Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadian nih yeee...
"Kita mau kemana tuan, ini sudah malam. Sudah jam malam malam, nanti nyonya...
"Bisa nggak sih, kalau kita berdua nggak perlu panggil aku dengan sebutan aneh kamu itu, panggil aku dengan panggilan lain." Kendra memotong ucapan Dania dan memprotes panggilan Dania padanya.
"Panggilan itu pantas buat tuan. Lagi pula tuan kan majikan saya."
"Mulai malam ini aku kasih tahu kamu kalau aku bukan lagi majikan kamu. Tapi, mulai malam ini aku pacar kamu." Dania melebarkan matanya dan menatap ke arah Kendra.
"Maksud tuan apa, kapan saya jadi pacar tuan? lagi pula saya...
"Pokoknya kamu sudah resmi jadi pacarku. Tidak ada penolakan!!"
"Eehhhh...mana bisa begitu, kok maksa sih.. Saya kan belum ngomong mau terima tuan. Tapi kenapa sekarang tuan malah ngomong begitu, namanya itu pemaksaan!!"
"CK.. sudahlah, lagi pula mau kamu pikir seratus atau pun seribu kali kamu tetap akan Jadu pacar ku. Jadi, mulai malam ini kamu sudah resmi jadi pacar Kendra,Oke?"
"Nggak. Nggak oke, mana ada begitu..tuan saya..
Cup...
"Tuannnnnn..!! Kenapa sih hari ini suka banget cium-cium saya !!"
"Kenapa, nggak terima..hemm? Kalau nggak terima kamu bisa balikin lagi kok...nih !!"
Plak..
Dania memukul pelan lengan Kendra .Rasanya hari ini Kendra buat Dania kesal. "Tuan lagi nyetir, jangan aneh-aneh deh, kalau nabrak gimana!"
Kendra menepikan mobilnya di bahu jalan. "Nah sekarang..aku kasih kamu kesempatan buat balikin apa yang tadi aku lakuin, ayo...!" Kendra mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan wajah Dania. Hal itu membuat Dania memundurkan tubuhnya. "Ayo, katanya mau bales..nih...bibir aku, pipi aku, sudah siap loh..!" Dania membuang nafas kasarnya melihat tingkah Kendra yang super super menyebalkan malam ini.
"CK...sama saja saya cium tuan dong.. CK licik.."
"Eeehhh...sayang, itu namanya bukan licik lah, aku cuma kasih kamu kesempatan buat balas apa yang aku lakukan sama kamu dari tadi siang sampai sekarang.Ayo !!"
"CK...tau ahhh...!!"dengan kesal Dania memalingkan wajahnya menatap ke arah luar kaca mobil.
Kendra melihat wajah Dania yang sudah di kesal membuat Kendra semakin gemas. "Sini, lihat aku...sayaanggg...please.."
Apa-apaan dia panggil sayang-sayang, astagfirullah...yang ada aku di buat baper kalau kayak gini. Please...stop tuan, jangan sampai aku benar-benar berharap. Kalau seandainya tak sesuai dengan pengharapan yang ada nanti aku sakit hati.
"Dania.." Kendra memanggil Dania. Terlihat Kendra menggenggam tangan. "Dania lihat aku!!" Kendra kembali bicara dan kemudian menaikkan dagu Dania sampai kedua mata mereka saling bertemu.
"Tolong percaya sama aku, berikan aku kesempatan untuk membuktikan apa yang aku ucapkan.Aku bulan hanya sekedar bicara. Aku ingin kita mencobanya, bagaimana?" Dania menatap dalam bola mata Kendra.
Seperti ada yang Dania cari disana. Namun, sepersekian detik..Dania lagi-lagi tidak menemukan kebohongan di dalam sana.
"Saya cuma takut...
"Dania, cukup percaya sama aku. Apapun yang terjadi, kamu hanya perlu percaya dengan ku. Kalau pun kamu ragu, kamu bisa tanya langsung padaku."
"Tuan, saya...
Kendra meletakkan telunjuknya menempel di bibir Dania. Sampai Dania pun urung melanjutkan ucapannya. "Tolong jangan panggil aku dengan sebutan itu, mulai sekarang..kalau kita cuma berdua kamu harus bisa mengubah panggilan itu. Mengerti?"
"Tapi, saya harus panggil apa? Saya bingung.."
"Gimana kalau honey, sayang, cinta, atau...
"Mas saja, gimana? Kalau selain itu sepertinya sangat berlebihan deh.."
Jawaban Dania sontak membuat Kendra berpikir sejenak. "Kenapa kamu nggak panggil aku sa...
"Mas, itu yang cocok buat tuan." Dania memotong ucapan Kendra dan memutuskan untuk memanggil Kendra dengan sebutan mas.
"Hahh...baiklah, kedengaran nya nggak terlalu buruk sih.., oke kalau gitu kita makan malam dulu. Setelah itu, aku mau ajak kamu ke suatu tempat."
"Loh, ini kan sudah malam tu...ehh..mas, nanti gimana kalau nyonya cariin kita."
"Nggak , mama nggak akan cariin kita malam ini. Kamu tenang saja. Oh iya, kamu mau makan apa malam ini?" Dania menoleh ke arah Kendra. "Katakan, malam ini kamu mau makan apa? Anggap saja malam ini, malam pertama kita kencan." ucapan Kendra sontak membuat Dania tersipu malu. Bahkan rona pipinya terlihat lebih merah.
"CK... apa-apaan sih , kayak ABG saja kencan. Memang nya mas yakin mau kesana kalau aku bilang?" Kendra menoleh sejenak ke arah Dania lalu kembali fokus dengan jalanan kota Jakarta yang padat.
"Katakan, dimana pun aku akan ikut." Jawaban Kendra begitu yakin dan mantap. Dania pun akhirnya menyebutkan sebuah kawasan kuliner terkenal di Jakarta.
"Gimana kalau kita ke daerah Blok M. Aku ingin makan gultik. Sepertinya sudah lama banget aku nggak makan disana." Kendra mengernyitkan dahinya mendengar tempat yang diinginkan sang kekasih.
"Blok M, kamu yakin? Kamu mau makan apa tadi...Gul_
"Gultik, disana ada tempat langganan aku waktu sekolah, biasanya sama temen-temen sesekali datang kesana. Memang nya mas Kendra belum pernah?" Kendra menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah kita kesana, kamu tunjukkan arahnya." Dania pun tersenyum sumringah mendengar penuturan Kendra.
Akhirnya mereka memutuskan untuk ke salah satu tempat makan di pinggir jalan di daerah Blok M. Kendra memarkirkan mobilnya di pinggiran jalan yang ada di sepanjang Blok M.
Malam itu terlihat begitu ramai, apalagi menjelang Weekend begitu penuh para muda mudi kumpul disana.
"Dimana tempatnya, masih jauh?" Kendra yang baru pertama kali ke daerah itu pun sedikit kurang nyaman karena banyak orang di sepanjang jalan yang terlihat padat.
"Deket kok, kita ke sebelah sana!" Dania memukul sebuah arah dan Kendra mengernyitkan keningnya dengan wajah heran.
"Disana, disana kayaknya cuma ada deretan penjual sama deh, mana ada restoran disana."
" Memangnya siapa yang bilang kalau kita mau makan di restoran? Nggak ada kan?" Kendra melebarkan matanya mendengar ucapan Dania.
"Heiii ... maksud nya gimana, kamu mau ngajak aku makan di pinggir jalan gini maksudnya? Kamu ini..
"Mau atau nggak, inilah kalau pacaran sama orang miskin. Kalau mas nggak mau ya su....
"Oke, aku mau. Ayo !!" Kendra menyambar tangan Dania dan menggenggam nya dengan erat.
Dania menatap tangannya yang Kendra genggam. Rasanya dada berdebar-debar dengan perlakuan Kendra padanya. Dania menatap wajah Kendra dari samping, lalu dia tersenyum. Kendra yang merasa di perhatikan dia pun menoleh ke arah Dania dan tatapan keduanya pun saling bertemu.
Melihat tatapan dalam Kendra membuat Dania merasa malu. Dania pun menoleh ke arah sembarang arah dengan wajah Semerah tomat karena merasa malu. Kendra hanya bisa geleng-geleng kepala pelan melihat tingkah malu-malu Dania. Hal itu membuat Kendra merasa gemas dangan tingkah kekasihnya.
Bersambung
Tunduk deh...