NovelToon NovelToon
Aku Kalah Dengan Yang Baru

Aku Kalah Dengan Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Penyesalan Suami
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Sepuluh tahun menikah bukan menjadi jaminan untuk terus bersama. gimana rasanya rumah tangga yang terlihat adem-adem saja harus berakhir karena sang istri tidak kunjung mempunyai anak lantas apakah Aisy sanggup di madu hanya untuk mendapatkan keturunan?? saksikan kisahnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Beberapa minggu berlalu. Proses administrasi berjalan, berkas lengkap, dan gugatan resmi pun diajukan ke pengadilan agama. Tapi saat sidang pertama digelar, suasananya jauh dari yang Aisy bayangkan.

Reyhan datang dengan pakaian rapi, senyum tenang, dan tiga pengacara terkenal di sisinya, ia terlihat begitu percaya diri kalau dirinya yang menenangkan sidang ini.

Dia sedikit melirik ke arah Aisy, dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Kau tidak mungkin bisa melawanku Ais," ucapnya penuh seringai.

Sementara Aisy hanya datang berdua bersama Maya, wanita itu hanya menunduk sambil melafalkan dzikir, agar jalannya sidang pada hari ini lancar, hingga beberapa detik kemudian ia mendengar suara dari pihak Reyhan.

“Yang Mulia,” ucap salah satu pengacara Reyhan, “klien kami menolak gugatan perceraian. Ia masih mencintai istrinya dan ingin memperbaiki rumah tangga mereka.”

Kata-kata itu membuat Aisy membeku. Tangannya meremas map di pangkuan. Ia tahu Reyhan bukan ingin memperbaiki, tapi ingin mengikat lagi agar ia tidak bisa lepas.

Maya berusaha menahan diri. Tapi setelah sidang usai, ia memandang Aisy dengan raut berat.

“Bu Aisy… saya mohon maaf, tapi saya tidak bisa melanjutkan. Kasus ini terlalu riskan, dan saya tidak ingin nama kantor saya terseret konflik personal yang... berat sebelah.”

Aisy terpaku. “Maksudnya, Bu Maya menyerah?”

Maya menunduk. “Saya realistis. Kadang kita tidak bisa melawan sistem yang sudah dikendalikan.”

Seketika dunia Aisy seolah runtuh lagi. Setelah semua keberanian yang ia kumpulkan, semuanya kembali mentah.

Ia berjalan keluar pengadilan dengan langkah gontai. Namun di halaman depan, seseorang sudah menunggunya.

Kenny.

Pria itu menatapnya dengan mata tenang, tapi sorotnya tajam penuh amarah. “Aku dengar dari sekretaris pengadilan,” ucapnya pelan, “Reyhan menolak cerai, ya?”

Aisy hanya mengangguk. Matanya mulai basah.

“Dia menang lagi, Pak… dia selalu menang.”

Kenny mendekat, lalu berkata tegas, “Bukan. Dia cuma belum tahu siapa yang akan dia lawan kali ini.”

☘️☘️☘️☘️

Beberapa hari kemudian, suasana di rumah Aisy sedikit berubah. Ia baru saja selesai menunaikan salat Isya ketika suara ketukan pelan terdengar di pintu. Saat dibuka, di hadapannya berdiri Kenny dengan wajah serius dan map tebal di tangan.

“Aku nggak tahan lihat kamu terus dipermainkan, Ais,” ucapnya langsung. “Mulai malam ini, kamu nggak sendirian.”

Ia menyerahkan map itu. Aisy membuka, dan matanya membesar—di dalamnya ada tiga kartu nama pengacara senior dari firma hukum berbeda.

“Ini…” suaranya tercekat.

“Tiga pengacara terbaik yang aku tahu. Satu ahli hukum keluarga, satu bidang kekerasan dalam rumah tangga, dan satu lagi spesialis hukum korporasi. Mereka akan bantu kamu dari semua sisi, baik pribadi, aset, maupun perlindungan hukum.”

Aisy menatapnya tak percaya. “Pak Kenny, ini terlalu banyak… saya nggak bisa ...”

“Jangan tolak, Ais,” potongnya lembut tapi tegas. “Kamu berhak atas kebebasanmu. Dan aku berhak bantu kamu.”

Aisy terdiam lama. Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. Tapi kali ini bukan karena sedih melainkan karena lega.

Untuk pertama kalinya, seseorang benar-benar berdiri di pihaknya tanpa ragu.

“Terima kasih, Pak Kenny…” ucapnya serak. “Mungkin Tuhan benar, Dia cuma menunda supaya aku nggak sendirian lagi.”

Kenny menatapnya, mata mereka saling bertemu dalam diam.

Dan dalam keheningan malam itu, Aisy tahu perjuangannya baru saja dimulai. Tapi kali ini, ia tak lagi melangkah sendiri.

☘️☘️☘️☘️☘️

Pagi itu, Aisy baru saja selesai rapat singkat di ruang pelatihan. Ia merapikan map dan hendak keluar ketika seseorang mengetuk pintu dari luar.

“Boleh saya masuk, Dokter Aisy?” suara itu lembut tapi tegas.

Aisy menoleh dan tersenyum. “Pak Kenny... tentu, silakan.”

Pria itu masuk sambil membawa dua cangkir kopi dan sekotak kecil roti gandum.

“Sepertinya kamu belum sempat sarapan,” ucapnya, menaruhnya di meja. “Aku kebetulan lewat kedai, sekalian beli buat kamu.”

Aisy tersenyum kecil, sedikit kikuk. “Terima kasih, tapi repot sekali, Pak.”

“Repot itu kalau aku nggak tahu kamu kerja dari pagi tanpa istirahat.” Nada suaranya lembut, tapi sarat perhatian.

Aisy terdiam, lalu duduk pelan. Mereka menikmati sarapan sederhana itu di tengah sunyinya ruangan. Dari jendela, cahaya pagi jatuh lembut di wajah Aisy, memantulkan keanggunan yang tak dibuat-buat.

Kenny menatapnya sesaat sebelum mengalihkan pandangan. “Aku sudah bicara dengan beberapa orang semalam,” katanya akhirnya. “Tiga pengacara siap bergabung di pihakmu. Mereka bukan orang sembarangan — semuanya punya reputasi bersih dan berani.”

Aisy memandangnya tak percaya. “Pak Kenny... saya bahkan belum tahu bagaimana cara membalas kebaikan sebesar ini.”

Kenny menatapnya dalam, nada suaranya tulus. “Kamu nggak perlu balas apa pun, Ais. Aku cuma nggak mau lihat kamu berjuang sendirian lagi.”

Aisy menunduk, matanya bergetar menahan haru. “Setelah Bu Maya mundur, aku sempat berpikir semuanya selesai. Aku... bahkan sempat ingin menyerah.”

“Justru di situlah kamu butuh berdiri lagi.” Kenny berkata pelan, tapi penuh keyakinan. “Kamu sudah terlalu lama bertahan dalam diam. Sekarang saatnya kamu bertahan dengan suara.”

Kalimat itu menancap lembut di dada Aisy. Ia menggenggam cangkirnya erat, menatap keluar jendela. “Aku berutang banyak pada Tuhan,” bisiknya. “Dulu aku minta diberi seseorang yang bisa menuntun, bukan membelenggu. Mungkin... Tuhan menjawabnya lewat kamu.”

Kenny tersenyum samar, menatapnya dengan lembut. “Kalau begitu, izinkan aku tetap di sini sampai kamu bisa berdiri tanpa rasa takut lagi.”

☘️☘️☘️☘️☘️

Hari-hari berikutnya, kantor hukum yang Kenny tunjuk mulai menjadi tempat Aisy menemukan kembali keberaniannya. Bersama tiga pengacara tangguh yang disiapkan Kenny, mereka menyusun strategi bukti-bukti verbal, catatan keuangan, dan kesaksian beberapa saksi yang dulu bungkam karena takut.

Setiap kali Aisy mulai cemas, Kenny selalu punya cara menenangkannya kadang lewat kata sederhana, kadang hanya lewat kehadiran diam yang menenangkan.

Tanpa mereka sadari, kedekatan itu mulai tumbuh menjadi sesuatu yang lebih dalam.

Kasus Aisy bukan sekadar gugatan biasa.

Ia menggugat karena menolak untuk dimadu menolak hidup dalam bayang-bayang istri lain yang dipaksakan atas nama cinta dan agama.

Baginya, pernikahan seharusnya tentang kesetiaan yang saling, bukan kepemilikan sepihak.

Suatu malam, setelah pertemuan panjang dengan tim hukum, Aisy keluar dari gedung kantor hukum dengan wajah letih. Hujan turun gerimis. Di depan, mobil Kenny sudah menunggu, lampunya menyala lembut.

“Naiklah, aku antar pulang,” katanya membuka pintu.

“Tidak usah repot, Pak Kenny. Saya bisa naik taksi ...”

“Aku tahu kamu bilang begitu karena sungkan. Tapi malam ini hujan, dan aku nggak mau kamu sendirian.”

Nada suaranya tegas tapi lembut. Aisy akhirnya masuk, duduk di kursi penumpang. Di dalam mobil, udara terasa hangat dan sunyi. Hanya suara rintik hujan di atap yang menemani.

Saat lampu merah menyala, Kenny menatap sekilas ke arah Aisy. “Kamu tahu, Ais... dulu aku pikir aku cuma ingin bantu kamu keluar dari masalah.”

Ia berhenti sejenak, suaranya menurun menjadi lirih. “Tapi semakin sering aku lihat kamu berjuang, aku sadar... aku juga ingin jadi alasan kenapa kamu bisa tersenyum lagi.”

Aisy menoleh perlahan. Tatapan mereka bertemu dalam cahaya lampu jalan yang lembut. Tak ada yang perlu dijelaskan lagi semuanya tergambar di mata mereka.

Hujan masih turun, tapi di dalam mobil itu, dunia seolah berhenti sejenak. Aisy tidak tahu harus menanggapi seperti apa ucapan pria disampingnya itu, yang jelas untuk saat ini dirinya sedang tidak memikirkan ke arah situ, entah hatinya masih tertutup atau rasa trauma itu masih ada, meskipun ia sudah berdamai dengan masa lalunya.

Bersambung ....

Semoga suka ya.

1
Sasikarin Sasikarin
di tgu2 karma mantan mertua blm Jgn nongol sih... othor plese tuk karma nya
Ayumarhumah: Sabar kak setelah pendekatan Aisy dulu ya sama Kenny 🙏🙏🙏
total 1 replies
Narti Sunarti
semangat author kuuu🥰🥰💪💪 d tunggu up nya
Ayumarhumah: Iya kakak ... makasih banyak ya 🥰🥰🥰🙏🙏
total 1 replies
Mela Nurmala
double up thor..
Ayumarhumah: ini udah Double kakak 🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Ayumarhumah: iya kakak makasih banyak ya
total 1 replies
Dew666
😍😍
Narti Sunarti
alhamdulillah,,, prahara dgn Reyhan akhirnya selesai,, semoga aisy bahagia🥰 lanjut Thor semangaaat💪
Ayumarhumah: iya kakak ....
total 1 replies
Dew666
🌻❤️
Kasih Bonda
next Thor semangat
Ayumarhumah: Iya Kakak ....
total 1 replies
Tasmiyati Yati
bahagia selalu aisy
Narti Sunarti
d tunggu lanjutannya thor💪💪💪🥰
Siireng Siireng
gak akan bosan kalo sering2 up kak
Kasih Bonda
next Thor semangat
Dew666
😍😍
Tasmiyati Yati
kalau ada pria mau poligami dan berjanji akan adil itu bohong tak ada manusia yg bisa adil kecuali Rosulullah
Ayumarhumah: iya kakak .... 🥰🥰🥰
total 1 replies
Aether
Klise adegan suami selingkuh tapi nuduh istri yang selingkuh
Ayumarhumah: di cerita nyata juga sering kok terjadi 😂😂😂
total 2 replies
Narti Sunarti
suasana semakin memanas senangnya hatiku,,, ayo semangat Thor d tunggu up nya💪💪💪🥰🥰🥰
Kasih Bonda
next Thor semangat
Tasmiyati Yati
jangan terlalu dekat dulu Aisy takut di gunakan senjata oleh Reyhan buat memutar balikin fakta
Kasih Bonda
next Thor semangat
Tasmiyati Yati
menjalin hubungan nya jangan sekarang nanti pihak Rayhan memutar balik fakta menuduh Aisy selingkuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!