tanpa permisi dan membawanya ke tempat tidur.

"Shelo, ini bajunya! Aku berangkat dulu, tiga puluh menit lagi pesawatnya lepas landas. Mereka semua pasti sedang menungguku," pamit Juki dengan menyimpan baju Shelo di samping gadis itu.

Juki hanya menghembuskan napasnya kasar sebelum dia menutup kamar istrinya dan melihat Shelo hanya menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ada sedikit rasa bersalah di hatinya melihat Shelo yang sepertinya syok mendapatkan pemaksaan darinya. Namun, mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah terjadi dan dia tidak bisa mengembalikan seperti semula.

Sementara Shelo langsung memakai bajunya setelah Juki tidak terlihat lagi di kamarnya. Dia yakin kalau laki-laki itu pasti sudah pergi ke bandara. Dia pun kembali merebahkan tubuhnya setelah selesai memakai baju.

Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Sekarang aku sudah tidak suci lagi. Hal yang aku jaga untuk laki-laki yang aku cintai kini sudah direnggut oleh suami yang tidak pernah mencintai aku, batin Shelo.

Lagi-lagi air matanya keluar. Apalagi saat dia mengingat bagaimana juga dengan kasar menerobos miliknya. Rasa linu itu kembali terasa setiap kali dia mengingatnya. Shelo pun memilih untuk tertidur dan berharap bisa melupakan apa yang telah terjadi padanya.

Berbeda dengan Juki yang sudah kembali bisa tersenyum lepas, saat melihat kekonyolan rekan kerjanya. Untuk sesaat dia melupakan apa yang telah terjadi sebelum dia berangkat. Apalagi, disisinya ada Renata yang selalu menempel padanya. Bahkan, mereka duduk berdua di dalam pesawat.

"Kakak, nanti kamarnya dekat kamarku saja ya! Kita kan menginap di resort, kan? Bukan di hotel," tanya Renata.

"Iya, kalau gak salah milik Putra Group," jawab Juki.

"Bukankah kita pernah ke sana, saat merayakan ulang tahunku dulu?"

"Iya Rena. Saat Jupiter berjanji untuk menikahi kamu. Sekarang kita sekalian saja resmikan hubungan kalian," sela Regan yang duduk tidak jauh dari Juki.

"Maksud kamu apa Regan? Aku kan tidak pernah bilang mau meresmikannya di sana," tanya Juki kaget.

"Mau nanti ataupun sekarang, sama saja kalian ujungnya juga akan menikah. Kenapa harus ditunda terus?" tanya Regan dengan menatap tajam ke arah sahabatnya.

"Regan, kenapa tidak kamu dulu yang menikah? Bukankah harusnya seorang kakak yang lebih dulu menikah? Baru setelah itu adiknya," kelit Juki.

"Aku belum menemukan gadis yang membuat hatiku bergetar. Saat aku sudah menemukannya, ternyata Shelo sudah menikah. Beruntung sekali laki-laki yang mendapatkan dia. Aku jadi iri pada suaminya. Mungkin aku menunggu jandanya saja," cerocos Regan tanpa memperdulikan ekspresi wajah Juki yang terlihat memerah.

"Kak Shelo itu setia Kak. Suaminya kerja di luar kota saja, dia menolak saat aku ajak nonton bareng. Tadinya aku mau ngajak Kak Shelo double date. Aku suruh ajak Kak Dion, dia juga gak mau. Padahal, dari semasa kuliah dulu Kak Dion dan Kak Shelo sangat lengket seperti perangko. Tapi ternyata Kak shelo menikah dengan orang lain." Renata pun ikut nyerocos seperti kakaknya.

"Udah Rena, mending nanti jodohin saja sama Kakak. Gak apa Kakak jadi selingkuhannya juga."

"Regan, kamu jangan mendadak gila! Mau merusak pernikahan orang lain," sewot Juki.

"Kenapa kamu yang marah? Memang kamu suaminya? Aku hanya tidak ingin Shelo menjadi wanita yang kesepian, sedangkan aku, tidak keberatan untuk menghangatkan ranjangnya. Benar kan Beno?"

"Gak benar Regan! Lebih baik kamu cari gadis yang masih single dari pada wanita bersuami," jawab Beno cuek dengan tangannya yang asik mengambil kacang goreng yang dibawanya.

"Wanita bersuami lebih menantang Beno," ketus Regan.

Regan sialan! Awas saja kalau dia berani mendekati Shelo!

"Terserah kamu, tapi aku sarankan agar kamu mencari pasangan yang mencintai kamu apa adanya. Bukan yang melihat kamu karena harta yang kamu miliki." Lagi-lagi Beno bicara tanpa melihat ke arah Regan.

Setelah menempuh perjalanan udara selama kurang lebih dua jam nonstop, mereka pun akhirnya tiba di bandara kota tujuan. Lagi-lagi Renata bergelayut manja di lengan kekar Juki karena koper miliknya di bawa oleh Beno.

Juki hanya diam saja dengan pikiran yang tidak menentu. Potongan percakapannya dengan Regan tadi di pesawat dan cuplikan kejadian tadi pagi bersama Shelo, sangat menggannggu pikirannya. Ada rasa tidak ikhlas jika regan benar-benar ingin mendekati istrinya. Namun, sebisa mungkin dia menyembunyikan gejolak hatinya di depan orang lain.

"Jupiter, kamar kamu di samping Renata. Biar Beno tidur bersamaku saja," ucap Regan saat mereka sudah sampai di resort.

"Tidak usah, Bos. Aku sama Jupiter saja. Ayo Jupiter!" Beno langsung menarik tangan sahabatnya agar cepat-cepat masuk ke dalam kamar yang akan mereka tempati.

Laki-laki itu tidak mau jika sekamar dengan Regan. Karena nantinya dia akan terusir jika teman kencan Regan datang. Lebih baik dia sekarang dengan Juki yang tidak pernah neko-neko kalau soal perempuan.

"Beno, berani sekali kamu menolak Regan." Juki melihat Beno yang sedang merapikan bajunya di lemari yang ada di sana.

"Kenapa tidak? DIa tidak akan ngapa-ngapain kita kalau hanya menolak keinginannya. Dia tidak mungkin mau melepaskan aset berharga sepertiku. Apa kamu lupa, kalau kita yang merancang database dan tampilan aplikasi perusahaan dia. Kalau dia macam-macam sama kita, tinggal kita acak-acak saja. Hahaha ...."

"Berani kamu melakukannya, hah?" sentak Regandi ambang pintu kamar Juki.

"Hehehe ... Enggak Bos! Kita hanya bercanda. Benar kan Jupiter?"

"Aku gak ikutan, kalian urus saja urusan kalian berdua," jawab Juki cuek. Dia lebih memilih membuka ponselnya dan melihat postingan dari Miss Selow. Laki-laki itu langsung terbangun dari duduknya saat melihat status dari Miss Selow.

...Tuhan, kenapa rasanya sesakit ini?...

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....

...Terima kasih!....

Sambil nunggu Janda Bengsrat update, yuk kepoin juga karya keren yang satu ini.