Update: 12:00 WIB
Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.
Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.
Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.
Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Infected Beast
Saat hujan salju reda, Chen Sisi membuat alasan mencari tanaman herbal di kaki bukit.
Kakek Chen tidak terlalu mempermasalahkannya. Pria tua itu hanya memintanya untuk kembali sebelum gelap.
Hari sudah siang saat Chen Sisi dan kucing putihnya turun bukit. Tentu saja Chen Sisi akan menerima beberapa herbal yang tumbuh di sekitarnya.
"Xiaobai, apakah kamu yakin ini jalannya?" Chen Sisi sedikit tidak yakin setelah turun bukit.
Mereka menemukan jika di sekitarnya penuh dengan pepohonan besar yang menjulang tinggi. Sepertinya bukan jalan yang selalu dilewati warga pedesaan untuk berburu.
Baiyue memimpin jalan, ia tidak takut dengan tempat gelap. Tapi bukan berarti Chen Sisi seberani dirinya.
Melihat tempat yang gelap, Chen Sisi khawatir bertemu bintang buas di sini. Namun sepertinya lebih mengerikan lagi saat melihat mayat hidup bukan?
"Tentu saja aku tidak salah jalan. Kita hanya perlu turun lagi setelah tiba di kaki bukit. Ada di sana, ayo pergi."
Baiyue sedikit berlari di antara salju tebal dengan ekornya yang bergoyang. Chen Sisi hanya bisa mengikutinya.
Keduanya semakin jauh dari kaki bukit. Jalannya sedikit asing dan banyak semak-semak yang tertutupi salju. Ada beberapa ranting dari beberapa jenis tanaman yang membeku.
Chen Sisi berjalan dengan hati-hati. Tapi kakinya sedikit kedinginan saat ini.
Lagi pula, produk yang dipakai pada zaman kuno tidak sebaik zaman modern. Kebanyakan sepatu terbuat dari kain khusus yang disulam.
Orang-orang desa tidak memiliki banyak uang. Mereka hanya akan memakai sepatu anyaman jerami yang kurang nyaman. Betapa miskinnya.
Saat ini, Chen Sisi memakai sepatu kain yang sering dipakai pemilik tubuh sehari-hari, agar menghindari kecurigaan.
Walaupun kurang nyaman, tak ada cara lain. Untungnya masih cukup untuk menahan dinginnya salju.
“Kita sudah sampai,” kata Baiyue. “Hati-hati dengan langkahmu. Di depan kita adalah lembah,” imbuhnya.
“Lembah?”
Chen Sisi berdiri di belakang kucing putih Persia sambil memperhatikan pemandangan di depannya.
Ternyata memang sebuah lembah yang cukup luas dan dalam. Karena musim dingin ekstrem, semuanya tertutupi salju.
“Lalu di mana mayat hidup yang kamu maksud?”
“Jika ingin tahu, kamu harus turun ke lembah.”
Chen Sisi menatapnya dengan curiga. “Turun ke sana? Apakah kamu yakin?”
“Ya, kamu akan tahu jika turun ke sana.”
Meskipun Chen Sisi tidak tahu apa saja yang ada di bawah sana, dia masih mencoba mencari jalan untuk turun ke dasar lembah.
Tapi lembah sedikit berkabut. Hawa dingin berembus seolah-olah mengundang rasa takut yang tak terlihat.
Chen Sisi bukan tidak percaya adanya hantu di dunia ini. Namun terkadang, sesuatu yang kasat mata lebih menakutkan dari pada gangguan hantu yang tak terlihat.
Meskipun Chen Sisi enggan untuk turun, Baiyue masih menemaninya.
Dengan adanya kucing Persia putih, ia merasa tidak terlalu takut.
Benar saja, kucing mampu menyerap aura negatif di sekitar. Di saat Chen Sisi menenangkan diri, Baiyue sudah menemukan jalan menuju lembah.
Jalannya tentu saja agak curam, bersalju serta ada beberapa bebatuan besar. Sepertinya jika musim dingin mereda, bebatuan itu akan lebih terlihat.
"Sepertinya turun lebih mudah ketimbang naik bukan?" Chen Sisi mulai mengingat beberapa adegan film.
"Hah?" Baiyue kurang mengerti.
"Ini seperti kamu ingin ikan. Kamu terjun ke kolam dan menangkap ikan dengan mulutmu tapi kamu tidak bisa berenang menuju tepi kolam. Betapa menyedihkannya," jelas Chen Sisi.
Apakah aku terlihat seperti kucing yang tergila-gila dengan ikan di kolam? Aku benci air, batin kucing itu sedikit kesal.
Lupakan saja. Baiyue tidak mau repot-repot dengan imajinasi seorang koki. Dia mendengus ringan dan mengajaknya untuk turun.
Chen Sisi mencari pijakan yang tepat agar tidak salah langkah. Belum lagi jalanan yang dipenuhi salju, sedikit membuatnya kesulitan.
Tiba-tiba saja, ia dan Baiyue mendengar suara geraman dari belakang.
Chen Sisi langsung terdiam di tempat. Baiyue tidak merasakan kehadiran binatang buas apapun di sekitarnya. Ia sama sekali tidak lengah. Namun setelah mendengar suara geraman tersebut, ia juga waspada.
Saat Chen Sisi menoleh ke belakang, hanya beberapa inci dari wajahnya lagi dihadapkan dengan wajah serigala bermata merah darah.
Serigala hitam besar itu menunjukkan deretan giginya yang tajam.
Karena terkejut, Chen Sisi langsung mundur dan kehilangan keseimbangan. Dia berteriak kaget. Tubuhnya langsung berguling ke dasar lembah.
"Tuan!" Baiyue terkejut dan ingin segera mengejar Chen Sisi. Tapi ia harus menyingkir serigala hitam itu lebih dulu.
Bulu-bulu Baiyue mengembang dan langsung menggeram pada serigala hitam yang telah menjadi mayat hidup itu.
"Huh! Ternyata kecerdasan binatang zombie sudah mencapai tingkat yang tidak diduga. Aku terlalu meremehkanmu!"
Baiyue bukan kucing biasa sehingga dia tidak takut saat melawan serigala hitam zombie. Dia langsung melompat dan membentangkan cakar tajamnya ke arah serigala itu.
Serigala hitam zombie sedikit terkejut dan menatap Baiyue dengan ragu. Lalu berniat untuk pergi lebih dulu.
Namun siapa sangka, Baiyue langsung melumpuhkannya di tempat sebelum serigala hitam zombie itu melolong memanggil kawanannya.
"Aku tidak bodoh untuk membiarkanmu pergi!"
Baiyue menginjak tubuh serigala hitam zombie yang sudah mati. Dia segera turun ke lembah untuk mencari Chen Sisi.
meskipun rada berat tapi ceritanya bagus bgt gk ngebosenin