Info!!!! Ini lanjutan dari Novel Istri Nakal Dokter Aziz.
🍁Fadila & Farhan🍁👫
Fadila Annisa Zakri, di hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun, dia mendapatkan kado istimewa. Fadila tiba-tiba di lamar oleh pria yang bernama Farhan Aqmora Ahman. Farhan adalah Dosen sekaligus asisten di Laboratorium tempat di mana Fadila kuliah.
Farhan sudah cukup umur, tapi umurnya tidak menjamin kedewasaannya. Pria itu menjadi tegas setelah mendapatkan nasehat dari orang terdekatnya.
Apakah Farhan bisa terus tegas? Atau dia akan kembali menjadi pria yang dibimbing oleh istrinya.
Mari simak kisah romantis mereka 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kayak ABG
Setelah makan malam, Fadila mengangkat piring kotor dibantu oleh Nikollas. Melihat Nikollas membantu Fadila, Farhan tidak mau kalah, pria itu mengangkat piringnya sendiri dan meletakkannya di wastafel. Dan berpura-pura berdiri di samping istrinya yang sedang mencuci piring.
"Lebih baik aku pergi dari dapur" batin Nikollas lalu bergegas ke ruang tengah membiarkan Fadila dan suaminya di dapur.
"Om ngapain di situ?" tanya Fadila tanpa menatap suaminya.
"Mau bantu kamu cuci piring" jawab Farhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Fadila terkekeh. "Mau bantu tapi hanya berdiri" sindir Fadila tersenyum.
Farhan menarik senyum manisnya lalu mengambil piring dan membilasnya. Sekali kali pria itu melirik istrinya yang terus mengukir senyum. "By, setelah ini kita ke kamar ya. Ada yang mau aku runding kan denganmu" kata Farhan.
"Iya" balas Fadila dengan sopan.
Setelah mencuci piring, Fadila dan Farhan ke kamar. Melewati Nikollas yang sedang nonton di ruang tengah. Nikollas hanya tersenyum dan enggan untuk menegur tuan rumah. Pria itu cukup tahu diri dengan posisinya yang hanya numpang di rumah tetangga.
Farhan mengunci pintu kamar agar Nikollas tidak menguping. Lalu menuntun istrinya ke sofa yang hanya satu namun bisa ditempati tiga orang. Farhan menarik napas dalam-dalam, menatap lekat manik mata istrinya.
"Fadila istriku yang manis dan cantik" panggilnya tersenyum lebar.
"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan soal nama panggilan kamu ke aku. Aku memanggilmu By dan kamu mau panggil aku apa? Tapi jangan Om" ucap Farhan cemberut saat menyebut kata terakhirnya.
Fadila tersenyum. "Ih.. gemes deh" ucapnya sambil mencolek pipi suaminya yang menurutnya sangat menggemaskan saat pria itu cemberut.
"Mau panggil aku apa?" tanya Farhan serius.
"Hmmm" Fadila berpikir keras. "Mau panggil Abi tapi aku rasa nggak cocok dengan sikap kita yang suka iseng ini" gumam Fadila.
"Bagaimana kalau aku panggil jangkrik saja" kata Fadila dengan mata berbinar.
Farhan cemberut. "Nggak suka" kata Farhan.
Fadila memelas menghela napas kasar. Ahaaa, bagaimana kalau Tiling(Tiang listrik)" kata Fadila bersemangat.
"Nggak mau!" ketus Farhan.
"Hahahaha" tawa Fadila pecah. Wanita itu menangkup wajah suaminya. "Uu gemes deh" ujarnya. Lalu kembali berpikir.
"Ya sudah. Aku ikut Om aja ya, panggil By. Bagaimana?" tanya Fadila untuk kesekian kalinya.
"Aku setuju" balas Farhan tersenyum lalu mengecup pipi istrinya. Kemudian beranjak dari sofa dan ke luar dari kamar.
"By, By, By, By, By..." Farhan terus mengulang ngulang panggilan By. Pria itu duduk di samping Nikollas yang sedang menyaksikan siaran televisi.
"Biasa aja kali, Om. Aku dan Fitri dulu lebih mesra. Mama dan Papa, itulah panggilan saat kami masih pacaran" kata Nikollas dengan bangga.
"Hahahaha. Tapi nggak sampai pelaminan kan. Kasihan deh lu!" ledek Farhan menjulurkan lidahnya.
"Idih! Udah tua sok-sokan kayak ABG" sindir Nikollas.
"Terserah aku!" ledek Farhan. Pria itu merampas remut televisi dari tangan Nikollas.
"Fadila... ada tugasmu apa nggak? Kalau ada ayo sini, nanti aku bantuin" panggil Nikollas. Pria itu hanya memancing kecemburuan Farhan.
Fadila berlari ke luar dari kamar sambil membawa ponsel, kertas double folio, tipe-x dan pulpen. "Ada, kak" balas Fadila setelah mendudukkan bokongnya.
"Fadila, punya suami dosen itu ternyata nggak bagus-bagus amat ya. Aku kira dengan kamu menikahi seorang dosen, tugas-tugas mu akan terasa ringan karena ada yang bantu mengerjakannya Tapi nyatanya nggak. Apa kamu sepemikiran denganku?" kata Nikollas menyindir pria di sampingnya.
"Iya, aku juga sepemikiran dengan Kakak. Tapi ada loh Kak wanita beruntung di dunia ini. Salah satunya Almarhum Mama Amrita. Apa Kakak tahu, Papa selalu membantu Mama mengerjakan tugas kampus, laporan, bahkan membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Papaku pria idaman kan, Kak. Mama pasti bahagia di surga" jelas Fadila.
Sementara Farhan, pria itu terdiam mendengar penjelasan istrinya. "Benar kata Nikollas. Aku seorang dosen tapi nggak membantu istriku. Dan Papa mertuaku seorang Dokter tapi dia membantu Mama mertuaku. Rumah mereka sangat besar tapi beliau masih sempat-sempatnya membantu Mama mertuaku mengerjakan tugas kampus dan pekerjaan rumah" batin Farhan.
"By, ayo ke kamar. Nanti aku bantu kerjakan tugasnya" ajak Farhan mengambil kertas double folio istrinya.
Fadila tersenyum mengacungkan jempol pada Nikollas. Wanita itu merasa senang karena sindiran Nikollas dan sindirannya mampu mengubah Farhan menjadi mulai romantis.
"Cepat" kata Nikollas mengusir Fadila untuk segera menyusul Farhan.
"Iya" balas Fadila dengan pelan. "By... tunggu aku" rengek Fadila.
Farhan tersenyum simpul saat Fadila memanggilnya dengan panggilan By. "Ternyata seperti ini rasanya jatuh cinta level over" batin Farhan.
Setelah Fadila dan Farhan masuk ke dalam kamar, Nikollas memilih ke kamarnya. Pria itu merebahkan tubuhnya di pembaringan yang lumayan empuk. Pikirannya tertuju pada satu nama, yaitu nama Papa kandungnya.
"Sudah dua puluh tahun dan aku belum melihat wajah Papa. Bahkan akun Facebook Papa pun nggak ada foto Papa" gumam Nikollas sambil memejamkan mata.
Sementara di kamar sebelah, Farhan dan Fadila sedang bercumbu mesra. Fadila mengesampingkan tugas kampus untuk melayani suaminya. Karena melayani suami adalah kewajibannya sebagai seorang istri. Sekalipun tidak bisa ke hal inti tapi mereka bisa melakukan yang dasar.
Hah.. hah.. hah.. Fadila mengatur napasnya pelan. Wanita itu tidak bisa menyeimbangi ciuman suaminya yang ganas. "Itu ciuman atau apa? Mencium kok kayak mau bunuh istri!" gerutu Fadila.
Farhan terkekeh. "Namanya juga belum mahir ya tentu kasar" jelas Farhan.
"Kapan mahirnya? Sudah berulang kali kita melakukannya tapi tetap saja sama. Bikin napas mau putus!" ketus Fadila.
"Nanti juga akan terbiasa. Lagian, kalau bukan praktek di kamu aku mau praktek di siapa. Di orang? Kamu mau aku cium wanita lain?" tanya Farhan.
"Udah lihat kaki meja melayang sendiri?" tanya Fadila tanpa membalas pertanyaan suaminya.
"Belum pernah" balas Farhan dengan santai.
"Kalau mau lihat kaki meja melayang sendiri, ples leher mau patah maka silahkan cium wanita lain" kata Fadila mengancam suaminya.
"Hahahaha. Ada yang ceburuh ni!" ledek Farhan.
"Nggak, aku nggak cemburu" kata Fadila menolak kalimat cemburu. Wanita itu memang sulit untuk cemburu. Entah dia tidak normal atau prinsipnya yang membuatnya seperti itu. Atau bisa jadi karena dia belum sepenuhnya mencintai suaminya.
"Ayo kita tidur. Tugasnya biar aku yang kerjakan di waktu subuh nanti" kata Farhan.
"Hiss!! Aku mau bermanjah tapi kasurnya dekat sekali" umpatnya mendengus kesal. Inginnya digendong tapi melihat jarak sofa dan tempat tidur yang hanya satu meter lebih, membuatnya merasa aneh bila bermanjah.
Farhan tersenyum, pria itu tahu apa diinginkan istrinya. Dengan santai, Farhan menggendong istrinya. "By, hati-hati, nanti pinggangnya retak" kata Fadila tersenyum.
Farhan terkekeh. Lalu membaringkan istrinya di tempat tidur. Menutupi sebagian tubuh istrinya dengan selimut dan tak lupa mengecup puncak kepala istrinya.
"I love you" ucap Farhan.
Fadila menyipitkan matanya. "Jangan lebay!!" kata Fadila.
"Oke! Aku nggak akan mengucap kalimat itu lagi" kata Farhan kesal. "Saran dari Irwan benar-benar tidak berguna!!" umpat Farhan.
Farhan oh Farhan,kau suami idaman.kalo suamiku......jangankan masak, rebus air aja bisa di hitung dengan jari lima 🤣
dan buatlah niko tuk tinggal bersama dengan pak asiana thorr 🙏✌
semoga Niko dan Ummu tidak seperti ke dua orang tua nya ...
semangaatt Niko ....💪💪💪
kalo Fadilah dari bayi ,ibu Amrita sudah tidak ada ...
berharap surlin segra tau kebenarannya tentang isi hatinya ibunya niko 🙏✌