Istri Pengganti Tuan Muda Tampan

Hari ini Dinda dan Irfan tidak kemana-mana, mereka beristirahat di rumah saja, karna ingin mengisi waktu libur di rumah.

Di dapur terlihat Bik Sum sedang menyaipkan sarapaan, saat Dinda keluar dari kamar.

''Pagi Bik '' Sapa Dinda

''Pagi Nona '' Seraya tersenyum ramah,

Setelah selesai sarapan, Dinda sedang menonton tivi sambil sesekali berbicara dengan Bik Sum, dari dalam kamar terdengar suara Irfan memanggil nya.

''Dindaa.... ''

''Iya Mass..... Ada apa ?'' tanya Dinda seraya menoleh ke arah kamar

''Dinda kemari sebentar ''

Tanpa menjawab Dinda pun bangun dan berjalan ke arah kamar, saat masuk Dinda melihat Irfan sedang diduk di sofa seraya memainkan ponsel nya

''Ada apa Mas ?'' Tanya Dinda

''Aku mau buat resepsi pernikahan kita '' Jawab Irfan tiba-tiba, membuat Dinda sedikit terkejut atas pernyataan Irfan barusan

''Untuk apa Mas... ?'' Dinda seraya duduk di samping Irfan

''Ya untukk.... Untuk mempublikasikan pernikahan kita,untuk apa lagi emang nya'' Jawab Irfan bingung.

''Gak usah deh Mas nikah udah setahun baru resepsi,kan gak enak aja di dengar nya''

''Kenapa, kamu gak mau,? apa kamu tidak mau orang-orang tau kalau kamu Istri aku, biar kamu bebas bisa milih-milih pria mana yang dekat dengan mu kayak si Goni itu''

''Gak gitu Mas... Dia Dony, bukan Gony lo Mas''

''Iya biar bisa jalan-jalan dan tefonan terus sama dia kan'' Kesal Irfan

''Dia itu cuma temenan aja sama aku Mas, gak ada yang lebih''

''Iya bagi kamu temenan tapi dia ??? siapa yang tau isi hati orang''

''Mas cemburu ya '' Tanya Dinda tiba-tiba

''Mana ada, siapa yang cemburu geer banget kamu'' Elak Irfan cepat.

''Alah ngaku aja deh Mass, cemburu kan iya kan, iyaa tu liat iya tu'' Goda Dinda lagi.

''Terserah deh, pokok nya pulang Mama nanti kita bicarain sama ama'' Irfan lalu pergi keluar dari kamar, merasa diri nya di sudutkan buru-biru menghindar.

Seharian ini Dinda dan Irfan benar-benar tidak keluar dari rumah, saat ini Dinda sedang berkutat dengan alat masak nya di dapur untuk membuat makan malam mereka berdua, dari kamar Irfan tercium aroma sedap masakan Dinda membuat Irfan jadi lapar dan berjalan ke luar menuju dapur, saat sampai di dapur, melihat Dinda sedang memasak dengan menggunakan celemek dan rambut yang di cepol ke atas, penampilan yang biasa bagi orang yang sedang masak tapi malah terlihat imut di mata Irfan.

''Sebenar nya kamu sangat cantik '' Batin Irfan tiba-tiba

''MAS......... ngapain di situ ?'' kaget Dinda saat melihat Irfan sedang berdiri di samping kulkas sambil melipat tangan di dada nya.

''Gak ada, cuma liatin kamu aja ''

Dinda jadi merona sendiri mendengar jawaban Irfan.

''Mas udah lapar ya ? '' Tanya Dinda lagi

''Lapar, emang dah siap masak nya ''

''Belum '' cengir Dinda seraya menampakkan barisan gigi nya.

''Hhhhmmmmpp ''

''Mas duduk aja dulu, bantar lagi kelar kok ''

''Hhmm ''

Setelah selesai masak Dinda menaruh semua hidangan di atas meja, Irfan hanya duduk dan memperhatikan Dinda saja dari tadi, seperti ada debaran aneh dalam dada nya setiap kali melihat dinda, Dinda sudah salah tingkah sendiri karna selalu di perhatikan sesekali Dinda mencuri pandang terhadap Irfan penasaran kenapa Irfan selalu melihat nya, apa penampilan nya sangat aneh atau gimana ya pikir Dinda.

''Mas''

'' Hmmpp''

''Kok liatin terus ?'' Tanya Dinda penasaran

''Cantik '' Jawab Irfan tak sadar dengan apa yang di ucapkan, wajah Dinda jangan di tanyakan lagi sudah merah seperti tomat dan semakin salah tingkah.

Saat Irfan menyadari dengan ucapan nya barusan dia pun ikut-ikutan jadi salah tingkah.

'' Dinda mandi dulu, Mas makan aja duluan'' Dinda buru-buru kabur ke kamar, malas lama-lama berhadapan dengan Irfan jadi semakin salah tingkah.

Saat sudah sampai di kamar mandi Dinda menetralisir kan jantung nya.

''Kenapa sih Mas Irfan aneh banget malam ini'' Ucap Dinda sendirian di kamar mandi

Saat keluar lagi dari kamar Dinda melihat Irfan belum juga makan, masih asik duduk sambil main hp nya.

''Mas, kok belum makan ?''

''Nungguin kamu, tangan Mas sakit gak bisa makan sendiri kan''

''Perasaan tadi dah bisa makan sendiri lah, kok malam ini tiba-tiba sakit lagi '' Batin Dinda..

Tanpa banyak bertanya Dinda meletakkan nasi lan lauk ke dalam piring Irfan dan siap akan menyuapi nya setelah itu baru dia makan begitu pikir Dinda,

''Buka mulut Mas '' Ucap Dinda, Irfan hanya menurut saja

''Kamu tidak makan ''

''Nanti, siap Mas makan ''

''Makan aja sekalian ''

'' Hah.... Nanti aja Mas ''

''Kenapa ? Apa kamu tidak mau makan dengan sendok yang sama dengan ku ?''

''Bukan gitu Mas...... ''

''Teruss.. ''

''Iya deh iya, lama-lama Mas mulai bawel ya'' Ucap Dinda seraya menyuapkan makanan dalam mulut nya.

Irfan hanya tersenyum mendengar penuturan Dinda.

Setelah selesai makan malam yang penuh dramatis yang sesekali curi-curi pandang dan berakhir dengan salah tingkah dan wajah merah merona, akhir nya mereke berada satu di kamar dan yang satu nya di balkon.

Di balkon Irfan terlihat sedang menelfon Kelvin

Tuutt.. Tuutt.. Tutt... Bunyi nada hp Kelvin, baru di angkat saat getaran ke tiga,,

''Hallo Tuan Muda ''

''Hallo Vin, ada yang harus saya bicarakan sama kamu''

''Baik Tuan saya akan segera ke sana ''

'' Tidak perlu, lewat telfon saja ''

''Baiklah, soal apa Tuan ''

''Vin, ini penting sekali saya harus memastikan pada mu apakah dugaan ku benar atau tidak ''

Kelvin sudah merasa was-was kira-kira tentang apa yang ingin di bahas Tuan nya, sampai malam-malam menelfon tapi tak menyuruh nya ke sana, malah ingin membicarakan lewat telfon saja.

'' Vin kayak nya aku jatuh cinta sama Dinda, beberapa hari ini prasaan ku lain saat melihat nya, jantung ku seperti berdebar, apa benar kalau aku sedang jatuh cinta, gimana menurut mu ??''

''Alhamdulillah, akhirnya Tuan mau mengakui jika dirinya jatuh cinta pada nona Dinda, '' Batin Kelvin di sebrang sana

'' Vin... apa kamu mendengar ku'' Bentak Irfan karena Kelvin tak kunjung menjawab

''Iya,... Iya Tuan Muda, sepertinya Tuan sudah jatuh cinta pada Nona, tinggal tunggu waktu yang tepat saja untuk Tuan mengungkapkan prasaan Tuan pada Nona.''

''Kamu benar Vin, kadang-kadang kau seperti orang yang sudah sering jatuh cinta saja''

Kelvin hanya tersenyum mendengar perkataan Tuan Muda nya.

''Ya sudah, trimakasi Vin, selamat malam'' Irfan mematikan ponsel nya tanpa mendengar jawaban selamat malam dari Kelvin .

Sedangkan Kelvin di rumah nya merasa sangat bersyukur sekali mendengar Tuan nya sudah jatuh cinta pada Dinda, karna selama ini Kelvin sanagt berharap Irfan bisa kembali seperti dulu yang selalu ceria tidak kaku seperti ini.

tbc.....