Arion adalah segalanya yang diinginkan setiap wanita dan ditakuti setiap pria di kampus. Tampan, karismatik, dan pemimpin Klan Garuda yang tak terkalahkan, ia menjalani hidup di atas panggung kekuasaan, di mana setiap wanita adalah mainannya, dan setiap pertarungan adalah pembuktian dominasinya. Namun, di balik pesona mautnya, tersembunyi kekosongan dan naluri brutal yang siap meledak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnnniiiii25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Foto Luna yang terikat yang dikirim oleh Serena adalah cambuk yang memicu kembali naluri Arion, Bukan naluri playboy yang haus kesenangan, melainkan naluri predator yang akan melindungi miliknya. Setiap luka di tubuhnya, setiap pengkhianatan yang ia rasakan, kini terkonversi menjadi tekad membara. Luna adalah taruhannya dan Arion tidak akan membiarkan siapa pun memenangkan permainan ini darinya.
Namun jalan yang terbentang di depannya penuh duri, dan godaan lama itu yang selalu tahu cara merayunya kembali muncul, menguji setiap sendi dari janji yang ia ukir di hatinya.
Arion, Kenzie, Adrian, dan Profesor Hadi berkumpul di apartemen Arion. Suasana tegang, namun kini ada fokus baru mereka menyelamatkan Luna.
"Alditama punya pulau pribadi yang tidak terdaftar, Adrian sudah melacak pola pengiriman logistik ke sana, Ada kemungkinan Luna disekap di sana," Arion menjelaskan, menunjuk peta satelit di layar Adrian.
"Pulau pribadi?" Profesor Hadi merenung.
"Ini akan sangat sulit, Mereka pasti punya keamanan yang ketat, Kita tidak bisa langsung menyerbu."
"Kita butuh informasi lebih dalam tentang pulau itu, Denah bangunan, sistem keamanan, jumlah penjaga," Arion berkata, matanya menatap Adrian.
"Kau bisa meretas sistem keamanannya, Adrian?"Adrian menggaruk kepalanya.
"Sistemnya sangat canggih Dion, Aku butuh akses fisik ke server pusat mereka Atau setidaknya network mereka."
"Dan bagaimana kita bisa mendapatkan itu?" Kenzie bertanya.
Arion berpikir keras, Ia teringat akan ucapan Serena.
"Serena, Dia bagian dari sistem, Dia mungkin tahu akses ke server Alditama."Profesor Hadi menghela napas.
"Mendekati Serena lagi? Setelah semua yang terjadi? Itu terlalu berbahaya Arion."
"Aku tahu" Arion membalas.
"Tapi dia adalah satu-satunya yang punya akses ke dalam"
Arion memijat pelipisnya, Ia tidak suka ide ini, Itu berarti ia harus kembali ke medan perang yang ia benci, medan perang rayuan dan manipulasi.
Saat Arion sedang memikirkan strategi, ponselnya bergetar, Sebuah panggilan dari Violet, Arion ragu sejenak lalu kemudian mengangkatnya.
"Arion, Kudengar kau babak belur dan gadismu menghilang" suara Violet terdengar di ujung telepon penuh sindiran.
"Butuh pelipur lara?"
"Apa maumu Violet?" Arion bertanya, suaranya dingin.
"Aku tahu kau sedang mencari Luna," Violet membalas, nadanya berubah serius.
"Dan aku tahu siapa yang menyekapnya, Alditama."Arion terkejut.
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku punya mata dan telinga di mana-mana Arion, Terutama di lingkaran yang kau coba masuki ini," Violet berkata.
"Aku juga punya dendam pada Alditama, Dia menghancurkan keluargaku." Arion terdiam, Violet bisa menjadi sekutu yang tak terduga Atau jebakan lain.
"Aku bisa membantumu masuk ke sistem Alditama, Aku tahu beberapa celah," Violet melanjutkan.
"Tapi aku punya syarat, Aku ingin kau, Aku ingin kau bersamaku, Setelah semua ini selesai". Arion merasakan darahnya mendidih, Ini adalah tawarannya, Tawaran yang sama dari Serena, Sebuah pengulangan sejarah yang pahit.
"Aku tidak bisa Violet, Aku punya Luna." jawab Arion sementara Violet hanya tertawa sinis.
"Luna? Dia hanya gadis polos yang tidak tahu apa-apa, Dia tidak bisa melindungimu, tapi Aku bisa, Aku tahu bagaimana cara bermain di dunia ini Dan aku tahu kau menginginkanku Arion, Seperti dulu." ada jeda sedikit pada kata kata violet sebelum melanjutkan
"Pikirkan baik-baik Arion, Hidup Luna di tanganmu, Dan aku adalah satu-satunya yang bisa memberimu akses ke Alditama, Kecuali kau ingin kembali ke Serena yang licik itu?"
Telepon terputus, Arion mengepalkan tangan, amarahnya membuncah, Ia melirik Profesor Hadi, Kenzie, dan Adrian, Mereka melihat ekspresi Arion yang tegang.
"Siapa itu?" Kenzie bertanya.
"Violet," Arion menjawab dengan berat.
"Dia tahu tentang Alditama, Dan dia menawarkan bantuan Dengan syarat aku harus bersamanya."
Profesor Hadi menggeleng "Tidak Arion, Itu terlalu berbahaya, Violet sama manipulatifnya dengan Serena, Jangan percaya padanya."
Arion mengambil ponselnya, menatap foto Luna yang sedang terikat, yang dikirim Serena beberapa jam yang lalu. Rasa sakit dan kekecewaan di mata Luna seolah memanggilnya. Meskipun Luna tidak ada di sana secara fisik, kehadirannya sangat terasa di ruangan itu, di hati Arion, Ia tahu Luna akan sangat terluka jika ia mengkhianati janji mereka lagi.
Malam itu Arion tidak bisa tidur dengan nyenyak, Pikirannya dipenuhi oleh tawaran Violet ancaman Serena dan rasa sakit di mata Luna, Ia tahu ia harus menemukan cara lain, Cara yang tidak melibatkan, mengorbankan Luna atau kepercayaannya, Arion memutuskan untuk mengambil risiko, Ia menghubungi Adrian.
"Aku butuh kau untuk melacak setiap gerakan Violet, Setiap komunikasi, Aku ingin tahu apa yang dia lakukan Siapa yang dia temui."
"Baik bos," Adrian membalas. Arion lalu menghubungi Kenzie.
"Kenzie, kita akan menyusun tim, Kita akan mencari informasi tentang pulau pribadi Alditama Lewat cara lama, Secara fisik, Kita akan menyelinap ke sana."
"Itu gila Dion!" Kenzie berseru.
"Itu bunuh diri!"
"Aku tidak punya pilihan Ken" Arion membalas.
"Luna ada di sana, Aku akan membawanya kembali."
Arion menatap cermin, wajahnya babak belur, matanya lelah, Namun ada tekad baru yang membara di sana, Ia tahu ia harus menjadi lebih dari sekadar playboy yang takluk pada godaan, Ia harus menjadi penyelamat, Bukan hanya untuk Luna, tapi juga untuk dirinya sendiri.
Keesokan harinya, Arion dan Kenzie mulai mengumpulkan beberapa anggota Klan Garuda yang paling terpercaya, Mereka menyusun rencana untuk mengumpulkan informasi tentang pulau Alditama dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.
Sementara itu, Profesor Hadi mulai mengumpulkan informasi tentang Alditama Group dari sumber-sumbernya, mencoba menemukan celah hukum atau kelemahan publik yang bisa mereka manfaatkan.