Demi menghindari kekasihnya yang overprotective, kasar, dan pemarah, Cathleen terpaksa menjebak seorang pria di sebuah club malam. Dia bermaksud untuk mendesak dan meminta pertanggung jawaban orang itu untuk menikahinya setelah kejadian tersebut.
Pria yang dijebak oleh Cathleen adalah Gerald Gabriel Giorgio. Seorang pria berhati dingin yang masih mencintai sang kekasih yang sudah lama menghilang akibat sebuah insiden.
Namun, tak disangka, rencana Cathleen tidak sesuai dengan harapannya.
.....
“Berapa harga yang harus ku bayar untuk tubuhmu?”
“Aku bukan wanita malam yang bisa dibayar menggunakan uang!”
“Lalu, apa yang kau inginkan?”
“Kau harus menikahiku!”
“Tidak!”
Gerald menolak permintaan Cathleen dengan tegas. Mampukah Cathleen memperjuangkan agar rencana awalnya bisa tercapai? Ataukah dia harus melanjutkan hidup dengan sang kekasih yang overprotective, kasar, dan pemarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Mata Cathleen terus tertuju pada pintu kedatangan, sesekali ia melihat ke layar ponsel untuk mengecek jam. Waktu pernikahannya yang sudah terdaftar hanya kurang sepuluh menit lagi, tapi batang hidung calon mempelai pria belum juga terlihat.
Cathleen berusaha menghubungi Geraldine untuk mengingatkan. Jika hari ini rencananya menikah dengan Gerald batal, maka habislah sudah masa depannya yang akan berakhir bersama Edbert.
Keresahan Cathleen bisa ditangkap jelas oleh Tuan dan Nyonya Pattinson. Orang tuanya menepuk pundak untuk memberikan semangat.
“Tenang, Edbert pasti datang, dia sudah memberikan kabar padaku kalau telah mendarat di Helsinki,” ucap Papa Danzel.
Dan berhasil membuat mata Cathleen membulat serta tangan mengepal meremas dress. Kebebasan hidupnya tergantung hari ini. Dia segera mengulas senyum supaya tak mencurigakan. “Iya.”
Cathleen menghela napas pelan, dada terasa berdebar karena bisa gawat urusan jika rencana gagal total.
Karena waktu tersisa lima menit lagi, Cathleen yang menunggu di gedung khusus tempat orang melangsungkan pernikahan secara sederhana pun dihampiri oleh salah satu petugas. Ia diantarkan memasuki ruangan yang tidak terlalu luas, tapi di situlah akan berlangsung janji pernikahan.
“Maaf, calon mempelai pria belum datang, bisakah menunggu sebentar?” tanya Cathleen.
“Bisa, Nona. Kabarkan saja pada calon suami Anda supaya langsung masuk ke dalam ruang bagian pernikahan.”
Cathleen mengangguk paham, dan dia segera mengeluarkan ponsel untuk mengirimkan pesan pada Geraldine. Sampai detik ini ia tidak memiliki nomor Gerald. Lebih tepatnya belum meminta pada keluarga Giorgio karena Gerald tidak mengizinkan.
Cathleen memainkan ujung kuku dengan saling ditarungkan. Saat ini gugup sudah menguasai dirinya.
Tapi, getaran pada ponsel segera membawa perhatian Cathleen berpindah pada benda canggih tersebut. Ia membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh Geraldine. Dan seketika itu napas lega keluar dari bibir manisnya karena mendapatkan kabar bahwa keluarga Giorgio sudah sampai di Badan Kependudukan.
“Ku kira dia akan kabur supaya tak menikahiku, ternyata masih mau datang ke sini,” gumam Cathleen sangat lirih dan hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri yang duduk di depan, terpisah oleh tiga anggota keluarganya.
Tak lama kemudian, pintu ruangan itu pun diketuk dari luar dan mulai terbuka. Satu persatu keluarga Giorgio masuk.
Tuan dan Nyonya Pattinson saling berpandangan karena yang datang bukanlah Edbert, melainkan salah satu keluarga yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan penguasa bisnis di Eropa.
Orang tua Gerald beserta Geraldine langsung mengambil posisi duduk di tempat untuk saksi mempelai pria. Mereka hanya menyapa dengan senyum sekilas saja karena keluarga Pattinson seperti tak menyambutnya hangat. Tuan dan Nyonya Giorgio juga tak akan basa-basi ramah pada orang yang menatap mereka seperti aneh beserta bingung.
“Padahal kita sudah berniat baik untuk bertanggung jawab menikahkan putra kita, tapi mereka menatap kita seperti itu,” bisik Mommy Gabby setelah duduk di samping sang suami.
“Sudahlah, biarkan saja. Yang terpenting kita sudah berniat baik,” balas Daddy George seraya mengusap punggung Nyonya Giorgio.
Sedangkan Cathleen dan Gerald, kedua mempelai itu dipersilahkan berdiri di hadapan petugas yang akan membantu jalannya pernikahan tersebut.
“Apakah Tuan Gerald Gabriel Giorgio dan Nona Evanthe Cathleen Pattinson sudah siap untuk menikah?” tanya petugas itu.
“Sudah.” Cathleen menjawab dengan yakin dan diiringi ulasan senyum.
Sedangkan Gerald hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara.
“Tunggu,” Papa Danzel memotong petugas yang hendak melanjutkan prosesi selanjutnya.
...*****...
...Bagus Danzel, ayo gagalkan pernikahan mereka biar stok coganku ga berkurang *tersenyum jahat*...