Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 -Membangunkan Tuan Alaska
cip…. cip…
Suara burung terdengar jelas di sebalik jendela, suasana pagi yang dingin dan sejuk membuat seorang gadis cantik menggunakan baju tidur kelinci itu mengerutkan kening nya, ya Arum terlihat tertidur di sana memeluk guling dengan erat.
“Astaga nyaman banget, apa aku lagi tidur di surga,”gumam gadis itu dengan pelan.
“Eh kok tidur lagi, udah pagi,”ucap gadis itu langsung terduduk setelah mengatakan itu.
Arum langsung terbangun dari kasur empuk mahal itu, gadis itu megerjapkan mata nya beberapa kali bukan karena masih mengantuk tapi terkejut dan takjub, dimana dia sekarang, kenapa bagus sekali kamar ini.
“Hah apa aku lagi di hotel?”kaget gadis itu melirik ke seluruh ruangan.
“Kamar nya sangat besar, ada tv, ini benar benar sangat besar,”kaget gadis itu langsung berlari ke arah jendela.
Pandangan Arum langsung tertuju ke semua arah setiap inci bahkan sudut ruangan itu dia telusuri dia melebarkan mulut nya karena kaget melihat di sana, di beranda kamar itu melihat luas nya sebuah taman, banyak orang di sana.
“Wah di mana ini? Seperti di luar negeri,”teriak Arum dengan keras membuat para pelayan yang ada di bawah kaget.
“Eh siapa itu?”
“Kayak nya pacar tuan Alaska semalam di ajak kesini,”
“Tapi kok gaya nya alay banget kayak ga pernah ke sini aja,”
“Anak orang kaya juga kan?”
“Entahlah.”
Para pelayan saling berbisik melihat Arum yang seperti itu, gadis itu membuka pintu kamar nya dan melangkah kan kaki keluar kamar dia melihat sepanjang lorong sana interior yang mewah lukisan khas eropa.
Dia benar benar takjub ini bukan seperti hotel tapi seperti sebuah kerajaan tapi kenapa dia di sini di mana Alaska berada, apakah pria itu menjual nya pada orang kaya, kira kira seperti itu lah pikiran nya.
“Pak, Pak Aska, pak Aska!!!”teriak Arum dengan keras.
“Wah kenapa banyak pelayan, apa ini benar kerajaan mereka memakai seragam,”kaget Arum kembali melihat pelayan yang sibuk bekerja di lantai bawah dari atas.
Bagaimana tidak karena masih pagi tentu para pelayan masih membersihkan mansion Arnolda, saat gadis itu berjalan jalan dia bertemu dengan seorang wanita yaitu kepala pelayan Arnolda.
“Nona Arum sudah bangun?”tanya seorang wanita itu.
“Eh tahu tempe,”kaget Arum dengan lucu nya.
“Haha nona apa anda baik-baik saja?”tanya wanita itu kembali.
“Eh nona? ibuk kenapa panggil Arum nona, gausah panggil nona panggil Arum saja,”ucap gadis itu bingung.
“Tidak mungkin non, anda pacar tuan Aska bukan, masa saya panggil Arum, tuan akan memarahi saya,”ucap wanita paruh baya yang terlihat berwibawa itu.
“Tuan aska? Pak Aska? Eh pak Aska di sini kan?!”tanya gadis itu dengan kaget nya.
Ya bukan nya kaget karena pelayan itu memanggil nama Alaska tuan dia kaget ternyata Alaska juga ada di sana, dengan cepat Arum langsung melihat kanan dan kiri di mana Alaska berada.
“Dimana pak Alaska berada? Aku kira, dia meninggalkan aku,”ucap gadis itu dengan memanyunkan bibir nya.
“Tidak nona, tuan masih tidur nona,”ujar pelayan itu.
“Kok masih tidur sih jam segini? Apa karena weekend maka nya masih tidur?”tanya Arum bergumam kepada diri nya sendiri.
“Jika anda mau membangunkan tuan, bangunkan saja nona. Apa kalian anda janji bersama? Ini kamar tuan,”tunjuk bibi itu di depan pintu tempat mereka berdiri.
“Loh kamar? Ini sebenarnya apa sih hotel ya bi?”tanya Arum dengan polos.
“Nona tanya saja pada tuan, saya lanjut dulu nona,”ucap pelayan itu menunduk hormat lalu berlalu dari sana.
“Loh ibuk, malah kabur,”ucap gadis itu dengan bingung.
Arum melihat pintu kamar itu dengan pelan, suasana dari dalam sepertinya sangat damai apakah pria itu benar benar masih tidur. Tapi sepertinya dia harus membangunkan Alaska karena dia harus bertanya di mana dia di bawa.
“Masuk aja deh bangunin lagi pula udah pagi, aku kira pak Aska tipe manusia moncong person ternyata sangat jauh dari cover nya,”gumam gadis itu menggeleng tidak percaya.
Tok tok…
gadis itu beberapa kali mengetuk pintu kamar Aska tapi tidak ada sahutan atau balasan dari dalam, sedangkan di dalam kamar itu tengah tertidur seperti kebiasaan buruk nya hanya memakai boxer dan selimut yang menutupi setengah badan nya saja.
Ya Alaska sangat suka posisi tidur tengkurap seperti itu, suara ketukan pintu tidak membuat tidur nya terganggu. Beberapa kali Arum mengentuk masih belum ada balasan hingga akhirnya dengan kesal Arum membuka pintu itu.
“Pak Aska! Kok ga di jawab!”kesal gadis itu membuka pintu kamar Alaska.
Tapi tidak ada jawaban juga, gadis itu seketika takjub bahkan kamar ini lebih besar dari kamar yang dia tempati, gadis itu berjalan melewati satu ruangan lain hingga dia sampai di kamar tidur di sana Arum seketika kaget menutup mulut nya.
“Bau tai,”gumam Arum padahal bukan bau tai tapi bau pengharum ruangan yang tidak biasa di cium Arum.
“Pak, pak Aska ih kok gelap banget kamar nya di mana lampu nya ini ga di nyalain,”gumam gadis itu berusaha meraba raba.
Arum berusaha memanggil Arka tapi tidak ada jawaban sama sekali, kamar pria itu memang gelap. Bahkan aroma di sana dominan adalah harum milik Alaska yang Arum kenal.
Gadis itu berjalan pelan beberapa kali kaki nya terbentur sesuatu hingga akhirnya dia merasa terbantar hal lain, saat Arum ingin menahan nya dia malah menginjak sesuatu seperti selimut yang terjatuh dan malah melilit kaki nya.
“Arghhh tolong selamatkan aku, aku akan jatuh,”teriak Arum dengan keras.
Dan saat itu juga Arum terjatuh dengan kuat, gadis itu memejamkan mata nya, hei ini sama sekali tidak sakit? Ah dia tau samar samar ruangan ini memang gelap tapi sedikit ada pencahayaan yang bisa dia rasakan.
Sepertinya ini di atas kasur, ya karena itu terasa sangat empuk. Arum mengelus dada nya untung saja dia tidak terjatuh ke lantai kalau saja dia terjatuh di lantai itu pasti benar benar sakit.
“Huh untung saja bukan ke lantai jatuh nya,”gumam gadis itu berusaha mencari pegangan sesuatu untuk berdiri.
Saat Arum sedang meraba raba sesuatu di kasur karena dia ingin berdiri, tiba tiba dia merasakan sesuatu sebuah benda keras di tangan nya. Arum dengan bingung melanjutkan aksi nya.
“Eh apa ini? Kok bergerak gerak? Duh mana gelap lagi?”gumam gadis itu.
“Di mana tangan mu kau letak kan bocah nakal,”