NovelToon NovelToon
Cinta Dan Dendam.

Cinta Dan Dendam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:41.2k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obat sia_lan.

Ola semakin tak bisa berkata-kata menyaksikan Gilang melangkah mendekat ke arah mereka.

"Kenapa Gra bisa seperti ini, apa dia habis minum-minum?." Baru tiba dihadapan Ola yang tengah memapah tubuh Gracia, Gilang langsung mencecar gadis itu. Ola langsung menggelengkan kepalanya, karena faktanya ia dan Gracia tidak mengkonsumsi minuman beralkohol sedikit pun. Jujur, Ola sendiri bingung mengapa reaksi Gracia tiba-tiba seperti orang ma-buk begini usai meminum minuman bersoda yang disuguhkan oleh pelayan club tadi, minuman bersoda yang dipesan oleh Winda selaku pemilik acara. Ola yang saat itu hendak meneguk minumannya seketika mengurungkan niatnya, melihat sikap Gra mulai aneh usai meneguk minuman bersoda miliknya. Ola semakin merasa ada yang aneh dan juga mencurigakan ketika Winda menawarkan diri untuk mengantarkan Gracia pulang, dalihnya malam ini ia datang menggunakan mobil milik temannya sehingga Gracia akan lebih aman jika ikut bersamanya ketimbang naik motor bersama Ola. Ola yang sudah hampir kehabisan akal usai melewati perdebatan dengan Winda dan juga teman-temannya, langsung membawa Gracia keluar dari club, kemudian mengambil ponsel milik Gracia dari dalam tas. Ola tidak punya pilihan lain selain menghubungi nomor kontak Rafa untuk meminta bantuan, mengingat kondisi Gracia saat ini sulit untuk diantarkan menggunakan motor. Saat mengaktifkan ponsel Gracia, Ola melihat ada banyak panggilan tak terjawab dari nomor kontak yang dinamai My love, tanpa berpikir lama-lama Ola langsung menghubungi balik nomor kontak yang diduga adalah nomor kontak Rafa tersebut. Ya, mengingat Rafa dan Gracia menjalin hubungan asmara tentunya My Love adalah sebutan Gracia untuk Rafa, begitu pikir Ola. Saat panggilan tersambung, sebenarnya Ola merasa suara dari seberang sana berbeda, seperti bukan suara milik Rafa, tetapi karena sudah panik dan cemas pada kondisi Gracia, Ola lantas mengabaikan semua itu.

"Maaf tuan, saya tidak bisa membiarkan anda membawa Gracia." Ola yang tidak tahu menahu tentang hubungan Gilang dan Gracia berusaha menghalangi Gilang membawa Gracia. Ola semakin cemas ketika Gilang menggendong tubuh Gracia.

"Tidak perlu mencemaskannya, Gracia akan aman bersama saya!." Setelah mengatakan kalimat tersebut Gilang mulai mengayunkan langkah menuju mobilnya dengan menggendong tubuh Gracia yang terlihat gelisah. Gadis itu seperti ingin melepaskan pakai-annya.

"Tapi tuan_." Ola masih berusaha menghalangi dengan menyusul langkah Gilang menuju mobilnya.

"Kamu boleh menanyakannya nanti pada Gracia, mengapa saya mengatakan dia akan aman bersama saya!." Gilang kemudian melangkah mengitari mobil usai mendudukkan tubuh Gracia di samping bangku kemudi.

Ola tak kuasa lagi menghalangi Gilang membawa Gracia. gadis itu hanya bisa menatap mobil Gilang terus melaju menjauh dari pandangannya.

"Panas....." keluh Gra sambil berusaha melepas kancing kemejanya. Gilang mengulurkan tangan kirinya untuk mencegah Gracia membu-ka kancing kemejanya, mengingat saat ini mereka masih berada di mobil. Gilang pun tidak bodoh untuk menyimpulkan apa yang saat ini terjadi pada istrinya itu. Gilang melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata agar segera sampai ke apartemen. Ia tahu betul jika saat ini istrinya itu sedang tersiksa menahan sesuatu dalam diri.

Setibanya di apartemen, Gilang kembali menggendong tubuh Gracia menuju unit apartmentnya. Gilang membawa Gracia ke kamar mandi, mengguyur tubuh Gracia dengan kucuran air shower, berharap panas dan gelisah yang dirasakan oleh Gracia sedikit berkurang. Tetapi, bukannya berkurang, Gracia justru mengge-rayangi tubuh Gilang.

"Aku menginginkanmu, mas." Gracia memberikan gi-gitan kecil pada bahu Gilang yang kini berdiri tepat dihadapannya, keduanya sudah dalam kondisi basah kuyup.

"Breng-sek....siapa yang sudah berani membuat kamu jadi seperti ini?." Gilang mengumpat seseorang yang entah siapa itu, yang telah berani mencampurkan sesuatu ke dalam minuman Gracia. Melihat Gracia sudah semakin tersiksa menahan has-ratnya, Gilang lantas membiarkan istrinya itu melakukan apapun yang diinginkannya.

"Lakukan apapun yang kau inginkan, tapi jangan di sini!." Gumam Gilang dengan nada lembut kemudian menggendong tubuh Gracia meninggalkan kamar mandi. Kini Gracia tak lagi mengenakan apapun, sebab wanita itu sudah melu-cuti semua yang melekat pada tubuhnya. Dan hal yang sama dilakukan Gracia pada suaminya.

Jika biasanya Gilang selalu mendominasi, malam ini justru kebalikannya, Gracia yang lebih mendominasi permainan di antara mereka. Tentu saja semua itu karena pengaruh obat lak-nat yang dicampurkan oleh seseorang ke dalam minumannya.

Gracia baru terlelap pada pukul dua dini hari setelah puas menuntaskan has-ratnya, dengan menjadikan tubuh suaminya sebagai pelampiasan.

Gilang jadi berpikir, kalau dirinya tak datang tepat waktu, tidak menutup kemungkinan seseorang yang berniat buruk pada istrinya berhasil melakukan aksinya. Membayangkannya saja sudah membuat dar-ah Gilang mendidih, apalagi kalau sampai benar-benar terjadi. Tidak menutup kemungkinan pula untuk pertama kalinya Gilang melenyapkan nyawa seseorang, saking marahnya.

Keesokan paginya.

Gracia terjaga dari tidurnya. Membuka mata perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata.

"Sudah bangun?." suara bariton milik Gilang yang kini tengah duduk di sofa mampu membuat Gracia merubah posisinya. Kini wanita itu sudah duduk bersandar pada headboard ranjang sambil merapikan posisi selimut yang menutupi tubuh po-losnya.

"Apa hari ini akan menjadi hari terakhirku di dunia ini?." batin Gracia ketika menyadari tatapan tajam Gilang.

Gilang mengenakan celana panjang jeans, Sementara tubuh bagian atasnya di biarkan terbuka. Pria itu duduk di sofa dengan posisi menyilangkan kedua kakinya, sedangkan kedua tangannya dilipat ke depan da-da. Tatapan tajam Gilang yang masih saja tertuju padanya, mampu membuat tubuh Gracia merinding ketakutan dibuatnya.

"Sepertinya aku sudah terlalu baik padamu, sampai-sampai kamu sudah berani berkeliaran di tempat seperti itu, Gracia Kanaya." perkataan Gilang terdengar pelan namun mampu menembus hingga ke jantung Gracia.

"Maaf." Ucap Gracia dengan suara pelan dan juga pandangan tertunduk.

"Karena kamu sudah berani pergi ke tempat sia-lan itu tanpa seizinku, maka kamu harus di hukum, Gracia. Mulai hari ini hingga bulan depan, kamu tidak boleh melangkahkan kaki keluar dari apartemen ini!."

"APA?." dalam hati Gracia meringis. Kalau Gilang mengurungnya di apartemen, lalu bagaimana dengan pekerjaannya? Gra yang mencemaskan nasib pekerjaannya tanpa berpikir panjang langsung beranjak turun dari tempat tidur, hendak mencegah Gilang yang ingin beranjak meninggalkan kamar.

"Maafkan aku, mas." Gracia yang hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuh po-losnya tersebut memeluk tubuh Gilang dari belakang. "Aku mengaku salah, dan aku juga berjanji tidak akan pergi-pergi lagi tanpa izin dari kamu, mas." Gracia berusaha merayu agar Gilang berubah pikiran dan membatalkan hukumannya. Atau kalau bisa Gra ingin pria itu mengganti hukuman untuknya, hukuman apa saja tidak masalah, asalkan bukan dikurung di apartemen agar ia masih bisa tetap bekerja.

"Kamu masih berusaha menggodaku? Apa semalam belum puas memper-kosaku?." Bukannya merespon permintaan maaf Gracia, Gilang justru membahas tentang kejadian semalam.

Wajah Gracia langsung merah merona saking malunya, Apalagi siluet tentang kejadian semalam terekam jelas di pikirannya.

"Argh......" Gracia hanya bisa berteriak dalam hati.

1
Karsa Sanjaya
kapan nih updet lagi
Septi Utami: hal kak, salam kenal
aku Septi Utami dan mau rekomendasiin ceritaku nih
judulnya Rasa Diujung Senja
semoga berkenan mampir dan betah bacanya...
salam santun dan terimakasih 🙏🏼💫
total 1 replies
Delvyana Mirza
Srlamat ya Gilang dan Gra selamat akan menjadi orang tua,
Darmawansah
typo lagi dah
aleena
ada banyak tipo ya
Rafa bukan gilang
Felycia R. Fernandez
karena kamu udah hamil makanya Gilang bucin jadinya...
Darmawansah
kirain ayahnya Gracia yang kritis.setelah baca judul babnya tadi
Felycia R. Fernandez
Oalah pak Su 🤣🤣🤣🤣
ntar baru sadar langsung heboh ini...
🥰🥰🥰🥰🥰
Felycia R. Fernandez
Rafa kk Thor...
jangan Gilang...ntar poligami jadinya 😭
Felycia R. Fernandez
11 12 sifatnya 😆
Felycia R. Fernandez
Rafa sama ma Gilang...
benci berakhir cinta...
Lusi Hariyani
bukalah hatimu buat vanesa rafa jgn sampe km nyesel lho....
Karsa Sanjaya
tinggal ungkapin perasaanya
Ayila Ella
cieeee
Lia siti marlia
cie cie yang udah mulai manggil sayang...wah jadi calon orang tua nih kalian 🥰🥰🥰🥰
Lia siti marlia
jengukin mertua sekalian bulan madu yah lang 😁😁😁
nonoyy
defenisi bucin...
secret
next thorr, semangatt
Syarifah
semoga tanda"kehamilan ya gra,,, trimakasih ya up,nya thor
Lusi Hariyani
gilang mlai bucin nich
P_Org
sebelah up juga dong tor🌝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!