NovelToon NovelToon
Nikah Sat Set

Nikah Sat Set

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Time Travel / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:288
Nilai: 5
Nama Author: Alrumi

Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melihat Perdebatan

"Ya ampun yah, ternyata sudah di siapkan juga. Calon besan sama mantu kita nih benar-benar membuat kita spot jantung. Ada saja gebrakannya." ucap ibu Marisa dengan lantangnya tanpa di filter sedikit pun.

Hal ini membuat kedua ibu-ibu yang ada dihadapannya hampir saja tertawa keras tapi mereka berusaha bersikap professional agar tidak terkesan buruk dimata klainnya ini.

"Hm... ibu nih, langsung aja bicara tanpa dilihat dulu situasinya." kata ayah Ferdi mengingatkan ibu Marisa.

"Mau gimana lagi coba yah, ini yang bicara langsung kan bibir ibu. Jadi, yah begini lah keadaannya. Emang ayah nggak kaget, semua loh ini di persiapkan sama calon besan dan calon mantu. Kalau ibu sih jujur, jantung rasanya mau copot. Belum lagi lamaran kemarin yang dadakan, mahar lamaran yang fantastis di kasih mobil dan perhiasan. Sekarang semua dekorasi dan catering pun di tanggung juga.

Ya, seperti yang sudah di perkirakan kemarin satu mobil yang cantik itu memang mahar yang di berikan Satria untuk lamaran mereka kemarin.

Bahkan mobil itu kini masih berada di halaman rumah, rasanya benar-benar tak masuk akal. Karena pernikahan ini bisa di bilang begitu singkat dan padat jadwal. Kemarin lamaran tiga hari nikah dan hari ini persiapan pernikahan di hari pertama.

Sehingga tersisa dua hari lagi. Waktu yang benar-benar singkat. Rasanya benar-benar tak bisa di bayangkan bisa terjadi pada putrinya.

Namun kenyataannya inilah yang terjadi pada putrinya, mau menolak pun sudah terjadi dan saat ini yang bisa dilakukan oleh Misel dan keluarganya hanya bisa menerima saja.

"Ayah juga sama bu, sebenarnya masih belum percaya dengan lamaran putri kita kemarin. Tapi sekarang semuanya sudah terjadi. Ya, ayah menerima saja." ucap ayah Ferdi yang langsung menjawab sesuai isi hatinya saat ini.

"Iya sih yah, ya udah bu. Silahkan masuk ke dalam, saya coba makan dan minuman di dalam saja. Maaf perkataan saya barusan membuat ibu-ibu terganggu." ucap ibu Marisa yang pada akhirnya menerima keadaan.

"Baik bu." ucap kedua ibu tersebut bersamaan.

Ibu Marisa dan kedua ibu tersebut pun langsung masuk ke dalam rumah. Sementara ayah Ferdi, ia masih tetap di depan pintu untuk melihat sudah sejauh mana pembuatan dekorasi di halaman rumahnya.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam rumah, alangkah terkejutnya ibu Marisa yang melihat Misel masih tertidur di kursi.

"Ya ampun, sayang kamu kok masih tidur di kursi." ucap ibu Marisa.

"Sebentar ya bu, saya bangunkan dulu putri saya nya." ucap ibu Marisa lagi.

"Iya bu, silahkan." ucap ibu Ratna mewakilkan.

"Sayang bangun, udah pagi." ucap ibu Marisa mencoba membangunkan Misel.

Tak ada jawaban dari Misel sedikit pun, bahkan gerakan kecil pun tak Misel lakukan saat ini. Sehingga membuat ibu Marisa mulai memanggil Misel kembali dengan sedikit menggerakkan tubuh Misel.

"Sayang, bangun... sayang... udah pagi loh ini." ucap ibu Marisa.

"Ah... Ibu, lima menit lagi. Aku masih ngantuk." ucap Misel yang sudah menjadi kebiasaan dirinya saat ibu Marisa membangun kan Misel, ia pasti akan bersikap seperti itu.

"BANGUN SEKARANG ATAU IBU SIRAM DENGAN AIR." ucap ibu Marisa yang sudah geram dengan tingkah putrinya ini.

Sontak membuat kedua ibu-ibu itu langsung mengeluarkan kata-kata kagetnya.

"Dodol kaget." ucap ibu Ratna latah.

"Oncom kaget, eh... kenapa saya jadi inget oncom." ucap asisten ibu Ratna.

Suara keras dari mereka bertiga pun, akhirnya membuat Misel terbangun dan langsung duduk.

Masih belum sadar dengan apa yang terjadi, kini membuat Misel masih diam membeku. diliriknya sekilas mereka bertiga oleh Misel.

Sebelum akhirnya ia terkejut kaget setelahnya.

"APA? Ibu, siapa mereka berdua. Kenapa mereka berteriak." ucap Misel yang tiba-tiba kaget. Padahal seharusnya ia kaget sedari tadi, tapi ini malah sebaliknya. Benar-benar aneh bukan, tapi itulah yang terjadi.

"Hey... Jangan bersikap tidak sopan. Turunkan telunjukmu itu." ucap ibu Marisa yang geram karena tingkah Misel yang langsung menunjuk ibu Ratna dan asistennya tanpa menurut kan lagi tangannya. Sehingga ibu Marisa pun mengingatkan Misel untuk segera menurunkan tangannya.

"Ah... Iya, maaf ibu. Saya bersikap kurang sopan sama kalian." ucap Misel dengan perasaan bersalah yang amat dalam karena sikapnya yang kurang baik.

"Ah... Iya nona tak apa, kami yang salah karena terkejut juga sampai membuat nona terkaget-kaget." ucap ibu Ratna.

"Terimakasih bu." ucap Misel dengan tulus.

"Sama-sama." ucap ibu Ratna sama asistennya hanya menjawab dengan anggukan kepala dan tak lupa senyum nya.

"Sekarang masuk ke kamar, cuci muka sekalian mandi dulu sana. Abis mandi nanti ke sini lagi." ucap ibu Marisa pada Misel.

"Sebentar lagi aja bu, Misel masih ngantuk. Boleh nggak, Misel tidur lagi dulu aja di kamar abis itu baru tidur." ucap Misel meminta keringanan untuk tidur lagi.

"Ibu bilang cuci muka dan mandi. Jadi, jangan tidur lagi. Cepatlah ibu kasih waktu kamu dua puluh menit. Jangan lebih dari itu, paham!" ucap ibu Marisa tak mau dibantah.

"Huh... baiklah, aku cuci muka dan mandi." ucap Misel yang sudah pasrah tak bisa mengelak lagi perintah ibu negara.

Dengan langkah gontai, Misel pun mulai melangkahkan kaki menuju kamarnya. Setelah itu, ia mulai cuci muka dan mandi.

Sementara, ibu Marisa kemudian mempersilakan kedua ibu-ibu ini untuk duduk di kursi.

"Maaf ya bu, kalian harus melihat perdebatan kami. Ini kebiasaan putri saya kalau di bangunin pasti seperti ini dan parahnya lagi bisa buat saya naik darah dengan alasan dan permintaan nya itu. Sekali lagi saya minta maaf atas kejadian ini." ucap ibu Marisa yang merasa bersalah.

"Ah... tak apa bu, itu udah biasa. Putri saya di rumah pun sama. Tapi bedanya usia putri saya masih sepuluh tahun. Namun tingkahnya hampir sama dengan putri ibu barusan. Gemas bahkan karena saking gemasnya saya sebagai ibunya jadi sering naik darah. Persis sama yang ibu lakukan barusan. Hehehe..." ucap ibu Ratna berkata sejujurnya.

"Hehehe... ternyata kita sama bu. Iya ibu benar mereka beda usianya saja, karena putri saya baru berusia dua puluh dua tahun. Namun, karakternya masih kaya bocah. Padahal bentar lagi dia mau nikah. Tak habis pikir saya bu sama dia ini. Kok bisa ya, masih kaya gini." ucap ibu Marisa tanpa di tutupi sama sekali karena itulah kenyataannya.

"Maklum saja bu, kita sebagai orang tua saja. Kalau udah pulang ke rumah pasti kaya bocah lagi. Iya nggak sih bu, hehehe..." ucap ibu Ratna.

"Ah... ibu benar sekali, saya juga kalau ke rumah nenek sama kakeknya putri saya. Pasti saya akan bersikap seperti bocah. Tidur di pangkuan nya, bercerita ini dan itu. Bahkan sampai ketiduran di pangkuan mereka. Rasanya saya kangen mereka." ucap ibu Marisa merasa di ingatkan kembali dengan situasi ketika ia berada di rumah nya sedari kecil.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!