Auristella Queensha Syahreza
Stella. Primadona sekolah,siapa yang tidak terpesona dengannya? Gadis cantik dan tajir semua orang mengaguminya.
Kenan Alvaro Melviano
Kenan. Mostwanted yang dikagumi para gadis. Tetapi memiliki sifat dingin yang tak tersentuh.
Sebuah keberuntungan bagi stella dapat berpacaran dengan kenan. Lelaki yang menurutnya romantis walaupun terkadang menjadi posesif Namun semua kandas ketika dia tahu bahwa kenan hanya menjadikannya bahan taruhan.
Seperti tidak ada rasa bersalah. Kenan tetaplah kanan,selalu mengekang stella walaupun tidak ada hubungan apa-apa.
🌸
"Gue ngak ijinin lo makan ini."
"Dan gue ngak perlu ijin lo." Sinis Stella.
"Gue ngak suka penolakan."
"Gue ngak perduli."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Triple ice
"Jauhi stella!"
Gavin tersenyum sinis. ia menatap orang dihadapanya datar.
"Gak ada urusanya sama lo"
"Gue lebih dulu mendekati Stella dari pada lo"Gavin menyeringai.
"Lo memang lebih dulu, tapi lo juga yang lebih dulu ditinggalin"pria itu mengepalkan tanganya menahan amarah.
"Gue mau lo jauhi Stella, gak ada satupun orang yang boleh deketin dia selain gue!"Gavin terkekeh.
"Emang lo siapanya?"Gavin semakin terkekeh melihat pria dihadapanya tidak bisa berkata-kata." gak bisa jawab kan? jadi lo gak ada hak ngelarang gue"
"Gue udah dari dulu suka sama Stella, gue cuman mau dia dan dia."ucapnya dengan menekan semua katanya.
"Terserah lo Nicholas, kita liat aja siapa yang akan dipilih Stella nanti. lo? Kenan? atau gue?"Nicholas menatap Gavin tajam."tapi gue si yakin Stella gak bakal milih lo, karena lo udah pernah ditolak mentah-mentah bukan?"Nicholas hendak melayangkan pukulan tetapi Gavin lebih dulu menangkisnya.
"Kenapa marah? apa yang gue bilang benar kan? Gue nlgak akan pernah nyerah, gue akan terus perjuangin Stella sampai dia sendiri yang nyuruh gue buat berhenti."
Gavin menghidupkan motornya dan meninggalkan Nicholas yang menatapnya dengan amarah.
"Wow seneng banget ya jadi Stella, 3 bersahabat loh yang deketin dia"Felix berdecak kagum.
"Bener, menurut gue Stella tu memikat banget ya, gue aja sempat naksir, tapi gue bukan temen makan temen"ucap Kendrick yang mendapat jitakan dari Felix.
Mereka berdua berniat kerumah Nicholas tapi melihat mobil Nicholas yang keluar dari perkarangan rumahnya, karena gabut jadi mereka mengikutinnya.
"Jadi lo pernah naksir sama Stella"kendrick mengangguk.
"Ya gitu deh, tapi dulu sekarang mah ngak"
"Awas aja lo kalau suka sama dia, habis lo sama para triple ice"ucap Felix
Sedangkan disisi lain Nicholas hendak memasuki mobil tapi dihadang oleh tangan kekar seseorang.
"Lo juga harus jauhin Stella kalau ngak mau kejadian yang dulu terulang lagi"Nicholas menatap pria didepanya dingin.
"Gue ngak peduli itu, yang jelas gue cuman mau dia"pria didepanya menggeleng.
"Gue yakin lo ngak pernah cinta sama Stella, lo cuman suka, ingat suka sama cinta beda Nic"Nicholas mengepalkan tanganya.
"Tau apa lo?"
"Kalau lo cinta sama dia, gak mungkin lo nyakitin hati dia dengan ngajak gue taruhan, taruhan deketin stella"Nicholas terdiam."Lo mau balas dendam karena dia nolak lo kan?"Nicholas diam ia tidak bisa berkata-kata.
"Tapi gue cuman mau ngucapin makasih, gue gak nyesel sama sekali, gara-gara lo gue tau arti cinta sebenernya"
"Maksud lo, lo masi suka sama Stella?"
"Bisa dibilang begitu"Nicholas meremat kerah baju Kenan.
"Jangan main-main lo! adek gue mau lo kemanain?"Kenan melepas paksa tangan Nicholas dari krah bajunya.
"Sadar Nic adek lo Alexa bukan Marsya, jangan sampai suatu hari lo menyesal karena menyia-nyiakan adek kandung lo sendiri"
"Lo gak tau apa-apa Kenan"
"Lo yang gak tau apa-apa Nic, gue harap suatu hari lo gak akan menyesal"ucap Kenan dan pergi menuju mobilnya, tapi sebelum itu ia berbalik."Penyesalan akan datang dari balakang Nic"
Nicholas terdiam memandangi Kenan yang sudah melaju dengan mobilnya.
"Sok suci!"gumama Nicholas dan setelah itu memilih memasuki mobilnya.
...💞💞💞...
Axel memberhentikan motornya didepan rumah stella. Alexa turun dari motor Axel dan menyerahkan helm.
Seharian ini axel mengajak alexa jalan-jalan untuk melupakan kesedihan alexa. Axel berusaha untuk membuat alexa tersenyum.
"Makasih." Untuk pertama kalinya Alexa tersenyum tulus kepada axel.
"Apa pun akan gue lakuin asal itu membuat lo bahagia."
Alexa tertegun, jujur Alexa masih mencintai axel. Tapi dia tidak mau tersakiti kembali, seperti dulu.
"Eh iya, besok lo ada waktu?"
Alexa menggeleng"gak, emang kenapa?"
"Kalo lo gak sibuk sih, gue pengen ngajak lo jalan. Kalo lo gak mau juga gak papa." Ucap Axel ragu, takut ditolak seperti sebelum-sebelumnya.
"Gue mau kok, lo chat aja buat besok ya. Yaudah kalau gitu gue masuk dulu ya, bye."
Axel terus memperhatikan Alexa sampai dia masuk kerumah. Axel tersenyum, inilah momen yang dia nantikan sejak dulu. Melihat Alexa bahagia saja, Axel ikut bahagia. Axel menyalakan motornya lalu pergi dari sana.
Alexa menutup pintu rumah. Alexa tersenyum-senyum sendiri, sampai membuat stella keheranan.
"Woi monyet ngapain lo senyum-senyum gitu, tambah kayak monyet tau ngak."
Alexa mengerucutkan bibirnya"sembarangan lo, cantik-cantik gini dibilang monyet."
Stella mengedikan bahunya, Stella berjalan menuju dapur, Alexa mengikutinya. Tangan Stella tergerak mengambil gelas dan sendok. Stella memasukkan tiga sendok susu bubuk.
Kebiasaan Stella setiap malam selain memakai scin care yaitu meminum susu.
Alexa hanya memperhatikan Stella dari meja makan.
"Lo kemana seharian ini Lex? Kata bunda lo pergi dari tadi pagi." Tanya Stella, tangannya sibuk menuangkan air panas kedaam gelas.
"Gue...." Alexa kembali mengingat kejadian dirumah sakit tadi. Matanya memanas, perlahan-lahan air mata Alexa turun dan berubah menjadi isakan.
Stella mengerinyit karena Alexa tidak menjawab ucapannya. Stella terkejut mendengar isakan Alexa.
"Lo kenapa Lex? Apa kata-kata gue ada yang menyinggung ya, sampai lo nangis?" Stella duduk disamping Alexa yang masih terisak.
"Bukan Stel...papa hiks."
Stella mencoba menenangkan Alexa dengan cara memeluknya.
"Kenapa? Lo tadi ketemu sama papa lo?"
"I-iya."
"Mereka j-jahat Stel,mereka udah gak perduli lagi sama gue hiks mereka gak mau nganggap gue anak Stell hiks."
"Trus gimama Lex?,gue gak bisa buat apa-apa"
"Gue bingung Stell, hidup gue berasa gak guna hiks"Stella menggeleng.
"Lo ngak boleh ngomong kayak gitu Lex, buktiin sama mereka kalau lo kuat, dan buktiin juga sama mereka kalau lo bisa tanpa adanya mereka dihidup lo"Alexa mengangguk.
"Lo benar Stell, gue harus bisa tanpa mereka, ini udah yang kedua kalinya mereka nyakitin hati gue, rasa sayang gue perlahan hilang saat mengiat perlakuan mereka stell"Stella mengusap bahu Alexa lembut,kalau dia jadi alexa mungkin Stella akan bersikap sama, membenci orang yang telah memperlakukannya dengan buruk.
"Gue ngerti kok Lex, yaudah lo lupain semuanya dan memulai hidup lo yang baru"Alexa mengangguk.
"Makasih untuk semuanya ya Stell"
"Yaelah kayak sama siapa aja lo"Alexa menatap Stella cemberut.
"Gue sebagai sahabat yang baik kan mau ngucapin makasih"
"Iya deh makasih lo gue terima dengan hati ikhlas"Stella meletakan tanganya diatas dadanya sambil menatap Alexa dengan tatapan yang membuat Alexa bergidik jijik.
"Jijik gue Stell"ucap Alexa dan berjalan terlebih dahulu menuju kamar meninggalkan Stella yang menatapnya dengan wajah ditekuk.
"Jahat lo lex"
"Stella kenapa wajahnya ditekuk gitu?"ucap bunda Stella.
"Anak kedua bunda itu ngejekin Stella bunda"rengeknya dan menghentak-hentakan kakinya menyusul Alexa dengan wajah yang masi ditekuk.
"Dasar anak manja"bunda Stella hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.