Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22
Ada masa di mana kita yang terlalu sibuk menghitung siapa saja yang tidak menyukai diri kita, sehingga melupakan bahwa hidup ini tidak sedang menunggu persetujuan siapa pun. Bahkan seberapa banyaknya mereka, hidupmu tidak akan berkurang sedikit pun selama langkah mu tidak pernah mengusik kehidupan orang lain.
Yang paling penting adalah kedamaian dalam hati mu bukan mereka yang tidak pernah menyukai dirimu.
Bayangkan jika setiap keputusan yang kita ambil di ukur dari seperti apa pendapat mereka, Apa dirimu tidak lelah dan tertekan.? Bagaimana jika mereka membenci dirimu bukan lah dari kesalahan mu, akan tetapi bayangan mereka sendiri.? Maka kita harus belajar, " Bukan semua pandangan harus di tampung, bukan semua cibiran harus di jawab. Hidup ini terlalu singkat untuk menjelaskan pada mereka yang tidak mengerti.
Ada sebuah pertanyaan yang terkadang selalu menghantui kita, "Kalau aku tidak di sukai apa aku gagal menjadi manusia yang baik.?
Jawabannya sederhana, selama apa yang dirimu lakukan tidak merampas, tidak melukai, dan tidak pernah mengganggu kehidupan orang lain maka dirimu tetap berada pada jalan yang benar. Orang boleh tidak menyukai dirimu, akan tetapi rasa menghargai dirimu sendiri akan lebih baik dari pada orang lain yang memandang mu.
Tidak semua orang harus menyukai dirimu, tapi jangan sampai dirimu tak mencintai dirimu sendiri.
Karena sejatinya, dunia ini tak akan runtuh hanya karena memikirkan mereka yang tak menyukai dirimu dan mereka yang tak menginginkan dirimu. Justru dunia yang ada pada dirimu akan menjadi kuat ketika dirimu berani berdiri tanpa menunggu dorongan orang lain. Dan pada akhirnya yang membuat diri mu bernilai adalah bukan seberapa banyak orang yang menyukai dirimu, melainkan seberapa tulus dirimu menjalani hidup tanpa merugikan siapa pun...
^^^Respect yourself first, then^^^
^^^the right people will follow...^^^
...· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·...
Waktu nyatanya begitu cepat berlalu, tanpa terasa kini Emily telah berada di bandara hanya dengan membawa pakaian yang melekat di tubuhnya dan juga ponsel yang ia genggam di tangan.
"Emily, apa kamu benar-benar ingin pergi tak ada sedikit pun ingin merubah keyakinan kamu.? " tanya Rehan dengan menatap Emily yang ada di sampingnya.
"Tidak ada lagi alasan untuk tetap di sini, aku hanya ingin melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Meraih apa yang seharusnya aku dapatkan dan melakukan apa pun yang aku inginkan. " ucap Emily dengan yakin menatap lurus kedepan.
"Apa pun yang menjadi keputusan kamu akan selalu aku dukung. " jawab Rehan dengan tersenyum melihat Emily.
"Terimakasih atas semua yang kamu lakukan kak, sungguh tak pernah terpikirkan bagaimana nanti jika aku masih tetap memaksakan diri tetap berada di sisi mereka. " ucap Emily dengan menatap lurus kedepan, melihat keluarga yang bergandengan tangan dengan suami dan juga anak yang ada di gendongan laki-laki.
"Masih banyak yang menginginkan kamu, masih ada orang yang benar-benar tulus dalam menginginkan kamu Emily. Sungguh aku pun menginginkan kamu, menjadi istri dan juga ibu dari anak-anak ku. " jawab Rehan dengan menatap Emily dengan tulus.
sedangkan Emily yang mendengarkan kejujuran Rehan terlihat terdiam menatap Rehan, wajahnya seketika memerah saat mendengarkan ungkapan yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya.
"Maaf kak, aku benar-benar tidak memikirkan hubungan yang seperti itu lagi. " jawab Emily dengan tegas dengan mengalihkan pandangannya dari Rehan.
"Aku akan tetap menunggu kamu sampai kamu mau dan juga yakin dengan diriku. Jangan terburu-buru Emily, karna aku juga tahu apa yang terjadi padamu sebelumnya. " ungkap Rehan dengan tersenyum melihat Emily.
Rehan meraih tangan Emily, menatap dengan tatapan hangat penuh ketulusan.
"Aku benar-benar tidak ingin memaksakan kehendak ku, sungguh Emily melihat kamu bisa terlepas dari kesedihan saja aku merasakan kebahagiaan tersendiri. Kamu harus bisa melepaskan semua yang menjadi penghalang mu, mereka tak layak menjadi alasan kamu tuk tetap bertahan karna bagaimana pun kamu harus tetap maju tanpa melihat ataupun mendengarkan mereka yang tak menyukai mu. aku yakin cepat atau lambat mereka akan menyadari bahwa dirimu benar-benar begitu berarti untuk mereka akan tetapi kesadaran itu tak akan pernah berarti bagi mu. karna kamu telah menyadari bahwa dirimu tanpa mereka justru akan lebih baik. " batin Rehan dengan menatap Emily yang ada di sampingnya.
"Kak terimakasih atas semua yang kamu lakukan, sungguh aku akan membalas semua kebaikan yang di berikan pada ku. " ucap Emily dengan melihat Rehan yang ada di hadapannya.
"Tidak perlu sungkan Emily, aku yakin pada kamu yang sekarang. Kamu akan lebih baik dari sebelumnya. Fokuslah dengan tujuan kamu, abaikan mereka yang tak menyukai dirimu. " jawab Rehan dengan memeluk Emily.
Emily yang mendapatkan pelukan mendadak dari Rehan terdiam dengan tangan yang masih bergelantung di bawah. Emily tersenyum dengan anggukan kepalanya.