NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Lily telah memutuskan untuk berpisah dengan Hans, walaupun keputusan itu membuatnya sakit hati, kecewa, dan sedih. Lily harus menerima kenyataan jika Hans telah membagi cinta dan hatinya untuk wanita lain, bagi Lily perpisahan adalah jalan yang terbaik. Hans dan ibunya terpaksa harus pergi dari rumah Lily, sedangkan para asisten rumah tangga Lily sedih dengan apa yang terjadi dengan tuan dan nyonya mereka. Hans telah menelpon dan memberitahu Dewi tentang perpisahannya dengan Lily, dan Hans mengontrak sebuah rumah sederhana untuk tinggal bersama ibunya. Dewi sendiri merasa tidak nyaman dengan perpisahan Hans dan Lily, dia merasa bersalah pada Lily, dan tante Meti juga terutama pada Mawar sahabat dekatnya sendiri.

Mawar belum mengetahui perselingkuhan kakak dan sahabatnya itu, karena Mawar masih berada di sebuah desa dalam rangka tugas kuliah. Sore itu Hans berkunjung di rumah Dewi.

Dewi: "Aku malu pada Mawar, mas." ucapnya dengan pelan. "Bagaimana jika dia mengetahui hubungan kita." tanyanya dengan cemas.

Hans: "Jangan bicara tentang rasa malu, Wi. Sejak awal seharusnya kamu memikirkan semuanya." sahutnya. Dewi terdiam, dia tahu telah melakukan kesalahan namun entah mengapa Dewi merasa nyaman bersama Hans. Yang Dewi butuhkan hanyalah cinta, kasih sayang dan perhatian, semua itu ada pada sosok seorang Hans.

Dewi: "Aku tahu, mas." sahutnya dengan pelan. Hans maupun Dewi sama-sama menyadari kesalahan mereka, namun tidak menyesalinya. Hans membutuhkan Dewi sebagai pemuas hasratnya, sedangkan Dewi hanyalah seorang wanita yang kesepian yang membutuhkan kasih sayang. Hans dan dewi kembali bercinta di rumah itu, mereka seakan tidak peduli dengan kekecewaan yang dialami oleh Lily, dan tante Meti.

Hans: "Aku tidak bisa melupakan sentuhanmu, Wi. Kamu selalu membuatku melayang." ucapnya dengan pelan di atas ranjang. "Teruskan, Wi." pintanya dengan pelan sambil menutup kedua matanya. Hans dan Dewi bercinta hingga malam, setelah sama-sama puas, Dewi mengajak Hans minum bersama di rumah itu. Awalnya Hans menolaknya, namun Dewi terus membujuknya hingga akhirnya Hans melakukannya juga.

Hans: "Aku sudah minum 2 gelas. Aku pulang dulu, ya. Ibu sendirian di rumah." ucapnya dengan wajah yang memerah.

Dewi: "Iya, mas. Besok kamu datang lagi, ya." sahutnya sambil tersenyum lebar. Hans menganggukkan kepalanya, lalu mencium kening Dewi dan melangkah dengan cepat meninggalkan rumah Dewi. Setelah Hans pulang, Dewi melanjutkan kegiatannya yaitu minum yang beralkohol. Sulit bagi Dewi untuk menghentikan kecanduannya terhadap minuman beralkohol, dia sering minum saat masih duduk dibangku sekolah menengah sampai sekarang dan Mawar tidak mengetahuinya karena Dewi selalu menyembunyikannya. Malam itu Mawar pulang ke rumah Lily, dia telah menyelesaikan tugas kuliahnya. Mawar memasuki halaman rumah Lily yang besar, satpam rumah Lily yaitu pak Bento hanya menatap Mawar dari pos jaga saat memasuki halaman rumah Lily. Dengan penuh semangat Mawar membuka pintu rumah itu, Mawar melangkah sambil tersenyum lebar.

Mawar: "Bu... Ibu." teriaknya sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. Beberapa kali Mawar memanggil ibunya namun tidak ada jawaban, bi Sita keluar dari arah dapur dan menghampiri Mawar.

Bi Sita: "Nyonya tidak ada, non." sahutnya dengan pelan.

Mawar: "Apakah ibu pergi, bi? Kenapa belum pulang?" tanyanya dengan rasa penasaran. Bi Sita menatap wajah Mawar yang kelihatan lelah, lalu bi Sita menoleh ke arah kamar Lily. "Ada apa, bi?" tanyanya lagi dengan penuh keheranan.

Bi Sita: "Nyonya Meti tidak ada, non. Dia tidak tinggal di sini lagi." sahutnya dengan pelan. Mawar tersentak kaget, dia menatap wanita tua itu dengan tatapan tajam.

Mawar: "Apa maksud bi Sita?" tanyanya dengan rasa penasaran. Bi Sita mulai mengatakan tentang semua yang terjadi antara Lily dan Hans hingga akhirnya Lily menyuruh Hans keluar dari rumahnya, dan tante Meti mengikuti Hans keluar dari rumah Lily.

Bi Sita: "Saya tidak tahu alamatnya." ucapnya. "Coba non telpon saja nyonya atau tuan Hans." pintanya.

Mawar: "Di mana kak Lily, bi?" tanyanya lagi.

Bi Sita: "Nyonya ada di dalam kamar." sahutnya sambil menoleh ke arah kamar Lily. Tanpa membuang waktu, Mawar berjalan ke kamar Lily.

"Tok... Tok." Mawar mengetuk pintu kamar Lily dengan pelan. Pintu kamar Lily tidak dikunci, setelah mengetuk beberapa kali akhirnya Mawar memberanikan diri membuka pintu kamar Lily.

Mawar: "Hai, kak." sapanya. Mawar melihat Lily sedang duduk di tepi ranjang sambil menyisir rambutnya yang panjang. Lily tersenyum tipis kepada Mawar.

Lily: "Apakah kamu baru datang?" tanyanya. "Bagaimana tugas kuliahmu? Apakah lancar?" tanyanya lagi dengan rasa ingin tahu.

Mawar: "Semuanya lancar, kak. Tinggal menunggu hasil akhirnya." sahutnya dengan rasa puas. Mawar menatap wajah kakak iparnya, wajah yang sedikit pucat. Lily tersenyum ke arah Mawar, namun senyuman itu tidak sehangat dulu lagi.

Lily: "Ada apa, Mawar? Mengapa kamu menatapku seperti itu? Apakah ada yang ingin kamu katakan?" tanyanya dengan wajah tenang.

Mawar: "Aku sudah mendengar cerita dari bi Sita, kak. Aku turut prihatin, kak. Aku membenci kelakuan mas Hans." ucapnya dengan rasa iba.

Lily: "Jangan iba padaku, Mawar. Aku kuat, kok." ucapnya sambil tersenyum tipis menatap pada Mawar. "Apakah bi Sita menyebutkan nama kekasih kakakmu?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Mawar: "Tidak, kak." sahutnya sambil menggelengkan kepalanya. Lily tersenyum sinis, dia beranjak dari tepi ranjang lalu melangkah pelan ke arah jendela kamarnya. Lily berdiri menghadap ke jendela kaca kamarnya.

Lily: "Mas Hans jatuh cinta pada Dewi. Dia adalah sahabat dekatmu." ucapnya sambil menoleh ke arah Mawar. "Mereka selalu bertemu di rumah Dewi. Mas Hans jarang pulang ke rumah." ucapnya. Mawar tersentak kaget, selama ini dia ketinggalan informasi. Saat mengerjakan tugas kuliahnya di sebuah pedesaan, Mawar tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun termasuk Dewi, karena signal yang kurang bagus.

Mawar: "Ya Allah, kak." serunya dengan wajah yang sedih. "Mengapa Dewi melakukannya?" tanyanya dengan suara lirih dan wajah yang sedih. "Mengapa kak Lily melepaskan mas Hans untuk Dewi?" tanyanya dengan wajah yang kelihatan kesal.

Lily: "Mereka saling mencintai, Mawar. Aku tidak bisa mempertahankan mas Hans lagi. Nama Dewi akan selalu ada dalam hati mas Hans. Aku tidak mau seperti itu." sahutnya.

Mawar: "Aku akan bicara dengan Dewi besok, kak." ucapnya dengam penuh keyakinan.

Lily: "Tidak usah, Mawar. Perkataanmu tidak berguna buat orang yang jatuh cinta." sahutnya. Mawar terdiam, dia seakan memikirkan perkataan Lily.

Mawar: "Aku membenci mereka berdua, kak." ucapnya dengan wajah kesal. "Perbuatan mas Hans mengingatkanku pada ayah." sahutnya dengan wajah sedih.

Lily: "Jangan mengotori hatimu dengan kebencian. Tidak akan ada gunanya, Mawar." sahutnya dengan bijaksana.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!