NovelToon NovelToon
Pernikahan Dadakan

Pernikahan Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:81
Nilai: 5
Nama Author: penaadelia

Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

"Iyah Nayla menerima lamaran tuan Aslan Bu".jawab Nayla.

"Kakak mau nikah. Kok nggak bilang sama aku sih."protes Luna.

"Nay ibu ingin bicara berdua sama kamu".ujar ibu Mira menjauh dari depan ruangan ICU.

"Lun kakak ngomong dulu sama ibu. Tuan Aslan saya permisi dulu".pamit Nayla yang dibalas anggukan kepala dari Aslan.

Setelah itu Nayla berjalan menyusul ibunya.

"Nay mengapa kamu menerima lamaran tuan Aslan tanpa memberi tahu pada ibu atau ayah".tanya ibu Mira.

"Maafin Nayla Bu. Tapi kita butuh banyak biaya untuk pengobatan ayah dan perusahaan saat ini sedang kesulitan. Mungkin hanya ini yang bisa Nayla lakukan".ujar Nayla menatap ibu Mira dengan mata berkaca-kaca.

"Tapi Nay, kalau ayah kamu tidak setuju bagaimana?".tanya ibu Mira lagi.

"Ibu tenang saja. Biar Nayla yang bicara sama ayah nantinya. Sekarang yang terpenting ayah bisa sehat dulu".ujar Nayla meyakinkan ibu Mira.

"Yaa sudah kalau itu memang sudah keputusan kamu".kata ibu Mira sambil memeluk Nayla. Kemudian mereka mulai berjalan kembali kearah ruangan ICU.

Setibanya di depan ruangan ia melihat Luna menangis terisak.

"Luna ada apa mengapa kamu menangis seperti itu?".tanya Ibu Mira.

"Keadaan ayah semakin kritis".kata Luna sambil terisak memeluk sang ibu.

Mendengar itu Luna dan ibu Mira tak mampu membendung air matanya. Mereka menangis terisak sambil merapalkan doa dalam hati.

Kemudian Nayla baru tersadar jika Aslan tak ada di tempat itu. Baru akan bertanya pada Luna. Pintu ruangan ICU sudah terbuka dan mereka melihat ayah Fandi yang terbaring lemah dengan beberapa suster mendorongnya.

"Dokter ayah saya mau dibawah kemana?".tanya Nayla.

"Pasien akan kami bawa ke ruangan operasi. Tidak ada waktu lagi malam ini pasien harus segera dioperasi".kata Dokter.

"Tapi untuk ginjalnya kita dapat dari mana dok".tanya Nayla.

"Anda tenang saja calon suami anda sudah mengurusnya bahkan biayanya sudah ditanggung".kata dokter lalu melangkah mengikuti brankar yang membawa ayah Fandi.

Tak lama datanglah Aslan sambil membawa bukti pembayaran rumah sakit.

"Tuan muda terima kasih banyak sudah menolong suami saya".kata ibu Mira.

"Sama-sama anda tidak perlu berterima kasih karena sebentar lagi kita akan menjadi keluarga".kata Aslan.

Malam pun tiba. Saat ini Nayla dan keluarga serta Aslan sudah berada di depan ruang operasi. Operasi baru saja dimulai setengah jam yang lalu. Tadi setelah mengurus biaya rumah sakit Aslan sempat pulang ke apartemen. Dan kembali kerumah sakit setelah waktu Maghrib.

Saat ini Nayla tidak berhenti berdoa dalam hatinya untuk sang ayah.

"Kak Nay. Kenapa kakak nggak cerita sama Luna kalau kakak mau nikah?".tanya Luna.

Luna sebenarnya sudah penasaran sejak tadi siang setelah mendengar pernyataan Aslan. Namun dia belum kepikiran untuk bertanya karena pikirannya masih tertuju pada kondisi ayah Fandi.

Nayla bingung ingin menjawab apa karena tidak mungkin ia memberi tahu yang sebenarnya pada Luna.

"Kakak belum sempat Lun rencananya kakak mau kasih tau kamu nanti setelah kakak siap tapi kondisi ayah seperti sekarang jadi yah mau gimana lagi".jawab Nayla.

Luna hanya menganggukkan kepalanya. Meski ia masih memiliki keraguan dalam hatinya.

Setelah menunggu kurang lebih 3 jam akhirnya lampu ruang operasi mati dan tak lama dokter pun keluar. Dokter tersebut tersenyum menatap keluarga Nayla.

"Alhamdulillah operasinya berjalan lancar".ujar dokter.

"Alhamdulillah".ujar Nayla dan ibu Mira bersamaan.

"Pasien akan kami pindahkan keruang rawat. Tapi mungkin pasien baru akan sadar besok pagi akibat obat bius".kata dokter

"Dokter tolong berikan kamar terbaik di rumah sakit ini untuk pak Fandi".ujar Aslan

"Tapi..."kata Nayla ingin protes namun dipotong oleh Aslan.

"Masalah biaya biar saya yang tanggung".kata Aslan lagi.

Dokter yang mendengar itu mengangguk dan pamit untuk mengurus kepindahan ruangan ayah Fandi.

"Terima kasih banyak atas semua bantuan anda tuan muda"kata ibu Mira.

"Sama-sama Bu. Ibu tidak usah memanggil saya dengan sebutan seperti itu. Cukup panggil saya Aslan". Kata Aslan

"Baiklah nak Aslan".kata Ibu Mira.

Nayla yang melihat interaksi ibu tirinya dan Aslan hanya tersenyum miris. Meski Nayla setuju untuk menikah dengan Aslan tapi ia merasa belum sepenuhnya ikhlas apalagi orang yang membeli dokumen penting perusahaan adalah Aslan. Ia merasa Aslan masih tidak ikhlas membantu keluarganya. Tapi di satu sisi ia juga bersyukur dengan ini ia bisa mengetahui penyakit sang ayah.

Setelah itu ayah Fandi dipindahkan keruangan rawat. Diikuti oleh keluarga dan Aslan.

"Nay apa tidak sebaiknya kamu pulang saja bersama Luna. Besok pagi kan kalian masih harus kuliah dan sekolah. Biar ibu yang jaga ayah disini".kata ibu Mira.

"Benar kata ibu kalian. Lebih baik kalian pulang saja. Saya akan mengantar kalian".kata Aslan yang juga disetujui oleh ibu Mira.

"Nggak bisa Bu. Nayla mau disini aja temenin ayah".kata Nayla yang tak ingin pulang.

"Nay, kamu pasti capekkan? Besok setelah pulang dari kampus kamu masih bisa kesini". Kata ibu Mira yang dibalas anggukan oleh Nayla.

Kemudian Nayla dan Aslan serta Luna berjalan meninggalkan ruangan rawat Ayah Fandi. Selama perjalanan tak ada yang membuka percakapan. Sekitar 30 menit mengendarai mobil. Mereka akhirnya sampai di rumah Nayla. Nayla dan Luna segera turun dari mobil. Namun pergerakan Luna dihentikan oleh Aslan.

"Mungkin beberapa hari ini saya tidak bisa bertemu kamu dulu. Saya harus kembali ke Jakarta. Saya harap kamu tidak melupakan janji kamu siang tadi dirumah sakit".kata Aslan dengan datar".

"Anda tenang saja saya tidak akan melupakan janji itu".kata Nayla

"Mungkin seminggu setelah ayahmu keluar dari rumah sakit kita akan menikah".kata Aslan

"Apa itu tidak terburu-buru?". Tanya Nayla dengan kaget.

"Tidak, saya pikir lebih cepat lebih baik".tegas Aslan.

"Yasudah saya hanya mengikuti keputusan anda". Ujar Nayla meski dalam hatinya saat ini ada keraguan.

"Good girl". Kata Aslan sambil mengusap rambut Nayla dan tersenyum tipis.

Nayla yang melihat Aslan tersenyum entah mengapa membuat hatinya berdebar-debar.

"Apaan sih kamu Nay. Kamu nggak boleh jatuh cinta sama dia".batin Nayla.

"Apa kamu mau ikut saya pulang?".tanya Aslan yang melihat Nayla hanya diam saja.

Nayla yang mendengar itu langsung membuka pintu mobil dan turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Begitu turun dari mobil ia melihat Luna masih berdiri disamping mobil. Ia segera menarik tangan Luna untuk masuk.

Aslan yang melihat Luna seperti itu menggelengkan kepalanya. Ia tahu pasti Luna sedang salah tingkah saat ini.

"Cepat atau lambat kamu akan jatuh cinta sama saya Nayla".kata Aslan dengan senyum  tercetak diwajahnya dan menambah kadar ketampanannya.

Setelah itu, Ia mulai meninggalkan rumah Nayla untuk menuju ke apartemennya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!